Thursday 13 October 2022

Jalan Tambang


Wednesday 12 October 2022

SMELTER

SMELTER

Smelter dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan jenis bijih atau material yang diolah:
Smelter Logam: Ini adalah smelter yang mengolah bijih logam untuk menghasilkan logam murni atau paduan logam. Beberapa contoh smelter logam telah disebutkan sebelumnya, seperti smelter tembaga, besi, aluminium, timah, nikel, emas, perak, platina, dan lainnya.
Smelter Non-Logam: Jenis smelter ini tidak mengolah bijih logam, melainkan mengolah bijih atau bahan non-logam. Berikut ini beberapa contoh smelter non-logam:
a. Smelter Semen: Mengolah bahan mentah seperti batu kapur, tanah liat, dan pasir silica menjadi semen Portland atau semen lainnya yang digunakan dalam konstruksi.
b. Smelter Gipsum: Mengolah gipsum alam menjadi produk gipsum, seperti panel gipsum atau plester gipsum yang digunakan dalam industri konstruksi.
c. Smelter Aluminium Oksida: Mengolah bauksit menjadi alumina, yang merupakan bahan mentah penting dalam produksi aluminium.
d. Smelter Asam Sulfat: Mengolah sulfur menjadi asam sulfat, yang merupakan bahan kimia penting dalam berbagai industri, termasuk industri pupuk dan kimia.
e. Smelter Pabrik Pulp dan Kertas: Mengolah kayu menjadi pulp dan kemudian menjadi kertas.
f. Smelter Kiln Semen Portland: Mengolah bahan baku untuk menghasilkan semen Portland dengan proses pembakaran dalam kiln.
g. Smelter Kaca: Mengolah bahan-bahan seperti pasir, soda, kapur, dan dolomit menjadi produk kaca.
h. Smelter Pabrik Pupuk: Mengolah bahan mentah seperti amonia dan fosfat menjadi pupuk kimia.
Smelter non-logam memiliki peran penting dalam memproduksi bahan baku atau produk akhir untuk berbagai industri dan sektor ekonomi. Proses smelter non-logam juga melibatkan pemanasan dan reaksi kimia untuk mengubah bijih atau bahan mentah menjadi produk yang diinginkan.

Apa itu smelter ?
Smelter Logam  itu sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir.
Smelter adalah berasal dari kata serapan Bahasa Inggris yaitu ‘smelting’ yang memiliki arti peleburan. Dalam konteks industri tambang mineral logam, fungsi smelter adalah bersifat sangat penting untuk meningkatkan kadar kandungan logam guna menaikkan nilai jual dari komoditas ini.
Smelter adalah fasilitas industri yang digunakan untuk melakukan proses reduksi bijih atau peleburan logam dari bijihnya. Tujuan utama smelter adalah untuk mengubah bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam yang lebih bernilai ekonomi.
  • Proses reduksi bijih dalam smelter melibatkan langkah-langkah berikut:
  • Penghancuran bijih: Bijih pertama-tama dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil agar dapat diolah dengan lebih efisien.
  • Pemanasan: Bijih yang sudah dihancurkan kemudian dipanaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan ini biasanya dilakukan dalam tungku atau furnace.
  • Reduksi: Proses reduksi adalah langkah kunci dalam smelter. Pada tahap ini, bijih dipanaskan hingga suhu tinggi dan bereaksi dengan zat reduktor (seperti kokas atau karbon) untuk menghilangkan oksigen dari bijih. Proses ini menghasilkan logam dalam bentuk lebih rendah oksida atau logam bebas.
  • Pemurnian: Setelah reduksi, logam yang dihasilkan mungkin masih mengandung kotoran atau unsur-unsur lainnya. Oleh karena itu, logam perlu dimurnikan untuk mencapai kadar kemurnian yang diinginkan.
  • Peleburan: Setelah proses reduksi dan pemurnian, logam yang murni dipanaskan kembali hingga mencapai titik lelehnya sehingga bisa dicetak atau dibentuk menjadi produk akhir.
  • Proses reduksi dan peleburan ini berbeda-beda tergantung pada jenis bijih dan logam yang diproses serta teknologi yang digunakan dalam smelter tersebut.
Smelter merupakan komponen penting dalam industri logam dan pertambangan, karena mengubah bijih mineral menjadi logam yang digunakan dalam berbagai industri seperti konstruksi, otomotif, elektronik, dan banyak lainnya. Namun, perlu diingat bahwa smelter juga dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan jika tidak dioperasikan dengan benar, terutama terkait dengan emisi gas rumah kaca dan polusi. Oleh karena itu, regulasi dan pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan smelter beroperasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Smelter mineral logam adalah fasilitas industri yang berperan penting dalam mengolah bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam. Berikut ini adalah beberapa smelter mineral logam yang umum:
  • Smelter Tembaga: Digunakan untuk mengolah bijih tembaga menjadi tembaga murni atau paduan tembaga seperti kuningan dan perunggu. Tembaga merupakan logam yang penting dalam industri konstruksi, elektronik, dan banyak aplikasi lainnya.
  • Smelter Besi: Merupakan fasilitas untuk mengolah bijih besi menjadi besi kasar atau baja. Besi adalah logam yang krusial dalam pembuatan struktur baja, mesin, dan kendaraan.
  • Smelter Aluminium: Digunakan untuk mengolah bijih bauksit menjadi alumina dan kemudian menjadi aluminium murni. Aluminium adalah logam ringan yang penting dalam industri pesawat terbang, otomotif, dan banyak lagi.
  • Smelter Timah: Mengolah bijih timah menjadi timah murni atau paduan timah seperti solder dan baja antifriction. Timah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk produksi kemasan, peralatan elektronik, dan baterai.
  • Smelter Nikel: Merupakan fasilitas untuk mengolah bijih nikel menjadi nikel murni atau paduan nikel seperti invar dan monel. Nikel penting dalam produksi stainless steel, baterai, dan berbagai produk kimia.
  • Smelter Emas: Digunakan untuk memisahkan emas dari bijihnya dan menghasilkan emas murni. Emas digunakan dalam perhiasan, elektronik, dan sebagai cadangan nilai.
Setiap smelter memiliki teknologi dan proses yang berbeda, tergantung pada jenis bijih yang diolah dan logam atau paduan yang ingin dihasilkan. Smelter merupakan bagian penting dari rantai pasokan logam dan memiliki peran strategis dalam mendukung berbagai industri. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, smelter juga perlu dioperasikan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan standar lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Invar dan Monel adalah dua jenis paduan logam dengan sifat-sifat khusus yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi.
Invar: Invar adalah paduan nikel dan besi yang dikenal karena memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Ini berarti Invar memiliki ketahanan yang tinggi terhadap perubahan dimensi akibat perubahan suhu, sehingga membuatnya sangat stabil pada suhu ekstrem. Invar sering digunakan dalam perangkat optik, instrumen presisi, dan perangkat yang memerlukan ketepatan dimensi yang konsisten pada berbagai suhu.
Monel: Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap korosi dan oksidasi. Paduan ini memiliki sifat tahan karat dan tahan terhadap lingkungan yang beragam, termasuk lingkungan yang asam dan basa. Karena sifat-sifat ini, Monel sering digunakan dalam industri kimia, maritim, peralatan laut, dan pembuatan instrumen musik.

Kedua paduan ini telah terbukti sangat berharga dalam industri dan aplikasi di mana sifat-sifat khusus seperti ketahanan terhadap perubahan dimensi (Invar) atau ketahanan terhadap korosi (Monel) sangat dibutuhkan. Namun, karena kandungan nikel yang tinggi, keduanya bisa memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan logam biasa seperti baja atau aluminium.
Cara Kerja smelter logam adalah dengan melakukan proses reduksi bijih sebagai salah satu bagian dari rangkaian proses produksi.
Pembangunan smelter logam memiliki beberapa pertimbangan yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah, perusahaan pertambangan, dan masyarakat. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain:
Nilai Tambah Komoditas: Pembangunan smelter logam dapat meningkatkan nilai tambah komoditas hasil pertambangan. Daripada hanya mengekspor bijih mentah, dengan membangun smelter, bijih dapat diolah menjadi logam murni atau paduan logam, yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi di pasar internasional. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan negara dan perusahaan tambang serta meningkatkan nilai ekonomi dari sektor pertambangan.
Diversifikasi Ekonomi: Pembangunan smelter logam membantu diversifikasi ekonomi suatu negara atau wilayah. Dengan memiliki industri pemrosesan logam, negara tidak hanya bergantung pada ekspor bijih mentah, tetapi juga dapat menyediakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor manufaktur.
Keamanan Pasokan: Dengan memiliki fasilitas pemrosesan logam di dalam negeri, negara dapat memastikan keamanan pasokan logam dalam negeri, terutama dalam situasi ketidakstabilan geopolitik atau ketidakpastian dalam perdagangan internasional.
Pengurangan Dampak Lingkungan: Pembangunan smelter logam dapat membantu mengurangi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh ekspor bijih mentah. Bijih mentah seringkali mengandung bahan berbahaya atau residu yang tidak diinginkan. Dengan memproses bijih di dalam negeri, negara dapat memiliki kontrol yang lebih baik atas pengelolaan limbah dan dampak lingkungan.
Teknologi dan Keahlian Lokal: Pembangunan smelter logam dapat mendorong pengembangan teknologi dan keahlian lokal dalam industri pemrosesan logam. Hal ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pembangunan industri dan sumber daya manusia di dalam negeri.
Namun, pembangunan smelter logam juga memiliki beberapa tantangan dan pertimbangan khusus, seperti:
Investasi dan Biaya: Pembangunan smelter logam memerlukan investasi besar dan biaya operasional yang tinggi. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi perusahaan pertambangan yang harus mengevaluasi kembali kelayakan ekonomi dan keuntungan jangka panjang dari pembangunan smelter.
Teknologi dan Keterampilan: Pembangunan dan operasional smelter memerlukan teknologi canggih dan tenaga kerja yang terampil. Negara atau wilayah harus memiliki kapasitas teknologi dan tenaga kerja yang memadai untuk menjalankan smelter dengan efisien dan berkelanjutan.
Regulasi dan Lingkungan: Smelter logam dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan jika tidak dioperasikan dengan benar. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi yang ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap standar lingkungan dan keselamatan kerja.
Pasar dan Permintaan: Pembangunan smelter logam harus mempertimbangkan permintaan pasar dan keberlanjutan dari industri logam yang akan dihasilkan. Jika permintaan pasar menurun, investasi dalam smelter bisa berisiko.
Dalam merencanakan pembangunan smelter logam, penting untuk mempertimbangkan secara komprehensif semua aspek di atas untuk mencapai manfaat maksimal secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Sebagai kawasan industri pengolahan bangunan sarana dan prasarana, smelter memiliki beberapa unit pengolahan atau fasilitas pendukung yang diperlukan untuk mendukung operasionalnya. Selain unit pengolahan utama yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah beberapa fasilitas pendukung atau unit lain yang mungkin ada di kawasan smelter:
  • Pabrik Penerangan dan Listrik: Pabrik penerangan dan pembangkit listrik adalah unit penting dalam kawasan smelter untuk menyediakan listrik dan penerangan yang cukup untuk seluruh operasional pabrik.
  • Sistem Air dan Pengelolaan Air Limbah: Smelter memerlukan akses yang memadai terhadap pasokan air bersih dan sistem pengelolaan air limbah yang efisien dan sesuai dengan standar lingkungan.
  • Instalasi Pengolahan Udara: Instalasi ini bertujuan untuk mengelola polusi udara yang dihasilkan dari proses smelter agar memenuhi persyaratan regulasi lingkungan.
  • Unit Pengelolaan Limbah Padat: Smelter menghasilkan limbah padat seperti slag (terak) dan abu dari proses pemrosesan bijih. Unit pengelolaan limbah padat harus memastikan penanganan yang aman dan sesuai dengan standar lingkungan.
  • Pusat Kontrol dan Operasi: Pusat kontrol dan operasi adalah fasilitas yang dilengkapi dengan sistem pemantauan dan kontrol untuk mengawasi dan mengendalikan seluruh proses di kawasan smelter.
  • Fasilitas Penyimpanan dan Distribusi: Smelter membutuhkan fasilitas penyimpanan dan distribusi untuk menyimpan bahan baku, logam, dan produk akhir sebelum didistribusikan ke pasar.
  • Pusat Penelitian dan Pengembangan: Beberapa smelter dapat memiliki pusat penelitian dan pengembangan untuk terus meningkatkan efisiensi operasional, teknologi, dan penanganan limbah.
  • Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Fasilitas ini bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan bagi pekerja dan memastikan keselamatan kerja selama operasional smelter.
  • Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan: Fasilitas pendidikan dan pelatihan dapat disediakan untuk mengembangkan keterampilan tenaga kerja lokal dan mengedukasi mereka tentang praktik kerja yang aman dan efisien.
  • Fasilitas Transportasi dan Infrastruktur: Fasilitas transportasi seperti bangunan kantor, tempat tinggal karyawan, jalan raya, pelabuhan, dan akses ke bandara penting untuk memfasilitasi distribusi logistik dan pasokan bahan baku.

Semua fasilitas dan unit di atas bertujuan untuk memastikan operasional smelter berjalan dengan lancar, efisien, dan sesuai dengan standar kualitas dan lingkungan. Dalam perencanaan dan pembangunan kawasan industri smelter, semua aspek ini perlu dipertimbangkan secara holistik untuk mencapai efisiensi dan keberlanjutan dalam operasionalnya.









Monday 3 October 2022

GEOTEXTILE

GEOTEXTILE
Fungsi Geotextile

Masih banyak orang bertanya-tanya mengenai fungsi geotekstil itu sendiri. Padahal jika dilihat geotekstil memegang peranan penting untuk pembangunan daerah perkotaan dan pedesaan. Berikut ini fungsi umum dari geotextile.

1. Penyaring (Filter)

Pada dasarnya mempunyai sifat permeailitas yang tinggi. Alhasil dapat membantu mengalirkan air dari bahannya. Pengaplikasian yang berfungsi sebagai filter maksudnya membuat aliran air dapat tersaring tanpa memerlukan media tanah. Sehingga air tetap disaring dengan baik dan tanah yang bercampur tidak ikut serta menembus bahan.

2. Pemisah (Separator)

Fakta menunjukkan bahwa bahan geotextile diketahui sebagai material paling efektif dalam pencegahan pencampuran tanah. Terutama jenis tanah lunak maupun tanah dengan pengerasan yan ada diatasnya.

Terlihat jelas pada pembangunan jalan yang menggunakan tanah lunak. Kerap kali dasar tanah lunak menjadi bergerak karena pengaruh air hujan yang merembes. Ketika dasar tanah lunak mengalami pergerakan maka peran geotekstil sebagai pemisah akan berfungsi optimal.

Terutama mencegah agar kenaikan tanah lunak tidak bercampur dengan tanah perkerasan. Inilah yang disebut dengan salah satu kelebihannya yakni mempunyai daya mulur yang baik. Sekaligus mampu menahan gaya gesekan sehingga menjadi pemisah yang sempurna antara tanah perkerasan diatas dan tanah lunak.

3. Stabilisator (Stabilization)

Fungsi lainnya adalah sebagai stabilisator yang masih bersinggungan dengan fungsi separator sebelumnya. Sebab bahan pelengkap tersebut mempunyai gaya tarik yang kuat dan mampu menyalurkan 

beban yang ada diatasnya dengan merata. Alhasil, dapat memaksimalkan kekuatan tanah ketika melakukan proses pengurugan.

Ketiga fungsi geotekstil diatas umumnya ditemukan dalam setiap aplikasi material sendiri. Namun, untuk fungsi lebih spesifik akan terlihat berbeda sesuai dengan jenis geotekstill.

Jenis Geotextile

Secara garis besar klasifikasi geotextile yang banyak digunakan untuk infrastruktur terbagi atas 2 jenis, antara lain:

1. Woven Geotextile

Woven geotextile yang sering ditemukan umumnya dibuat dari material Polypropylene polymer (PP). Namun ada pula beberapa yang dibuat dari bahan Polyester (PET). Dilihat dari segi bentuknya berupa lembaran dengan serat yang ditenun menggunakan teknlogi mutakhir.

Sehingga material woven geotextile mempunyai daya tahan terhadap sinar ultra violet. Sekaligus daya tahan terhadap kekuatan tarik sesuai dengan standar ASTM. Untuk woven geotextile sendiri berbentuk tidak teranyam dan menyerupai kain.

2. Non Woven Geotextile

Non woven geotextile lebih dikenal dengan sebutan filter fabric. Apabila dilihat sekilas menampilkan bentuk yang hampir serupa dengan woven geotextile. Dimana memiliki bentuk lembaran tetapi tidak diproduksi dengan cara anyaman tetapi secara needle punch dan dipanaskan.

Material dasar pembuatan non woven geotextile juga masih sama. Beberapa yang beredar dipasaran terbuat dari polimer Polyesther (PET) dan Polypropylene (PP).

Geotextile woven adalah jenis geotextile yang serat polyester nya berbentuk teranyam. Jenis geotextile ini sendiri sekilas seperti karung beras plastik dan umumnya diproduksi dalam warna hitam. Sedangkan geotextile non woven adalah jenis geotextile yang serat polyester tidak teranyam. Jenis geotextile, woven geotextile, dan non woven geotextile pada dasarnya mempunyai fungsi yang sama. Hanya saja penggunaannya bergantung dengan jenis tanah dan tujuan konstruksi pembangunan.

Non Woven GT 150gsm

4 x 100 meter

Rp 5.250/m2

Geotextile Non Woven GT 200gsm

4 x 100 meter

Rp 6.750/m2

Geotextile Non Woven GT 250gsm

4 x 100 meter

Rp 8.625/m2

Geotextile Non Woven GT 300gsm

4 x 100 meter

Rp 10.000/m2

Geotextile Non Woven GT 350gsm

4 x 100 meter

Rp 11.375/m2

Geotextile Non Woven GT 400gsm

4 x 100 meter

Rp 13.000/m2

Geotextile Non Woven GT 450gsm

4 x 50 meter

Rp 16.600/m2

Non Woven GT 150gsm

4 x 100 meter

Rp 5.250/m2

Geotextile Non Woven GT 200gsm

4 x 100 meter

Rp 6.750/m2

Geotextile Non Woven GT 250gsm

4 x 100 meter

Rp 8.625/m2

Geotextile Non Woven GT 300gsm

4 x 100 meter

Rp 10.000/m2

Geotextile Non Woven GT 350gsm

4 x 100 meter

Rp 11.375/m2

Geotextile Non Woven GT 400gsm

4 x 100 meter

Rp 13.000/m2

Geotextile Non Woven GT 450gsm


4 x 50 meter

Rp 16.600/m2


Penerapan Geotextile Woven Merk Urban Plastic Dalam Teknik Sipil

Peran Geotextile Woven merk Urban Plastic dalam dunia konstruksi sangatlah penting. Fungsinya sebagai separator atau pemisah antara tanah dasar yang lunak dengan tanah granular di bagian atas. Tidak hanya itu saja, keberadaan Geotextile dalam teknik sipil juga dapat membantu menjaga stabilitas tanah. Tidak kalah penting, penggunaan Geotextile juga dapat meminimalisir biaya yang muncul akibat lapisan tanah urugan atau agregat terbuang. Oleh sebab itulah, ketika hendak membangun proyek perumahan atau konstruksi jalan raya dengan kondisi dasar tanah lunak atau kurang stabil. Solusinya, Anda dapat menerapkan penggunaan material Geotextile Woven untuk membuat tanah timbunan menjadi lebih kokoh sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya deformasi struktur tanah.

Adapun penerapan Geotextile Woven merk Urban Plastic dalam dunia sipil, yaitu sebagai separator konstruksi jalan raya. Lembaran material ini dibentangkan di atas tanah halus, kemudian ditimbun atau diurug menggunakan agregat batu pecah lapis pondasi. Selain itu, Geotextile Woven juga sering diaplikasikan pada konstruksi rel kereta api. Keberadaan material ini dapat meminimalisir penetrasi penurunan rel ke bagian dasar tanah.




STONE CRUSHER

STONE CRUSHER

Menurut disiplin ilmu struktur bebatuan atau Stone Structure, batu split dihasilkan dengan cara dibelah melalui kerja mesin pemecah batu atau stone crusher. Namun ada juga batu split yang dihasilkan dengan cara tradisional yaitu dibelah oleh tangan manusia atau penambang batu hingga mencapai standard ukuran yang diinginkan.
Batu split atau batu belah adalah material bangunan yang umum digunakan sebagai konstruksi dari sebuah pondasi. Sifat batu belah ini tetap, alias tidak mudah mengalami perubahan bentuk dan kualitas walau tertanam di dalam tanah. Karakteristik batu split umumnya berwarna kehitaman, abu-abu tua, atau coklat. Warna batu split kerap berbeda tergantung asal batu itu berada, apakah dari daerah pegunungan atau perbukitan.
Untuk digunakan sebagai agregat dalam beton, batu harus memenuhi beberapa syarat atau persyaratan tertentu agar beton memiliki kualitas dan kekuatan yang baik. Beberapa syarat batu untuk beton adalah sebagai berikut:
  1. Ukuran dan Gradasi: Batu yang digunakan sebagai agregat harus memiliki ukuran dan gradasi yang sesuai. Ukuran agregat mempengaruhi sifat-sifat beton, termasuk kekuatan dan kepadatan. Umumnya, agregat yang digunakan dalam beton adalah agregat kasar dengan ukuran partikel antara 5 mm hingga 20 mm.
  2. Kebersihan: Batu harus bebas dari kotoran organik, tanah, dan material lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan daya tahan beton. Batu yang bersih akan membantu dalam mencapai ikatan yang baik antara agregat dan matriks semen.
  3. Kekerasan: Batu harus cukup keras dan kuat untuk memberikan kontribusi yang baik terhadap kekuatan keseluruhan beton. Batu yang terlalu lembut atau rapuh dapat menyebabkan kerusakan dan retak pada beton.
  4. Ketahanan Terhadap Pengaratan: Batu harus memiliki ketahanan yang baik terhadap pengaratan (freeze-thaw resistance), terutama jika beton akan digunakan di daerah dengan perubahan suhu yang ekstrem.
  5. Ketahanan Terhadap Reaksi Alkali-Aggregate: Batu harus tahan terhadap reaksi alkali-agregat yang dapat menyebabkan kembang-kempis pada beton.
  6. Berat Jenis: Berat jenis batu juga merupakan faktor penting karena dapat mempengaruhi berat beton secara keseluruhan.
  7. Kadar Air Permukaan: Batu harus memiliki kadar air permukaan yang rendah untuk mencegah penurunan daya lekat antara agregat dan matriks semen.
  8. Bahan Lempung: Batu harus memiliki kandungan bahan lempung (clay content) yang rendah karena bahan lempung dapat mengganggu ikatan antara agregat dan matriks semen.
  9. Kebulatan dan Kekerabatan: Batu yang memiliki bentuk yang kebulatan dan kekerabatan yang baik akan membantu dalam pencapaian kekuatan dan kepadatan beton yang lebih baik.
Batu split masa kini dihasilkan melalui kerja mesin guna menciptakan ukuran batu yang bervariasi. Dari batu berukuran besar dipecah menjadi batu-batu berukuran kecil. Usai dihancurkan, batu kemudian diseleksi sesuai kelompok ukuran yang sama. Ukurannya mulai dari 10mm sampai 50mm. Berbeda ukuran maka akan berbeda juga fungsi dan penggunaannya.
Untuk mengetahui kualitas batu split yang baik adalah tidak berpori. Tidak adanya pori menunjukkan bahwa batu sangat padat sehingga tidak ada ruang untuk udara. Selain itu, jika diamati dengan penelitian, batu split berkualitas memiliki kadar lumpur hanya 1%.



Cara kerja dari mesin stone crusher atau olahan crusher bervariasi tergantung pada jenis dan model mesin tersebut. Namun, secara umum, berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja olahan crusher:
  • Pengumpanan Batu: Batu mentah dimasukkan ke dalam mesin stone crusher melalui alat pengumpan (feeder). Pengumpan ini dapat berupa hopper, conveyor, atau alat lainnya yang memasukkan batu ke dalam rongga penghancuran mesin.
  • Penghancuran Batu: Batu yang dimasukkan ke dalam mesin kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil melalui proses penghancuran. Cara kerja penghancuran dapat bervariasi tergantung pada jenis mesin stone crusher yang digunakan.Jaw Crusher: Batu dihancurkan antara rahang bergerak dan rahang tetap dengan gerakan maju-mundur.
  • Cone Crusher: Batu dihancurkan antara mantel (cone) dan concave (cangkang luar) dengan cara memampatkan batu.
  • Impact Crusher: Batu dilemparkan ke rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi, dan kemudian tumbukan dengan palu-palu yang ada di dalamnya.
  • Hammer Crusher: Batu dihancurkan oleh palu-palu yang berputar di sekitar rotor.
  • Pemisahan Ukuran: Setelah batu dihancurkan, mesin akan memisahkan batu olahan menjadi ukuran yang diinginkan. Ukuran batu olahan dapat diatur dengan mengatur ukuran celah pada mesin, sehingga batu dapat keluar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
  • Pengeluaran Batu Olahan: Batu olahan yang telah sesuai dengan ukuran yang diinginkan akan dikeluarkan dari mesin stone crusher melalui conveyor atau alat pengeluaran lainnya. Batu olahan ini siap digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan, seperti konstruksi, beton, aspal, dan sebagainya.
Penting untuk menjaga mesin stone crusher dalam kondisi yang baik dan melakukan perawatan secara teratur agar dapat beroperasi dengan efisien dan menghasilkan batu olahan yang berkualitas. Selain itu, kecepatan dan pengaturan parameter penghancuran yang tepat juga akan berpengaruh pada hasil akhir dari batu olahan yang dihasilkan.
Debu batu adalah partikel-partikel kecil yang dihasilkan dari proses penghancuran batu, seperti yang terjadi dalam mesin stone crusher. Meskipun debu batu sering dianggap sebagai produk sampingan atau limbah dari industri penghancuran batu, namun debu batu sebenarnya memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang dapat dimanfaatkan:
Penggunaan dalam Pembuatan Beton: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton. Ketika dicampur dengan pasir, air, dan semen, debu batu dapat berkontribusi pada kekuatan beton dan membantu dalam mencapai kepadatan yang baik.
Penggunaan dalam Aspal: Debu batu juga dapat digunakan dalam campuran aspal untuk jalan raya. Penggunaan debu batu dalam campuran aspal dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap beban lalu lintas.
  • Penggunaan sebagai Bahan Subbase: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan subbase dalam konstruksi jalan. Penggunaan debu batu sebagai subbase dapat membantu dalam meningkatkan stabilitas jalan.
  • Penggunaan dalam Konstruksi Tanah: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk stabilisasi tanah lunak atau lemah. Penggunaan debu batu dapat membantu dalam meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi risiko penurunan atau penurunan tanah.
  • Penggunaan sebagai Bahan Drainase: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan drainase dalam konstruksi seperti saluran drainase atau lapisan permukaan yang dapat menyerap air.
  • Penggunaan dalam Bahan Bangunan Lainnya: Debu batu juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bata, paving block, atau bahan bangunan lainnya.

Sunday 2 October 2022

KONTRUKSI TANGGUL/BUND WALL

BUND WALL/TANGGUL
Tanggul adalah salah satu infrastruktur drainase yang dibuat untuk menahan debit aliran air permukaan atau run off , umumnya dibuat dari material pasir dan tanah, serta merupakan bangunan hidraulik yang selalu terkena gerusan atau infiltrasi akibat aliran air permukaan sehingga tidak terjadi erupsi/erosi akibat aliran air tidak terarah.
BUND WALL/ TANGGUL dapat difungsikan sebagai berikut :
1. Batas daratan dengan  aliran air drainase/sungai guna mencegah erosi daratan akibat aliran air.
2. Kolam penampungan dengan design kontruksi bangunan tanggul/bund wall didesign tanggul mampu menahan  air/material kolam. Seperti kolam endapan/sedimen, kolam waduk air, kolam ikan, kolam limbah /effluent pond dll.
3. Tanggul/ bund wall pembatas jalan di rencanakan sebagai pembatas jalan. membatas jalan 2 arah/jalur lintasan dan tanggul pengaman jalan yang berdekatan dengan jurang atau parit drainase 
4. Tanggul yang berfungsi sebagai badan jalan.
5. Tanggul yang berfungsi menahan erosi/tekanan lateral tanah akibat aliran air dalam partikel tanah.

.             Design Tanggul

Konstruksi tanggul biasanya dibuat dengan material beragam jenis sesuai dengan fungsi dan lokasi konstruksi tersebut. Berikut adalah beberapa material yang sering digunakan dalam pembuatan tanggul:
  • Tanah: Tanah adalah material paling umum yang digunakan untuk konstruksi tanggul. Tanah yang berkualitas baik, seperti tanah liat atau tanah berbutir halus, sering digunakan untuk membangun tanggul karena kemampuannya yang baik dalam menahan air dan menjadi bentuk yang stabil.
  • Batu: Batu atau bebatuan sering digunakan dalam konstruksi tanggul sebagai material pengisi atau sebagai dinding penahan. Batu yang besar dan padat memberikan kekuatan dan stabilitas yang baik untuk tanggul.
  • Beton: Beton juga digunakan dalam konstruksi tanggul, terutama untuk membentuk dinding penahan atau struktur pelengkap lainnya. Beton merupakan material kuat dan tahan lama yang dapat digunakan untuk membangun tanggul dalam bentuk yang beragam.
  • Geotextile: Geotextile adalah material berbentuk kain yang sering digunakan sebagai lapisan pemisah atau perkuatan dalam konstruksi tanggul. Geotextile membantu mencegah erosi dan menjaga stabilitas tanah.
  • Pipa Penguat : Pipa penguat  adalah rangkaian dari kotak-kotak berbentuk jaring yang diisi dengan batu atau material lainnya. Gabion digunakan sebagai dinding penahan dan dapat memberikan stabilitas tambahan pada tanggul.
  • Tiang Pancang: Tiang pancang dapat digunakan dalam konstruksi tanggul untuk memperkuat struktur atau memperkuat bagian yang lemah dari tanah.
  • Material Rekayasa: Beberapa material rekayasa, seperti geomembran, geofoam, atau geogrid, digunakan dalam konstruksi tanggul untuk memperkuat dan melindungi struktur tanggul dari erosi atau korosi.
Pemilihan material untuk konstruksi tanggul sangat tergantung pada kondisi lokasi, kebutuhan teknis, anggaran, dan tujuan penggunaan tanggul. Dalam setiap proyek konstruksi, diperlukan analisis yang cermat untuk memilih material yang tepat guna memastikan kekuatan, stabilitas, dan keselamatan dari tanggul yang dibangun.

1. Kontruksi Material Tanah
2. Kontruksi material pasangan batu.
3. Kontruksi dinding turap kayu/bambu
4. Kontruksi balok beton.

5.Kontruksi pasir Karungan
6. Kontruksi Kawat anyam /Bronjong.
7. Kontruksi Baja







Alat Angkat dan Alat Angkut

ALAT ANGKAT
Definisi alat angkat dalam pekejaan produksi atau kontruksi adalah merupakan alat bantu yang memudahkan pekerjaan baik pengoperasian tenaga  manual alat bantu atau tenaga mesin sebagai alat bantu sesuai dengan SOP penggunaan peralatan untuk memindahkan barang.

1.  CRANE
ini-Crane Crawler

Kapasitas Angkat Beban mulai dari 15 , 25, 30 ton , 40, 50,60 Ton, 80 Ton dengan ketinggian ± 40-70 meter

-Tower Crane

Dengan ketinggian 70-80 meter dengan beban muatan maksimum 20 ton.
-Hoist Crane

-Aerial  Crane
-Mobile Crane/Truck Crane/Loader Crane
Rough Terrain Crane

All Terrain Crane
Hose Handling Crane
Atau Hydraulic Crane
Jangakaun terbatas , hanya mampu berputar 180⁰
2.  FORKLIFT
  • Forklif Sendiri Memiliki bagian bagian Komponen Kerja Adapun Bagian tersebut :
  1. Fork

Fork berfungsi untuk menopang benda yang akan Anda bawa atau angkat. Benda yang terbentuk dari dua buah besi lurud sepanjang 2,5 m ini mampu mengangkat beban berat. Selain itu, jika Anda mampu menentukan posisi benda dengan berat maksimal.
Mast
Mast berfungsi debagai tilting dan lifting ini didesain dengan dua buah besi tebal terkait dengan hydrolic system yang dirangkai menjadi satu dengan forklift ini.

  1. Carriage

Cariage merupakan penghubung fork dan mast ini dapat menunjang kinerja forklift dengan baik. Benda ini sebagai sandaran serta pengaman bagi barang-barang yang di bawa pada pallet untuk memudahkan Anda dalam penangkatannya serta transportasinya. Dibenda inilah fork yang dimanfaatkan sebagai tempat meletakkannya benda dapat dibawa dengan sempurna.

  1. Counterweight

Counterweight merupakan benda yang mampu menyeimbangkan beban yang Anda bawa pada forklift. Bagian ini terletak berlawanan dengan posisi fork.

  1. Wheel atau ban

Wheel atau ban forklift pada umumnya ada 2 jenis yaitu ban pneumatic (angin) dan ban solid. Ban solid biasa digunakan di daerah ekstrim yang memiliki medan berbahaya (tajam). Ban forklift terdiri dari 2 ban depan dan 2 ban belakang di mana ukuran ban depan lebih besar dibandingkan ban belakang karena ban depan memiliki tugas vital sebagai tumpuan tengah beban yang menyeimbangkan beban & counterbalance.

  1. Overhead Guard

Overhead Guard merupakan pelindung untuk pengemudi alat berat ini atau yang sering disebut dengan forklift driver. Menjaga dari kecelakaan atau jatuhnya barang bawaan yang sedang di bawa serta melindungi dari panas matahari dan hujan 

Forklift jenis lift Truck
Counter ballance Forklift

Heavy Duty Forklift
Forklift untuk mengangkat barang berat up 20 ton seperti container/kabel dll
Side loader Forklift 
Forklift jenis ini untuk mengangkat denga cara menyamping, untuk barang-barang panjang profil pipa/baja dll
Reach Trucking Forklift
Pallet Stacker Forklift
CounterBalance 3Wheel Forklift
Stock Picker Forklift
3.  Hand Pallet
Hand Pallet Manual
Power Electric Pallet
Alat Angkat Drum
     alat bantu mendirikan drum.
Perlengkapan peralatan tambahan Lifting antara lain :
1. Snackles
2. Hoist manual/Electric

3. Sling Belt
4.Clamp Sling






Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...