INSPEKSI DAN COMISSIONING ALAT BERAT
- Memahami upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui pendekatan inspeksi teknik K3 guna mewujudkan produktivitas kerja dan efisiensi yang optimal
- Memahami standar kompetensi peralatan kerja alat berat Inspector sesuai standard dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Inspector dengan baik dan benar
- Pengetahuan pemahaman jenis dan fungsi perlatan kerja alat berat.
- Memahami pelaksanaan inspeksi teknik dan penilaian kelayakan konstruksi pesawat angkat angkut berdasarkan standard dan peraturan perundang-undangan K3 yang berlaku dalam bentuk teori, inspeksi teknik, dan pembuatan laporan inspeksi untuk keperluan sertifikat dan perizinan.
- Memahami analisa safety (JSA Job Safety Analysis) bahaya yang ditimbulkan dari pengoperasian alat berat
- Memahami standar verifikasi alat pengaman peralatan kerja.
- Memahami kualifikasi dan kompetensi operator yang mengoperasikan alat berat
Inspeksi Peralatan Kerja Alat Berat antara lain mencakup :
- Inspeksi visual pada standar alat kerja jenis tipe peralatan
- Inspeksi engine, alternator dan radiator, track wheel steering
- Pengujian operasi peralatan secara penuh sesuai dengan fungsi kegunaan
- Pengujian fungsi kontrol perlengkapan unit
- Inspeksi perlindungan sirkuit elektrik, hose dan mesin
- Inpspeksi tangki dan konsumsi bahan bakar
- Memahami prinsip dasar inspeksi alat berat ;
- Memahami jenis-jenis inspeksi peralatan kerja alat berat
- Memahami tahapan inspeksi sehingga dapat merencanakan dan melakukan inspeksi serta memonitor hasil inspeksi.
- Memahami teknik pengamatan total dengan menggunakan panca indera mata, telinga, hidung dan
peraba pengoperasian alat berat
- Mengetahui urutan prioritas dari objek yang harus diamati pengoperasian alat berat dan
- Memahami tindakan agar perbuatan tidak aman tidak terulang kembali.
Commissioning dan inspeksi peralatan adalah dua kegiatan
yang berbeda meskipun keduanya terkait dengan pemastian bahwa peralatan atau
sistem berfungsi dengan baik. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
1. Commissioning
- Definisi:
Commissioning adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan
bahwa peralatan, sistem, atau fasilitas baru atau yang telah diperbarui
berfungsi sesuai dengan spesifikasi desain, kinerja yang diinginkan, dan
standar keselamatan yang berlaku. Proses commissioning terjadi setelah
instalasi peralatan dan sebelum peralatan digunakan secara penuh.
- Tujuan:
Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa semua sistem dan peralatan
bekerja dengan baik dan sesuai dengan desain, dan untuk memastikan bahwa
sistem siap digunakan untuk operasional.
- Proses:
- Pemeriksaan dan pengujian: Semua sistem diperiksa dan diuji untuk
memastikan mereka berfungsi seperti yang diinginkan.
- Pengaturan: Melibatkan pengaturan atau penyesuaian perangkat keras dan
perangkat lunak agar sesuai dengan kinerja yang diinginkan.
- Dokumentasi: Menyusun dokumentasi operasional, instruksi penggunaan, dan
prosedur pemeliharaan.
- Pelatihan:
Operator atau staf terkait dilatih untuk mengoperasikan peralatan dengan
aman dan efisien.
- Waktu Pelaksanaan: Commissioning dilakukan pada fase akhir
pembangunan atau pemasangan, sebelum sistem atau peralatan mulai digunakan
untuk tujuan operasional.
2. Inspeksi Peralatan
- Definisi:
Inspeksi peralatan adalah kegiatan pemeriksaan atau pengecekan rutin
terhadap kondisi fisik dan fungsional peralatan untuk memastikan bahwa
peralatan tersebut berfungsi dengan baik dan aman digunakan.
- Tujuan:
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kerusakan, keausan, atau masalah
lainnya yang dapat mengganggu operasional atau menimbulkan risiko
keselamatan. Inspeksi dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan tetap
berfungsi sesuai dengan standar yang berlaku dan untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut.
- Proses:
- Pemeriksaan visual: Memeriksa kondisi fisik peralatan, seperti
apakah ada kerusakan atau keausan yang tampak.
- Pengujian fungsional: Memastikan bahwa peralatan berfungsi seperti
yang diinginkan, melalui pengujian operasional.
- Pencatatan temuan: Mencatat masalah atau kekurangan yang
ditemukan selama inspeksi dan merencanakan perbaikan atau pemeliharaan.
- Waktu Pelaksanaan: Inspeksi dilakukan secara berkala (misalnya,
harian, mingguan, atau bulanan) selama masa operasional peralatan untuk
memastikan kinerjanya tetap optimal.
Perbedaan Utama
- Tujuan:
Commissioning bertujuan untuk memastikan bahwa sistem atau peralatan baru
atau yang diperbarui berfungsi sesuai spesifikasi sebelum digunakan,
sedangkan inspeksi peralatan bertujuan untuk memeriksa dan menjaga kondisi
peralatan selama operasional agar tetap berfungsi dengan baik.
- Waktu:
Commissioning dilakukan pada tahap awal setelah instalasi atau renovasi,
sementara inspeksi peralatan dilakukan secara rutin selama operasional.
- Proses:
Commissioning mencakup pengujian dan penyesuaian sistem untuk memastikan
kinerja yang optimal, sementara inspeksi lebih fokus pada pemeriksaan dan
pemeliharaan untuk mencegah masalah.
Keduanya penting untuk memastikan
keandalan dan keselamatan peralatan atau sistem, namun masing-masing memiliki
fokus dan tujuan yang berbeda dalam siklus hidup peralatan
- Inspeksi Visual: Meliputi pemeriksaan keseluruhan alat berat untuk mendeteksi kerusakan, keausan, retakan, atau bagian yang aus. Inspeksi visual adalah tahap awal untuk menemukan masalah yang mungkin terlihat dari luar.
- Mesin dan Sistem Penggerak: Meliputi pemeriksaan mesin, transmisi, sistem pendingin, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pembuangan, dan sistem penggerak (track, roda, dan steering). Tujuan dari inspeksi ini adalah untuk memastikan semua sistem berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah yang mengganggu kinerja alat berat.
- Sistem Hidraulik: Meliputi pemeriksaan selang hidraulik, pompa hidraulik, katup hidraulik, dan reservoir. Sistem hidraulik penting untuk mengoperasikan berbagai fungsi alat berat, dan inspeksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebocoran atau masalah lainnya yang dapat mengurangi efisiensi atau menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
- Sistem Listrik: Meliputi pemeriksaan kelistrikan, termasuk kabel, konektor, baterai, generator, alternator, dan sistem pengisian. Inspeksi ini penting untuk memastikan sistem listrik berfungsi dengan baik dan mencegah potensi masalah keamanan seperti korsleting.
- Rangka dan Struktur: Meliputi pemeriksaan rangka utama dan struktur lainnya untuk mendeteksi retak, keausan, atau deformasi. Integritas struktural adalah hal yang kritis untuk memastikan keselamatan saat menggunakan alat berat.
- Sistem Rem: Meliputi pemeriksaan rem utama dan rem darurat. Sistem rem harus berfungsi dengan baik untuk memastikan kendali dan keamanan saat menggunakan alat berat.
- Perlindungan Keselamatan: Meliputi pemeriksaan sistem perlindungan operator, termasuk kaca pengaman, sabuk pengaman, dan pintu keselamatan. Juga termasuk dalam inspeksi ini adalah pemeriksaan tanda peringatan dan label keselamatan.
- Sistem Pelumasan: Meliputi pemeriksaan sistem pelumasan untuk memastikan semua bagian bergerak yang membutuhkan pelumasan mendapatkan jumlah pelumas yang tepat.
Setelah melakukan inspeksi, setiap hasilnya harus direkap ke dalam laporan inspeksi yang dilaporkan ke atasan dan dikumpulkan ke perusahaan. Nah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar laporan inspeksi alat berat dapat lebih optimal, yaitu:
- Totalitas Selalu mengecek keseluruhan bagian alat berat tanpa ada yang terlewat, mulai dari kondisi fisik, kondisi mesin, sampai kondisi cairan (bahan bakar, oli, dll) pada alat berat. Semakin teliti akan semakin baik karena dapat mendeteksi kerusakan sekecil apapun pada alat berat dan mencegah kerusakan tersebut menjadi semakin besar yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja atau kerusakan total.
- Detail Hasil dari pengecekan alat berat langsung dimasukkan ke dalam laporan inspeksi secara detail. Jika inspeksi sudah totalitas, tetapi laporan yang dibuat sangat minimalis maka tidak akan memberi fungsi maksimal. Abnormalitas alat berat sekecil apapun itu tetap harus dimasukkan ke dalam laporan agar dapat segera ditindaklanjuti.
- Patuh Prosedur Setiap alat memiliki prosedur masing-masing, baik dari perusahaan maupun manufaktur. Prosedur ini ditujukan agar segala kegiatan yang berhubungan dengan alat berat bersangkutan dapat berjalan dengan optimal tanpa membawa dampak negatif bagi alat. Patuhi prosedur yang ada, minimal manual alat berat dari manufaktur alat.
- Re-check Selalu kembalikan alat berat pada kondisi sebelum dilakukan inspeksi, misalnya cek apakah penutup oli hidraulik telah terpasang kembali dengan baik. Inspeksi memang penting, namun jika ada keteledoran setelah melaksanakan inspeksi tetap berpotensi menimbulkan bahaya bagi alat berat maupun bagi operator. Bahkan satu skrup saja sangat penting untuk dikencangkan kembali setelah inspeksi!
Pertama-tama yang kita inspeksi secara visual yaitu bagian exterior peralatan/alat berat secara umum seperti inspeksi bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan, ada tidaknya karat pada bagian permukaan, kelengkapan & kondisi kaca-kaca spion, lampu-lampu, ada tidak alat pemadam api (APAR), Kotak P3K, casis (chassis) dan bawah (undercarriage) track/wheels. Jika hal diatas terlah dilakukan maka inspeksi dapat diteruskan ke bagian-bagian berikut (visual):
Kokpit (cockpit) Driver/Operator Cabin. Inspeksi area dalam cabin termasuk alat control & switches, kursi, seat belt, klakson, first aid kit, dan lain-lain. Apakah ada bagian-bagian yang rusak, penyok atau karat, dan sejenisnya.
Mesin/Radiator/Alternator. Memeriksa saat sebelum mesin dihidupkan: kondisi oli mesin / warna & kekentalan oli, tercampurnya oli dengan air atau kontaminasi dengan kotoran atau bahan bakar. Kemudian hidupkan mesin dan panaskan: periksa fungsi control panas mesin, alat-alat pengukur, kondisi pengatur udara dan lain-lain. Setelah beberapa menit mesin memanas maka saatnya untuk menyelidiki kondisi mesin lebih jauh. Periksa kebocoran, kondisi radiator, knalpot, warna asap / gas buang dan semua kelengkapan mesin seperti alternator, kompresor pengatur udara, turbo, tingkat kebisingan mesin, dll. Adakah bagian-bagian yang penyok, karat, rusak atau retak.
Silinder hidrolik/Hose Hidrolik. Saat memeriksa bagian hidrolik: bagian ini harus mulus tanpa cacat sama sekali. Jika ada oli pada permukaannya maka menunjukkan ada cacat pada rod hidrolik atau adanya kebocoran lainnya. Periksa juga kondisi selang (hose) dan fitting. Normalkah suara putaran pompa? Bagaimana kondisi oli hidrolik? Kotor atau bersih. Periksa juga kondisi bantalan (bearings), pins dan bushing.
Sistem kelistrikan dan Battery (Aki). Periksa kondisi sistem penerangan (lampu-lampu), alarm mundur (reverse alarm), aki, kabel kabel dan peralatan kelistrikan lain.
Rem/Lock. Periksa fungsi dan kondisi rem kaki, rem parkir, dan lainnya.
Transmisi. Periksa kebisingan yang timbul dari kopling (clutch) dan lainnya. Adakah suara-suara yang tidak biasanya
Undercarriage, casis dan Roda Ban/Velg komponennya lainnya. Bagian ini merupakan hal kritis maka periksalah bagian kiri-kanan: frames, adjuster ,sprocket, link bush, shoe, rollers & idlers, kondisi track dari retak, karat, keausan ban, baut roda dan rusak lainnya.
Blade/Bucket/ Bak Vessel . Kondisi blade harus diperiksa. Pemeriksaan secara umum: pin-pin, bagian tepinya tanpa cacat retak, keausan, kebocoran, kerapat pintu bak vessel, lock otomatis dan lain-lain.
- Pengujian Fisik: Memastikan bahwa semua komponen fisik terpasang dengan benar dan sesuai spesifikasi, termasuk perangkat keras, sensor, kabel, dan peralatan terkait.
- Pengujian Fungsional: Menguji fungsi dan kinerja masing-masing komponen serta melakukan pengujian integrasi untuk memastikan interaksi antar bagian berjalan dengan baik.
- Pengujian Operasional: Mengoperasikan peralatan atau sistem dengan menggunakan skenario nyata atau simulasi untuk memverifikasi kinerja dan keandalan dalam situasi yang sesungguhnya.
- Pengujian Keamanan: Memastikan bahwa semua aspek keamanan telah diuji dan berfungsi dengan baik, termasuk sistem perlindungan operator dan sistem keselamatan lainnya.
- Pengujian Kesesuaian Standar: Memastikan bahwa peralatan atau sistem memenuhi standar keselamatan, lingkungan, dan kinerja yang berlaku.
- Pelatihan: Melakukan pelatihan kepada operator atau personel terkait untuk memastikan mereka memahami penggunaan dan operasi peralatan dengan benar.
- Verifikasi Dokumentasi: Memastikan bahwa semua dokumen teknis dan manual pengguna sudah disiapkan dan diperbaharui sesuai dengan hasil commissioning.
Tujuan utama dari commissioning adalah untuk mempengaruhi serah terima unit / peralatan secara aman dan tertib dari konstruktor ke pemilik, dan menjamin keamanan pengoperasianya dalam hal proses kinerja , keamanan keselamatan, dan kelayakan informasi. Selain itu, ketika dilaksanakan dengan cara yang terencana dan efektif, commissioning biasanya merupakan faktor penting untuk pemenuhan persyaratan jadwal, biaya, keselamatan, dan kualitas proyek
- Keamanan Pengoperasian: Memastikan bahwa peralatan atau sistem beroperasi sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. Semua sistem keselamatan dan proteksi operator harus berfungsi dengan baik dan telah diuji untuk menghindari risiko cedera atau kecelakaan saat operasional.
- Kinerja yang Optimal: Memastikan bahwa peralatan atau sistem berfungsi sesuai dengan kinerja yang diharapkan dan sesuai dengan spesifikasi teknis. Pengujian fungsional dan integrasi membantu menilai apakah peralatan berjalan dengan baik dan efisien.
- Kelayakan Informasi: Memastikan bahwa semua informasi teknis dan manual pengguna terkait peralatan telah disiapkan dan diberikan kepada operator atau personel yang terlibat dalam pengoperasian. Informasi ini membantu dalam penggunaan yang benar dan pemeliharaan rutin untuk menjaga kinerja peralatan.
- Identifikasi Masalah dan Perbaikan Awal: Proses commissioning dapat mengidentifikasi masalah potensial atau kekurangan dalam pemasangan dan pengujian awal sehingga dapat segera diperbaiki sebelum peralatan beroperasi dalam lingkungan yang lebih kritis.
- Pelatihan Operator: Memberikan pelatihan kepada operator atau personel terkait untuk memahami penggunaan dan operasi peralatan dengan benar. Operator yang terlatih dapat mengoperasikan peralatan dengan aman dan efisien.
- Compliance dengan Standar dan Peraturan: Memastikan bahwa peralatan atau sistem memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, termasuk standar keselamatan, lingkungan, dan kinerja.
Tes dan inspeksi konstruksi Tahapan pertama dalam commissioning test adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan uji teknis konstruksi peralatan kerja (equipment) untuk pelaksanaan pekerjaan .Hal ini bertujuan untuk memastikan peralatan telah sesuai dengan rancangan dan siap untuk digunakan.