Wednesday 2 August 2023

JSA ( Job Safety Analisis)

JSA ( Job Safety Analysis) adalah teknik manajemen keselamatan yang fokusnya pada identifikasi bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang dilakukan. JSA berfokus pada hubungan antar pekerja, tugas/pekerjaan, lingkungan kerja dan peralatan.

Siapa yang Wajib Menerapkan JSA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja wajib diterapkan oleh semua pihak yang terkait, seperti halnya JSA baik supervisor maupun pekerja, mereka harus bekerja sama untuk menerapkan JSA.

Pelaksanaan JSA dapat melibatkan berbagai pihak. Dalam perusahaan, pihak yang dapat terlibat antara lain :
  • Personil Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
  • Manajer di lokasi dibuatnya JSA
  • Operator
  • Teknisi yang mendesain peralatan
  • Personil Maintenance
  • Konsultan K3
Tugas Supervisor dalam penerapan JSA bertanggung jawab untuk membuat JSA mendokumentasikan berkas JSA memberi pelatihan kepada seluruh pekerja sesuai yang tercantum di JSA menegakkan prosedur kerja yang aman dan efisien.
Tugas Pekerja dalam penerapan JSA pekerja juga didorong untuk terlibat dalam pembuatan dan penerapan JSA, karena mereka yang paling mengetahui tentang bahaya serta bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan bahaya yang terdapat di area kerja mereka.

Pentingnya Penerapan JSA
Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan menjadi hal penting untuk menciptakan lingkungan kerja aman dan menekan angka kecelakaan kerja. Dengan membentuk operasi kerja yang sistematis, membangun prosedur kerja yang tepat, dan memastikan setiap pekerja sudah mendapatkan pelatihan dengan benar, Anda dapat membantu mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) di tempat kerja.

Salah satu cara terbaik untuk menentukan prosedur kerja yang tepat adalah dengan melakukan analisis bahaya yang terdapat di area kerja. Supervisor dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk menghilangkan dan mencegah bahaya di area kerja. Hal ini mungkin akan berdampak pada berkurangnya jumlah cedera dan PAK, berkurangnya absen pekerja, biaya kompensasi pekerja jadi lebih rendah, bahkan meningkatkan produktivitas. JSA juga menjadi alat yang sangat penting untuk melatih pekerja baru dalam melakukan langkah-langkah pekerjaan dengan aman.

Manfaat Menerapkan JSA Membantu dalam mengidentifikasi persyaratan alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan seperti pelindung pendengaran, mata, tangan, kaki, kepala, tubuh, pernapasan, peralatan bantuan manual handling dll.
Membantu dalam mengidentifikasi sumber energy berbahaya – LOTO seperti sumber panas, listrik, hydraulic, pneumatic energy, kimia, kinetik, mekanikal, sentrifugal, gravitasi dll.
Keterlibatan pekerja secara aktif dalam penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja.
Meningkatkan komunikasi dan kepercayaan (trust) antara manajemen dan karyawan.

Pekerjaan seperti apa yang membutuhkan JSA?
Hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan JSA. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan di analisa, diantaranya: Pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja atau PAK
Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan, bahkan untuk pekerjaan yang tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya
Pekerjaan dimana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan kecelakaan fatal atau cedera serius.Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan prosedur kerja Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis

Langkah-langkah Pembuatan JSA

1. Menentukan aktivitas pekerjaan untuk pelaksanaan JSA
Sebelum melaksanakan JSA, diperlukan penentuan aktivitas pekerjaan dengan membuat daftar aktivitas pekerjaan yang dirasa memerlukan penilaian bahaya. Dalam penentuan aktivitas pekerjaan ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas pekerjaan yang memiliki risiko terjepit, kontak dengan bahan berbahaya, potensi terkena paparan bahan/benda bergerak, terjatuh, maupun terpeleset. Pekerjaan-pekerjaan ini dapat berupa :Bekerja di ketinggian
Pengangkatan, angkat-angkut, mendorong, menarik, dan pekerjaan manual handling lainnya.
Bekerja dekat dengan peralatan yang dekat dengan sumber energi.
Penggunaan cranes, alat bantu pengangkatan atau peralatan mesin lainnya.
Bekerja sendiri atau bekerja di area yang terisolasi.
Pekerjaan lainnya yang mengharuskan pekerja naik ke atas maupun di bawah area kerja, seperti penggalian.
Dalam menentukan aktivitas pekerjaan untuk melaksanakan JSA, diperlukan pula data tambahan dengan mengkaji ulang data-data sebagai berikut :Riwayat cedera/penyakit akibat kerja
  • Laporan Insiden – Nearmiss
  • Data statistik kejadian First Aid
  • Safety Data Sheet (SDS)
  • Notulen rapat K3
  • Laporan Inspeksi K3
  • JSA sebelumnya
  • Prosedur kerja yang ada
  • Manual dari peralatan
  • Data preventive maintenance
  • Regulasi pemerintah
2. Menentukan dan mencatat langkah-langkah dari aktivitas pekerjaan tersebut
Setelah kita menentukan aktivitas pekerjaan yang akan dilaksanakan JSA, maka selanjutnya kita catat langkah-langkah aktivitas pekerjaan tersebut. Mencatat langkah kerja adalah dengan :Mengobservasi aktivitas pekerjaan. Mencatat informasi untuk mendeskripsikan secara benar langkah yang dilakukan. Dalam pencatatan ini perlu menghindari langkah pekerjaan yang terlalu detail maupun deskripsi yang terlalu panjang serta hindari langkah yang terlalu umum sehingga banyak langkah yang tidak tercatat.
Ambil gambar atau video di masing-masing langkah pekerjaan.Setelah itu, review langkah-langkah tersebut dengan karyawan. Libatkan karyawan dalam seluruh aktivitas analisis.

3. Mengidentifikasi bahaya dari masing-masing langkah pekerjaan
Dalam tahap ini diperlukan analisis dengan pertanyaan-pertanyaan seperti :Apa yang terjadi jika terdapat kesalahan?
Apa konsekuensi dari aktivitas pekerjaan ini?
Bagaimana bahaya dapat muncul?
Apa saja faktor yang berkontribusi?
Seberapa sering bahaya dan risiko dapat terjadi?

4. Mendeskripsikan cedera/injury yang mungkin terjadi dari bahaya tersebut
Pada langkah ini pengamat memerlukan informasi mengenai jenis bahaya apa saja yang dapat terjadi dan potensi cedera apa saja yang didapatkan. Informasi mengenai hal tersebut dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Jenis Bahaya                                         Potensi Cedera
Terjepit, Terpotong                                Luka memar, luka tergores, amputasi, fatality
Bahan Kimia                                         Berbahaya Terbakar, kebutaan, penyakit akut dan kronis, fatality.
Bahaya Listrik                                      Tersengat listrik, terbakar, amputasi, kebutaan, fatality
Bahan Mudah Terbakar                         Terbakar, amputasi
Bising dan Getaran                                 Muntah, kerusakan syaraf, penurunan pendengaran
Manual Handling (Mengangkat, Menarik, Mendorong) Strain, Sprain, dan Musculoskeletal Disorders lainnya
Tertabrak/                                        Terkena Luka memar, luka tergores, amputasi, fraktur tulang, fatality
Terpeleset, Terjatuh, Tersandung Luka memar, fraktur tulang, fatality
Suhu Heat/Cold                                     stress, terbakar, stroke, fatality
Gas beracun, fumes, vapor atau debu Penyakit akut.kronis, asfiksia, terbakar, fatality

5. Mengidentifikasikan cara untuk mengeliminasi atau mengendalikan bahaya
Setelah bahaya dan risiko teridentifikasi, selanjutnya adalah mengetahui pengendalian apa yang sesuai. Jika terdapat potensi bahaya, langkah awal adalah menentukan pengendalian teknis (engineering control), administratif (administrative) dan membuat prosedur. Penyediaan alat pelindung diri yang tepat dan efektif merupakan pengendalian terakhir.

Revisi Job Safety Analysis
Revisi atau perbaikan JSA dilakukan ketika telah terjadi kecelakaan kerja dan cedera. Selain itu JSA direvisi pada saat terdapat perubahan pekerjaan/aktivitas, setelah terjadi keadaan berbahaya, jika peralatan mengalami kerusakan, dan pada saat jadwal kaji ulang rutin, seperti setahun sekali ataupun dua tahun sekali.

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA 

Nomor dan Nama  

Pekerjaan

032 & Mengoperasikan 

Excavator 

Tanggal 


No JSA : JSA/SHE/032

Nomor dan Nama  

Jabatan 

Operator Produksi 

Disusun Oleh 


Tanda tangan 


No Revisi 


Seksi/Departemen 

Produksi 

Diperiksa Oleh 


Tanda tangan 


Direview 


Jabatan Superior 

Group Leader Produksi 

Disetujui Oleh 


Tanda tangan 


Tanda tangan


Alat Pelindung Diri Yang Harus Dipakai :  

1. Wajib digunakan: Helm safety, sepatu safety, rompi reflektor, sarung  tangan, dan masker debu.  

2. Disarankan untuk digunakan : Sumbat telinga dan kacamata pelindung.

Lokasi Kerja : Mine Pit

Urutan Dasar Langkah Kerja 

Risiko yang terkait 

Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang direkomendasikan



2

Memeriksa dan memakai Alat  Pelindung Diri (APD) 

Melakukan Pemeriksaan dan Perawatan Harian (P2H)

1.1 

2.1

Kecelakaan fatal, terbentur,  tertusuk, tergores 

Terbentur

1.1.1 

1.1.2 

2.1.1 

2.1.2

Hanya orang yang dalam keadaan sehat dan sudah mendapat pelatihan khusus dan berpengalaman yang boleh melakukan pekerjaan ini.  

Alat Pelindung Diri (APD) harus diperiksa dan dipakai dengan baik dan benar sesuai dengan SOP yang berlaku. 

Hati-hati saat melihat dibagian bawah, pakai helm dan kaca mata. 

Pastikan safety lever/swing brake pada posisi LOCK.





2.2 

2.3 

2.4 

2.5 

2.6 

2.7

Terjatuh 

Terkilir 

Terjepit 

Terkena suhu panas 

Aki meledak 

Menabrak

2.2.1 

2.2.2 

2.3.1 

2.4.1 

2.5.1 

2.5.2 

2.5.3 

2.6.1 

2.7.1 

2.7.2

Perhatikan tempat berjalan dan pijakan kaki waktu berkeliling dan naik/turun, berdirilah di tempat yang stabil dan tidak licin, usahakan berpegangan. Bersihkan lantai dari sisa grease, ceceran oli atau air sebelum dinaiki. 

Saat membuka/menutup kabin perhatikan jari, tangan dan keseimbangan. 

Saat memeriksa mesin, perhatikan posisi jari dan tangan, hati-hati di bagian sempit dan yang bisa berputar, jangan sampai terjepit. 

Hati-hati pada bagian mesin yang panas (turbo, saluran buang, radiator). 

Saat memeriksa radiator, Periksa ketinggian air pada reservoirnya. 

Jika tidak dilengkapi reservoir, periksa radiator jika mesin sudah dingin, gunakan majun waktu membuka/menutup tutup radiator, putar sedikit dan tahan, biarkan tekanan dalam radiator hilang, baru buka tutupnya. Jangan membuka radiator dengan kaki. Waktu memeriksa elektrolit baterai, lakukan dengan hati-hati, gunakan senter, jangan memakai api terbuka (korek api, pemantik rokok dsb). 

Saat melakukan tes, hal yang harus dilakukan: Perhatikan kondisi sekitar. 

Tranmisi harus netral, klakson 1x, tunggu 10 detik. Atur bukaan gas rendah. 

Hidupkan mesin. 

Periksa panel-panel indikator dan uji fungsi alat-alat kerja dan swing brake. Unit harus dilengkapi sabuk pengaman dan kunci starter yang bekerja baik.



4

Naik/turun unit 

Perjalanan Menuju/dari Lokasi  Kerja

3.1 

4.1 

4.2 

4.3

Terpeleset jatuh 

Terjatuh 

Terpajan debu dan panas Tabrakan 

3.1.1 

3.1.2 

4.1.1 

4.1.2 

4.1.3 

4.2.1 

4.3.1 

4.3.2 

4.3.3 

4.3.4 

4.3.5 

4.3.6

Bersihkan dulu anak tangga dan pegangan tangga dari lumpur, greaseatau kotoran penyebab licin lainnya. Tubuh harus menghadap unit saat naik/turun, berpegangan dan gunakan teknik kontak tiga titik. 

Operator harus memakai sabuk pengaman selama berada dalam kabin. 

Dilarang menumpang di atas loader atau naik ke atas bucket. 

Pastikan tidak ada orang atau material lain yang bisa terjepit di area artikulasi pivot unit selama beroperasi. Selama beroperasi pintu kabin harus selalu tertutup rapat. Jika tidak dilengkapi kabin, masker debu dan kacamata pelindung dipakai. 

Pada waktu berangkat ke/dari lokasi kerja, lakukan dengan hati-hati. Atur kecepatan sesuai dengan kondisi lingkungan. Patuhi aturan lalu-lintas. Jangan mengangkat bucket terlalu tinggi hingga menghalangi pandangan. Aturlah supaya bucket dekat dengan tanah dan posisi lengan mengarah ke dalam. Tinggi bucket maksimum waktu travelling adalah 30 - 50 cm di atas tanah. 

Sprocket selalu berada di belakang selama travel. Jika pandangan terhalang, berhentilah sebentar, amati keadaan sekitar, jika aman baru lanjutkan operasi. Lakukan manuver di tempat yang sudah dipastikan aman, hati-hati agar tidak membahayakan orang atau mobilitas unit lain. 

Jika melalui jalan hauling, usahakan dengan pengawalan. Semua lampu operasi dan lampu putar harus dihidupkan. 




Urutan Dasar Langkah Kerja 

Risiko yang terkait 

Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang direkomendasikan

Melakukan Digging dan Loading

4.4 

4.5 

5.1 

5.2

Terguling 

Unit rusak 

Terguling 

Tertimpa longsoran material

4.4.1 

4.4.2 

4.5.1 

5.1.1 

5.1.2 

5.1.3 

5.1.4 

5.1.5 

5.2.1 

5.2.2

Usahakan tidak berjalan di atas bongkahan batu, tunggul pohon atau semacamnya, sehingga sebelah track terangkat dan menjadi tidak stabil. 

Jangan berjalan memasuki parit, tapi langkahi dengan menggunakan bantuan bucket.( yang sesuai dengan medan yang dilewati, gunakan bantuan bucket. ) Jika terpaksa melakukan perjalanan jarak jauh (>500 m), unit harus berhenti pada jarak tertentu untuk mendinginkan undercarriage selama minimal 10 menit. 

Ikuti petunjuk pengoperasian alat dengan seksama. Sebelum memulai operasi pemuatan/penumpahan, hal yang harus diperhatikan: 

Pelajari dulu material yang akan dimuat. Kondisi lokasi kerja dan pengaturan lalu lintas di titik pemuatan (point loading). 

Perhatikan kabel listrik udara atau saluran bawah tanah. 

Usahakan titik pemuatan (point loading) selalu bersih, stabil, rata dan bebas material penghalang, bongkahan batu besar atau lantai bergelombang. Selama beroperasi, sprocket diusahakan selalu di belakang menjauhi dinding galian. Serta hindari bekerja di dekat safety berm atau slope

Jika di dekat lokasi kerja terdapat area peledakan, pastikan jarak minimum unit dengan area peledakan adalah 6 meter, 8 meter dari lokasi misfire. Jangan menggali bagian bawah tebing yang tinggi (undercutting) atau membiarkan ada batuan/bongkahan yang menggantung tidak stabil. Aturlah sudut pengambilan material sehingga mesin tidak perlu dipaksakan sampai track terungkit karena material yang diangkat terlalu keras.




Urutan Dasar Langkah Kerja 

Risiko yang terkait 

Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang direkomendasikan

Spotting

5.3 

6.1

Unit rusak 

Tabrakan

5.2.3 

5.3.1 

5.3.2 

5.3.3 

5.3.4 

5.3.5 

6.1.1 

6.1.2 

6.1.3 

6.1.4 

6.1.5 

6.1.6

Hindari mengangkat boom terlalu tinggi, karena material bisa jatuh ke belakang, menimpa saluran hidraulik atau mesin. 

Aturlah posisi mesin, sehingga penggalian material cukup efektif dan efisien dan tidak mengharuskan boom atau lengan diekspansi maksimum. 

Busur penggalian (lebar bidang gali) adalah 90 derajat longitudinal. 

Lakukan penggalian dengan hati-hati, karena bucket bisa menabrak ujung track mesin. 

Hindari menggali/mengangkat dengan track berada di samping (lateral). 

Pada saat ledakan, pastikan unit berada min 300 m dari area peledakan.  

Perhatikan lingkungan kerja dengan seksama, terutama pada hauling truck yang manuver sebelum pemuatan dan alat berat lain seperti dozer. 

Terutama saat swing, sesekali amati counterwight, ladder dan bagian unit lainnya terhadap manuver alat berat atau tumpukan material di sekitarnya. Jika kondisi berdebu tebal, pada saat manuver, hentikan operasi sejenak. 

Atur ketinggian bucket waktu truk mundur memasuki titik pemuatan (point loading). 

Jika bekerja di malam hari, pastikan lampu kerja menyala dengan baik, perhatikan, tinggi relatif dengan tanah bisa sulit diperkirakan saat gelap. 

Jika menggunakan teknik blind side atau double side loading, perhatikan: 

Pastikan operator mengetahui keberadaan truk pengangkut yang berada atau sedang manuver spotting di point loading.




 


Urutan Dasar Langkah Kerja 

Risiko yang terkait 

Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang direkomendasikan

Membersihkan Front Loading

6.2 

6.3 

7.1 

7.2

Unit rusak 

Kejatuhan material 

Bucket rusak 

Tabrakan

6.2.1 

6.2.2 

6.2.3 

6.2.4 

6.3.1 

6.3.2 

7.1.1 

7.1.2 

7.1.3 

7.2.1

Truk pengangkut dan excavator harus saling berkomunikasi dengan klakson (dua kali) jika posisi truk tidak efektif untuk pemuatan. 

Tumpahkan material perlahan ke vessel, jika bongkahannya besar, lapisi dulu lantai bak dengan material yang lebih halus. 

Atur material secara merata sehingga pembebanan pada roda-roda truk dan suspensi pengangkut juga merata dan awet. 

Hindari memuat material menempel melebihi tinggi dinding vessel, karena bisa jatuh tumpah dan mengenai pengguna jalan lainnya. 

Jika vessel sudah penuh, bunyikan klakson satu kali pendek, jauhi arah manuver truk pengangkut.  Dilarang mengangkat bucket melewati bagian atas kabin truk pengangkut atau alat berat lain atau di atas kepala orang lain. 

Perhatikan lokasi kerja secara terus menerus, jangan sampai ada orang di dekat daerah operasi alat terutama di area swing. 

Tumpahan material di kaki bidang gali harus dibersihkan sehingga tersedia ruang bagi manuver truk pengangkut. 

Bersihkan dengan cara mengangkat material tersebut dengan bucket, hindari membersihkan front dengan menggunakan dinding bucket

Jangan mengangkat/mencongkel bongkahan batu dengan jepitan clam shovel (untuk jenis shovel) karena bucket bisa rusak. 

Jika front dibersihkan dengan bantuan dozer, pastikan koordinasi dengan operator dozer berjalan dengan baik dan bisa berkomunikasi.




Urutan Dasar Langkah Kerja 

Risiko yang terkait 

Tindakan atau Prosedur Pencegahan yang direkomendasikan

9

Selesai Operasi 

Tangani Keadaan Darurat

8.1 

8.2 

9.1

Unit menggelinding 

Terkilir 

Cedera fatal

8.1.1 

8.2.1 

8.2.2 

9.1.1 

9.1.2 

9.1.3

Saat memarkir unit, hal yang harus dilakukan: Pilih tempat parkir yang datar dan aman. Turunkan attachment, netralkan transmisi, idle 5 menit dan aktifkan rem parkir. 

Bersihkan kabin operator sambil mengamati panel indikator. 

Matikan mesin, cabut kunci, safety lever di-LOCK. Jika parkir dilakukan tidak di lokasi yang ditentukan (parkir darurat) maka tempatkan rambu darurat 50 meter di depan dan belakang unit. 

Lampu kecil harus dihidupkan. 

Hati-hati saat membersihkan unit, undercarriage hendaknya dibersihkan dengan tongkat kayu pembersih yang dipegang dengan kuat dan benar. Perhatikan posisi tubuh selama bekerja. 

Jika unit terasa akan terbalik, jangan mencoba melompat keluar. Segera matikan mesin. 

Jika unit amblas, putar track sebelah-sebelah.  Jika timbul api/asap, hal yang harus dilakukan: Arahkan unit ke tempat aman. 

Jika mungkin, aktifkan rem parkir dan rem darurat. Identifkasi sumber api. 

Jika nyala api tidak terlalu besar, gunakan APAR untuk memadamkan api dari luar. 

Aktifkan segera sistem pemadam otomatis jika tersedia. 

Ikuti tata cara penanganan keadaan darurat.


SOP Driver Dump Truck
Pekerjaan Sebelum Operasi Waktu Operasi Sesudah Operasi
Driver Dump Truck
1. Mengelilingi/melihat/memeriksa : - Kebocoran pelumas, BBM dan radiator
- Kencangkan mur roda dan kondisi ban itu sendiri serta baut-baut lainnya - Tekanan angin dan ban dengan menggunakan pressure gauge - Propeller shaft, front axle
- Hydraulic oil
- Transmission oil
- Kaca spion dan bracketnya
- Lampu mundur/klakson
2. Pemeriksaan/pengecekan :
- Air radiator
- Ketegangan V belt
- Engine oil
- Battery
- BBM dan buang endapan air (drain) pada tanki
- Lever transmisi dalam keadaan netral - Lever PTO dalam keadaan netral - Lever Dump dalam keadaan netral
3. Pergunakan preheating chamber, bila ada (± 20 detik)
4. Start/hidupkan Engine dalam keadaan idle
5. Periksa :
- Air pressure gauge
- Water temperature gauge
- Fuel pressure gauge
- Tachno meter gauge
- Ampere meter
- Asap dan lampu
- Kaca spion
6. Mengecek kebocoran-kebocoran yang terjadi pada engine, transmisi, hydraulic piping, air line, steering line
7. Bila gauge-gauge telah bekerja normal, bunyikan tanda horn 1 kali untuk maju atau 2 kali untuk mundur
1. Operasikan alat sesuai ketentuan yang berlaku dan patuhi rambu- rambu lalu lintas yang ada 2. Prioritaskan jalan pada grader yang sedang operasi
3. Parkirkan kendaraan di tempat yang
telah disediakan di daerah loading, sambil menunggu aba-aba dari operator alat gali (tanda horn 1 kali berarti kendaraan boleh masuk ke loading point)
4. Setelah ada aba-aba dari operator alat gali, parkirkan kendaraan di tempat pengisian untuk diisi 5. Pengisian selesai apabila men- dengar aba-aba dari operator alat gali dengan horn 1 kali panjang 6. Bunyikan horn 1 kali tanda kendaraan akan berangkat
7. Masuk ke daerah dumping area harus membunyikan horn sebagai tanda kendaraan akan masuk, selanjutnya menunggu aba-aba dari petugas pengatur dumping 
8. Pada waktu Dump, posisi lever transmisi dalam keadaan netral 
9. Operasikan PTO
10.Pada waktu dumping tidak boleh sekaligus, harus bertahap dan mengikuti petunjuk petugas peng- atur dumping
11.Gunakan putaran engine sesuai beban/muatan sewaktu dumping 12.Turunkan vessel ke posisi semula/ normal sampai tanda vessel sudah duduk dan lepaskan hubungan PTO 13. Berikan aba-aba tanda horn 1 kali untuk jalan maju
1. BBM diisi sampai penuh 
2. Parkir di tempat yang rata dan diamankan
3. Engine idle ± 5 menit
4. Engine stop
5. Masukkan gigi transmisi untuk Direct Drive (DD)
6. Netralkan gigi transmisi untuk power shift
7. Bersihkan kendaraan
8. Serahkan kunci kepada peng- awas dan laporkan kondisi alat

No comments:

Post a Comment

Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...