Showing posts with label Norma Pemakaian BBM Alat Berat. Show all posts
Showing posts with label Norma Pemakaian BBM Alat Berat. Show all posts

Monday 5 June 2017

Norma Pemakaian BBM Alat Berat




NORMA PEMAKAIAN BBM 

Bahan Bakar Minyak  yang selanjutnya disingkat BBM adalah hasil minyak bumi/nabati yang diperoleh dari pengelolaan langsung bahan dasar atau produk campuran dengan bahan kimia yang menghasilkan bahan untuk digunakan sebagai bahan bakar, minyak mesin,  senyawa lain yang perlu bagi pemakaian dan/atau pemeliharaan alat/mesin.Dalam hal ini kaitan perhitungan Running Account atau perhitungan VRA (Vehicle Running Account) kendaraan alat berat dalam 1 tahun dengan prestasi ( jumlah HM atau KM) 1 tahun) kerjanya dalam 1 tahun, serta biaya yang timbul dalam 1 tahun untuk unit kendaraan tersebut/ alat berat, dalam variabel perhitungan biaya bahan bakar, biaya gaji operator,biaya maintenance, biaya pajak dan asuransi.
Cara perhitungan kontrol dalam pemakaian BBM sehari-hari dapat dihitung sebagai berikut :
1. Catat KM/HM pada saat awal pengisian BBM pada unit Kendaraan (A) (KM/HM Awal)
2. Jumlah BBM yang diisi (C)
3. Catat KM/HM pada akhir unit kendaraan/ alat berat selesai operasi (B) (KM/HM Akhir)
     Nilai B juga bisa didapat pada saat melihat KM/HM awal pada saat pengisian BBM berikutnya
    (B - A) :  C      --------------   ( KM/HM Akhir- KM/HM Awal) ; ( Jumlah BBM disi /Terpakai) =  X  Km/Liter
Norma Pemakaian BBM  yang dimaksud disini adalah jumlah kebutuhan BBM yang dipergunakan oleh unit kendaraan/ alat berat/ mesin sesuai dengan kebutuhan estimasi KM/ Jam operasional/HM kendaraan atau alat berat.
Untuk mesin / stasioner : seperti mesin genset dll cara perhitungan dapat dihitung sebagai berikut :
k = faktor keketapan konsumsi pemakaian BBM solar perkilowatt  per jamnya)
p = daya mesin genset ( KVA = Kilo Volt Ampere)
t  = waktu (jam)
maka pemakaian BBM (liter/Jam) = k x p x t 
sedangkan untuk alat berat atau secara perhitungan standard (SNI) untuk perhitungan biaya per HM alat berat biasa  dihitung sebagai berikut :
0,125 s/d 0,175 Liter/ HP/Jam x Pw 
Pw = Hourse Power ( Tenaga) Mesin Alat Berat
sedangkan pelumas dihitung  0,01 s/d 0,02 Liter/ HP/Jam x Pw 
atau dapat dihitung sebagai berikut :
dengan perkiraan penggunaan bahan bakar tergantung daya mesin 
untuk mesin bensin : keperluan bahan bakat 0,06 gal = 0,23 Liter/fwHP Jam
untuk mesin diesel : 0,04 gal = 0,15 liter /fw HPJam
Bensin : BBM = 0.06 x HP x eff
Solar    : BBM = 0.04 x HP x eff
Pemakaiaan pelumas perjam
Keterangan :
q : Kebutuhan minyak (gallon/jam)                     
HP : Daya mesin ( tenaga kuda ) C : Kapasitas bak karter ( gallon)
t : waktu pemakaian ( jam )

Bahan bakar : Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat yang menentukan. Pabrik alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam. Perlu diperhatikan bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak selalu bekerja 100% misalnya saja pada alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak menggunakan tenaga penuh. Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh 100% misalnya hanya 50 menit/jam saja atau 0,8 jam dunia, hal ini disebut dengan operating factor, yang semakin besar operating factor maka makin besar pula tenaga mesin bekerja untuk lebih jelasnya, maka rumus penggunaan bahan bakar perjam.  Minyak Pelumas : Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode pengganti minyak pelumas, biasanya antara 100 sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas, minyak hidrolis, gemuk dan filter biasanya pembuat memberikan prakiraan yang dinyatakan dalam liter/jam tergantung kondisi medan. Kondisi medan terbagi menjadi 3 yaitu :·      Ringan : Gerakan – gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh

·         Sedang  : Gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh
·   Berat  : Bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh.
Dari catatan tersebut diatas hal-hal yang menjadi dasar evaluasi pemakaian BBM dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Jenis BBM yang digunakan. Pemilihan BBM untuk jenis kendaraan berteknologi injeksi  dengan rata- rata mesin bertenaga kompresi tinggi dibandingkan dengan mesin teknologi sebelumnya dengan tekanan diatas 9.0 : 1 , yang sesuai dengan spesifikasi mesin tentu akan sangat berpengaruh dalam konsumsi BBM , pemahaman ini mendasar yakni pada kompresi mesin adalah semakin tinggi maka akan sangat membutuhkan bahan bakar yang cepat sesuai dengan keluaran tenaga mesin yang dibutuhkan.
2. Kecepatan Kendaraan. Pada kecepatan konstan 40 - 50 Km/Jam , kendaraan hanya menggunakan < 40% power dari mesin, sedangkan jika naik lebih kecepatan maka dengan sendirinya tenaga yang dikeluarkan naik > 40% .
3. Ban / Tyre.  Pastikan kondisi tekanan angin ban cukup, kondisi tekanan ban kurang handling menjadi buruk dan akibatnya boros BBM, sedangakan terlalu kencang berbahaya pada kondisi fungsi pengereman.
4. Aerodinamis Kendaraan.  Hal ini yang mempengaruhi faktor gerakan unit kendaraan yakni pembebanan, kondisi jalan, atau secara teknis sistem suspensi kendaraan yang bermasalah.
5. Driving/ Teknik Mengemudi .  Hal ini berpengaruh  terhadap pengoperasian unit atau kendaraan , mengoperasikan unit usahakan secara safety driving bukan agressive driving, menyesuaikan posisi  handle porsneling kendaraan sesuai dengan track countur jalan. misalnya pada saat kondisi menurun injak kopling sehingga mengurangi keluaran tenaga mesin ( efek gravitasi), matikan mesin pada saat unit berhenti ( atau posisi netral) pada saat berhenti sementara.
6. Faktor Teknis.  Faktor ini sangat berpengaruh dan mempengaruhi kinerja mesin , mulai dari segi pemliharaan rutin unit kendaraan, berkala , umur kendaraan , kondisi mesin yang tidak standar (seperti kompresi bocor, saringan udara kotor, busi tidak bagus,  penggunaan aksesoris yang tidak wajar, AC, , Tape dll, ) dan seterusnya.

KM = Jarak Tempuh (Kilometer)
HM = Jam Operasi Kerja Mesin (Hour Meter)


   
      

Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...