Secara struktur organisasi operasional alat berat dapat digambarkan seperti tersebut diatas , baik untuk kepentingan operasional peggunaan alat berat rental/sewa, pelaksanaan proyek kontruksi menggunakan alat berat.
Secara umum dari struktur organisasi operasional alat berat dalam sebuah perusahaan konstruksi atau perusahaan yang mengelola alat berat:
- Manajer Proyek atau Direktur Operasional: Berada di puncak hierarki, bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan proyek atau operasional perusahaan termasuk penggunaan alat berat. Mereka mengawasi proyek, menyusun anggaran, dan membuat keputusan strategis.
- Manajer Konstruksi: Bertanggung jawab langsung atas manajemen konstruksi di lapangan. Mengkoordinasikan pekerjaan, mengatur alat berat, dan memastikan proyek berjalan sesuai dengan rencana.
- Supervisor Alat Berat: Bertanggung jawab atas kelancaran operasi alat berat di lapangan. Mengawasi operator, jadwal operasional, dan perawatan alat berat.
- Operator Alat Berat: Bertanggung jawab untuk mengoperasikan alat berat secara efisien dan aman sesuai dengan instruksi yang diberikan.
- Teknisi Perawatan: Menjalankan pemeliharaan rutin dan perbaikan alat berat untuk memastikan kinerjanya optimal dan beroperasi dengan aman.
- Pengadaan dan Logistik: Bertanggung jawab atas pembelian dan pengadaan alat berat, suku cadang, serta mengatur logistik distribusi alat berat ke lokasi proyek.
- Keuangan dan Administrasi: Menangani aspek keuangan, administrasi, dan pelaporan terkait penggunaan alat berat, biaya operasional, serta pengelolaan aset.
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Memastikan kepatuhan dengan standar K3, memberikan pelatihan keselamatan bagi operator dan personel terkait, serta mengelola insiden kecelakaan atau cedera.
- Quality Control/Quality Assurance (QC/QA): Bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan dan pemantauan kinerja alat berat sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ditetapkan.
Struktur organisasi di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan kompleksitas operasional. Pemisahan tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam struktur organisasi membantu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan dalam pengoperasian alat berat
HEAD OFFICE OPERATION
Manager Operasional : sebagai manager yang bertanggungjawab atas keluar masuk operasional alat berat dari central workhop (Head Office), juga bertanggungjawab memenuhi kebutuhan alat berat atau kendaraan proyek lainnya sesuai dengan kebutuhan lapangan/proyek. Dengan dibantu tenaga adminisrasi dan departemen lain terkait yakni central workshop dan logistik/procurement.
Admin MO : bertanggungjawab atas administrasi data penggunaan alat berat sesuai alokasi kebutuan proyek serta memonitor/mengumpulkan data progress pelaksanaan pekerjaan atau operasional penggunaan alat berat.
Central Workshop : bertanggungjawab untuk pemeliharaan dan kesiapan unit-unit alat berat yang akan dibutuhkan untuk kebutuhan proyek / lapangan.
Melakukan inspeksi (pemeriksaan) rutin atau berkala unit-unit alat berat serta uji kelayakan unit alat berat dan kendaraan proyek untuk selanjutnya dipergunakan untuk kebutuhan proyek sesuai dengan kebutuhan.
Menyediakan tenaga-tenaga mekanik untuk pemeliharaan/perbaikan alat berat sesuai dengan kebutuhan proyek (mekanik elektrik, mekanik alat berat, mekanik las. mekanik tyre/ban, mekanik unit kendaraan / dump truck) .
Mengatur estetika alokasi penempatan area parkir alat berat/ kendaraan yang dipersiapkan untuk kebutuhan lapangan.
Mengevaluasi/ monitor efektifitas kelayakan teknis pemeliharaan / perbaikan alat berat dan kendaraan.
Bertanggungjawab atas kelayakan teknis operasional alat berat dan kendaraan yang akan dipergunakan dilapangan / proyek site.
Menyusun jadwal pemeliharaan perbaikan unit dan sekaligus membuat PO pengajuan pengadaan material atau sparepart yang digunakan.
Mengevaluasi pemakaian material atau sparepart yang dipergunakan untuk pemeliharan dan perbaikan unit alat berat.
Mengevaluasi kelayakan cost atau biaya teknis perbaikan unit yang dilakukan.
Bertanggungjawab melakukan persiapan mobilisasi unit alat berat/kendaraan sesuai dengan alokasi kebutuhan lapangan atau site operasional alat berat.
Logistik/Procurement : bertanggungjawab atas pengadaan dan penyediaan material dan spare art atau suku cadang untuk pemeliharaan alat berat sesuai kebutuhan di site proyek atau central workshop.
Bertanggungjawab atas standard mutu dan kualitas bahan material atau sparepart yang dipergunakan untuk pemeliharaan alat berat.
Warehouse : staff gudang bertanggungjawab atas penyimpanan material atau sparepart untuk perbaikan unit alat berat.
bertanggungjawab atas kuantitas pengiriman barang material sparepart untuk kebutuhan site proyek operasional alat berat.
bertanggungjawab stock atau kesediaan kebutuhan rutin material atau sparepart untuk pemeliharaan operasional alat berat.
PROJECT OPERATION
Project Manager : bertanggungjawab atas pemakaian operasional alat berat untuk kebutuhan proyek.
Bertanggungjawab berkoordinasi dengan pihak penyewa atau pihak pemberi kerja untuk perencanaan kebutuhan jumlah unit, jenis unit , sistem kerja operasional unit/sistem kontrak proyek sesuai kebutuhan alokasi proyek.
Mengawasi memonitor seluruh kegiatan-kegiatan proyek operasional alat berat.
SITE PROJECT OPERATION
Site Manager : bertanggungjawab sebagai pimpinan site proyek/ lapangan pengoperasian alat berat untuk kebutuhan proyek.
Bertanggungjawab atas pengoperasian alat berat / kendaraan proyek sesuai kebutuhan proyek dengan berkoordinasi dengan pemberi kerja atau pihak kedua dalam pengoperasian alat berat di lokasi proyek.
Bertanggungawab atas progress pelaksanaan pekerjaan operasional alat berat dan kendaraan proyek, untuk proses selanjutnya BAPP oleh pihak pemberi kerja.
Dibantu tim proyek sebagai berikut :
Admin Site : Bertanggungjawab atas administrasi proyek pengoperasian alat berat seperti pencatatan HM alat berat, volume progress pekerjaan, pemakaian bahan bakar.
Workshop : Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan unit alat berat atau kendaraan proyek di site proyek/lapangan yang dilakukan oleh kepala mekanik dan mekanik.
Inspektur : Bertanggungjawab atas pemeriksaan harian unit alat berat atau kendaraan proyek yang dipergunakan untuk kebutuhan proyek.
Bertanggungjawab atas persetujuan kelayakan teknis pengoperasian alat berat dan kendaraan proyek.
Bertanggungjawab atas pelaksanaan P2H (Pemeriksaan Pemeliharaan Harian) unit alat berat atau kendaraan proyek yang dilakukan oleh Operator/Helper/Driver.
Bertanggungjawab memberikan laporan kerusakan unit untuk tindakan perbaikan atau pemeliharan unit oleh tim workshop.
Supervisor : Bertanggungjawab untuk mengawasi dan memonitor pengoperasian alat berat dan kendaraan proyek.
Berkoordinasi di lapangan / site proyek untuk alokasi, teknis pelaksanaan pekerjaan operasional alat berat dan kendaraan proyek.
Bertanggungjawab atas kualitas kerja pelaksanaan operaional alat berat dan kendaraan proyek.
Bertanggungjawab atas kegiatan pelaksanaan operasional alat berat dan kendaraan proyek.
Memberikan perintah kerja atau arahan kerja sesuai SOP atau intruksi kerja yang berlaku kepada foreman.
Foreman : Bertanggungjawab atas pelaksanaan alokasi operasional alat berat dan kendaraan proyek dengan memberikan perintah kerja kepada operator alat berat/ driver.
Memberikan tugas tanggungjawab pekerjaan pengoperasian alat berat atau kendaraan proyek kepada operator alat berat/driver sesuai dengan kebutuhan proyek.
Operator/ Driver : Bertanggungjawab atas keamanan pengoperasian unit alat berat atau kendaraan yang dioperasikan sesuai dengan perintah kerja.
Melakukan P2H sebelum mengoperasikan alat berat atau kendaraan proyek.
Membuat laporan HM/KM pengoperasian alat berat atau kendaraan proyek.
K3/ Safety Officer : Bertanggungjawab atas implementasi pelaksanaan K3 dalam pengoperasian alat berat dan kendaraan proyek.
Memeriksa perlengkapan APD pekerja dalam pengoperasian alat berat atau kendaraan proyek.
Memeriksa kelengkapan K3 di unit alat berat atau kendaraan proyek seperti APAR, P3K, Rotary Lamp.
Bertanggungjawab atas pengawasan pelaksanaan K3 dalam pengperasian alat berat dan kendaraan proyek , seperti penggunaan safety belt, himbauan tidak merokok,HP dan lain sebagainya.
Mengutamakan K3 dalam pengoperasian alat berat.
Site HR/GA : Bertanggungjawab mengawasi dan memonitor kebutuhan operator/driver untuk pengoperasian alat berat atau kendaraan proyek.
Bertanggungjawab mengevaluasi laporan kinerja karyawan site proyek.
Bertanggungjawab memenuhi kebutuhan sarana prasarana tempat tinggal/barak/camp karyawan, dan mengelola menu makan di lokasi proyek sesuai kebutuhan.
Mengatur jadwal cuti karyawan untuk kebutuhan proyek.
Manajemen pengoperasian alat berat adalah serangkaian tindakan dan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan dan kinerja alat berat dalam suatu proyek atau kegiatan konstruksi. Alat berat merujuk pada mesin-mesin berat yang digunakan dalam proyek konstruksi, pertambangan, perkebunan, dan sektor industri lainnya untuk melakukan pekerjaan berat, seperti alat berat konstruksi, traktor, excavator, bulldozer, loader, grader, dan lain sebagainya.
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam manajemen pengoperasian alat berat:
- Pelatihan operator: Pelatihan operator alat berat sangat penting untuk memastikan pengoperasian yang aman dan efisien. Operator harus dilatih dengan baik untuk mengoperasikan alat berat dengan benar, memahami karakteristik mesin, tahu tentang tata letak kendali, dan mengerti prosedur keselamatan.
- Pemeliharaan dan perawatan: Alat berat yang baik dan andal memerlukan perawatan yang teratur. Jadwal pemeliharaan yang tepat harus ditetapkan untuk memeriksa kondisi mesin, mengganti suku cadang yang aus, membersihkan bagian-bagian penting, dan memastikan bahwa alat berat dalam kondisi operasional yang baik.
- Penggunaan yang efisien: Manajemen pengoperasian alat berat harus memastikan penggunaan yang efisien dalam proyek atau tugas yang berlangsung. Maksimalkan penggunaan alat berat untuk menghindari pengangguran dan meminimalkan waktu henti yang tidak perlu.
- Pengawasan dan monitoring: Pengawasan operator dan alat berat dapat membantu mengidentifikasi masalah dan memberikan masukan bagi perbaikan atau peningkatan proses kerja.
- Keselamatan kerja: Keselamatan adalah hal yang paling penting dalam pengoperasian alat berat. Pastikan semua prosedur keselamatan diikuti dengan ketat dan alat berat digunakan dengan benar untuk mencegah kecelakaan dan cedera.
- Pemantauan konsumsi bahan bakar: Manajemen harus memantau konsumsi bahan bakar alat berat. Penggunaan bahan bakar yang efisien dapat mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.
- Manajemen penggunaan suku cadang: Manajemen harus memantau persediaan suku cadang dan memastikan ketersediaan suku cadang yang diperlukan untuk perawatan dan perbaikan alat berat.
- Evaluasi kinerja: Evaluasi teratur tentang kinerja alat berat dan operatornya membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau pelatihan tambahan.
Semoga Bermanfaat .....