SOP RAWAT JALAN MANUAL
A. DEFINISI
Rawat jalan manual adalah perawatan jalan yang dikerjakan oleh tenaga manusia dengan menggunakan cangkul dan lain-lain.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Jalan yang merupakan salah satu sarana penting yang berkaitan dengan mutu produksi dan biaya perawatan alat-alat transportasi dimana maksud dan tujuan perawatan adalah agar senatiasa kondisi jalan tetap terjaga baik sehingga dapat dilalui kendaraan dalam segala kondisi dan cuaca (kemarau & hujan)
C. LANGKAH KERJA- Persiapan Tenaga Kerja
1.1 Mempersiapkan jumlah tenaga rawat jalan sesuai rencana lokasi jalan.
- Persiapan Alat Kerja
2.1 Mandor jalan melakukan pengecekan alat : cangkul, parang, angkong, ember.
- Pembagian lokasi rawat jalan.
3.1 Satu team yang terdiri dari 2 orang atau lebih, khusus membuang air yang tergenang di badan jalan Acces Road, Key Road, Main Road & Collection Road, setelah hujan .
3.2 Satu team yang terdiri dari 2-4 orang khusus merawat dan atau membuat tali air dan perbaikan jalan, sesuai kondisi jalan.
- Pelaporan Hasil Kerja
4.1 Mandor membuat laporan hasil kerja ke dalam form Buku Kegiatan Mandor – BKM dan diperiksa oleh Mandor I, Asisten Divisi kemudian hasil pemeriksaan diinput ke dalam pelaporan harian SPDE-SAP
D. INTRUKSI KERJA
Intruksi Kerja Rawat jalan
No. |
Tahapan Kerja |
Standard Hasil |
Alat Yang Digunakan |
1 |
Tentukan lokasi kerja rawat jalan. |
Sesuai jumlah rencana lokasi jalan |
|
2 |
Tentukan jumlah tenaga
|
Tenaga lengkap dengan peralatan |
Cangkul,parang dan angkong u/ambil batu |
3 |
Buat dan atau bersihkan tali air |
-Tali air bebas sampah,semak maupun Endapan Lumpur -Air mengalir lancar (tali air tdk dangkal) -Tali air lebar 0,8 m dan terarah benar sesuai kondisi lapangan.
|
Cangkul,parang,meteran |
4 |
Buang air/lumpur dibadan jalan. |
-Air dan lumpur bersih tidak tergenang di badan jalan.
|
Cangkul, ember |
5 |
Tali air pada areal landai/datar |
-Tali air tegak lurus dengan pinggir jalan atau sesuai kebutuhan lap. -Kantong air u/ menampung air sementara (skala kecil), jika diperlukan.
|
Cangkul, parang |
6 |
Tali air pada jalan berbukit |
-stop band pada mulut saluran air -jarak tali air 5-7 meter (sesuai kebutuhan dan kondisi di lapangan) |
Cangkul, parang |
7 |
Tali air di areal rendahan jembatan,boxculvert,NF, gorong-gorong,slob beton,titi betina serta kelancaran aliran air. |
- 3 meter sebelum jembatan (sesuai dengan kondisi lapangan). - Air lancar.cangkul, parang |
|
SOP RAWAT JALAN SECARA MEKANIS
A. DEFINISI
Rawat jalan mekanis adalah perawatan jalan yang dikerjakan oleh Road Grader yang dilakukan pada cuaca yang mendukung.
B. MAKSUD DAN TUJUANMaksud dan tujuan perawatan adalah agar senantiasa kondisi jalan tetap terjaga baik, sehingga dapat dilalui kendaraan dalam segala kondisi dan cuaca (kemarau & hujan).
C. LANGKAH KERJA
- Persiapan Alat ( Motor Grader )
1.1 Melakukan pengecekan terhadap alat ( Motor Grader ) yang meliputi pekerjaan :
- Memberikan Grease pada semua nipple yang ada di Motor Grader
- Melumasi Rotari dan Tandem pisau Grader
- Mengecek rem, air radiator, air accu, tekanan ban serta bahan bakar.
- Memastikan hidraulik dan Hour Meter (HM) berfungsi dengan baik.
- Persiapan Areal
2.1 Buat rencana alokasi kerja mingguan per divisi.
2.2 Petakan jalan yang akan di Grader.
2.3 Pastikan badan jalan yang akan di Grader terbebas dari genangan air dan lumpur.
- Cara kerja
3.1 Jalan yang di Grader harus berbentuk cambre (batok mengkurep).
3.2 Pastikan tidak ada rumput atau sampah yang tertimbun pada badan jalan.
3.3 Setelah jalan di Grader langsung dipadatkan dengan Compactor/roller
3.4 Jam kerja Grader mencapai ± 9 HM per hari ,sesuai kondisi jalan.
3.5 Jalan yang sudah di Grader diberi tanda kayu warna dan akan dilakukan perawatan kembali pada rotasi berikutnya.
- Pelaporan Hasil Kerja
4.1 Hasil kerja setiap hari dibuat pada kartu kerja kendaraan serta diparaf pemakai pada hari itu juga.
4.2 Asisten Divisi melakukan kontrol hasil pekerjaan yang dituangkan dalam form kerja harian grader (Main road/ Collection Road/ Acces Road, Meter dan HM pada masing masing jalan).
D. INTRUKSI KERJA
No. |
Tahapan Kerja |
Standard Hasil |
Alat Yang Digunakan |
1 |
Tentukan lokasi kerja Road Grader sesuai peta kerja. |
lokasi jalan yang di Grader sesuai peta kerja |
Peta kerja, Alat tulis |
2 |
Pastikan jalan bebas dari genangan air dan lumpur
|
Jalan yang akan di Grader harus kering terbebas dari genangan air dan lumpur |
Cangkul, Pecok, ember |
3
4
5
|
Pastikan jalan bersih dari sampah dan rumput Bentuk badan jalan harus cambre
Setelah digrader,padatkan dengan compactor / roller |
Semua rumput dan sampah yang terkumpul di jalan dibuang ke dalam blok. Badan jalan berbentuk cambre Jalan padat berbentuk cambre
|
Karung ex.pupuk, Garpu
Grader,
Roller,tanda patok,cat dan kuas
|
6
|
Pastikan kerja Grader maksimal
|
Jam kerja grader ± 9 HM perhari |
Form isian hasil kerja, peta dan alat tulis |
PERBAIKAN JALAN
I. UMUM
1. Pekerjaan Perbaikan Jalan adalah pekerjaan perbaikan pada badan jalan yang telah erosi/longsor yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan untuk mengangkut TBS, pupuk, ataupun kegiatan lainnya di kebun.
2. Tujuan pekerjaan ini adalah agar jalan tersebut akan dapat dilalui dengan lancar oleh truck angkutan TBS, pupuk, ataupun kegiatan lainnya.
3. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah :
· Mengurug segmen jalan yang longsor/erosi
· Pelebaran jalan pada persimpangan jalan
· Pembentukan badan jalan.
4. Peralatan yang diisyaratkan :
· Dozer
· Grader
5. Lebar jalan setelah pekerjaan ini selesai adalah 6 meter.
II. SPESIFIKASI TEKNIS
Dikarenakan lokasi kerja (jalan yang akan direnovasi) tidak selalu berada dalam satu ruas jalan tetapi spot-spot, maka sebelum dimulai proyek, perlu dibuat patok lokasi kerja. Kemudian dibuat schedule kerja sehingga mobilisasi alat berat tidak terlampau banyak.
1. Mengurug Segmen Jalan Yang Longsor/Erosi
a. Bila segmen jalan yang longsor/erosi merupakan badan jalan yang telah diperkeras maka, sebelum dimulai pekerjaan ini, materi perkerasan harus digusur pakai dozer dan ditempatkan pada lokasi yang tidak terganggu dan mengganggu proses renovasi jalan. Hal ini dikarenakan materi perkerasan tersebut akan digusur/hampar kembali ke jalan semula.
b. Materi tanah untuk mengurug jalan diambil dari sekitar lokasi kerja, bisa dari badan jalan itu sendiri (bagian ruas jalan yang lebih tinggi) ataupun dari sisi kiri dan kanan jalan.
c. Dikarenakan biasanya lokasi kerja berada di daerah bukit yang mana pada jalan pasti ada mendaki/tanjakan dan turunan, maka prioritas pertama materi urugan adalah dari ruas jalan itu sendiri yakni bagian ruas jalan yang lebih tinggi. Hal ini juga membantu penurunan ketinggian tanjakan jalan.
d. Mengurug jalan dilakukan dengan cara :
1. Bila materi urugan dari ruas jalan
· Pertama- tama harus ditentukan lokasi ruas jalan yang diizinkan untuk digusur atau diturunkan.
· Volume tanah hasil gusuran harus diperhitungkan cukup untuk mengurug lobang akibat erosi/longsor.
· Dozer harus memulai memotong badan jalan dari sisi yang paling dekat dari lobang, baru kemudian ke sisi yang jauh.
· Tanah hasil gusuran kemudian di dorong pakai dozer ke lokasi kerja sebagai materi urugan/timbunan.
· Gusuran dilakukan berulang-ulang hingga lobang tertutup padat (rata dengan jalan)
· Apabila pada saat pemotongan jalan terdapat tanah hitam (tanah lempung/napal) maka pemotongan jalan harus dihentingan dan tanah hitam yang kelihatan harus ditimbun kembali dengan tanah keras padat 20 cm. tanah keras diambil dari sekitar lokasi kerja.
· Beda tinggi antara bagian jalan yang dipotong/gusur dengan yang diurug harus dibuat landai (tidak bertrap/bertingkat), sebab masih merupakan badan jalan.
· Bila terdapat bagian badan jalan yang bertrap/bertingkat ataupun gundukan, maka harus diratakan terlebih dahulu.
2. Bila materi urugan dari sisi kiri dan kanan jalan
· Pertama- tama harus ditentukan lokasi ruas jalan yang diizinkan untuk digusur atau diturunkan.
· Bila pada lokasi rencana gusuran masih terdapat pohon sawit, maka terlebih dahulu pohon tersebut dicabut dan dipindahkan sememntara.
· Bila tanah untuk timbunan telah mencukupi maka tanaman yang dicabut tadi ditanam kembali.
· Volume tanah hasil gusuran harus diperhitungkan cukup untuk mengurug lobang aibat erosi/ longsor.
· Tanah hasil gusuran dari sisi kiri dan kanan jalan kemudian di dorong pakai dozer ke lokasi kerja/lobang sebagai materi urugan/timbunan.
· Lokasi bekas gusuran harus dibuat bertrap/bertingkat untuk mencegah erosi.
· Gusuran dilakukan berulang-ulang hingga lobang tertutup padat (rata dengan badan jalan).
2. Pelebaran Pada Persimpangan Jalan
a. Pelebaran jalan dilakukan hanya pada lokasi dimana lokasi longsor/erosi berada pada persimpangan jalan.
b. Pada setiap sisi/pojok tikungan di persimpangan harus dilebarkan sehingga kendaraan yang melewatinya lebih leluasa (tidak terlampau sempit).
c. Pelebaran dibuat kea rah luar jalan dengan jarak masing-masing 3 meter dari sudut pertemuan jalan.(lihat gambar kerja)
d. Bila lokasi tidak memungkinkan pelebaran mencapai 3 meter akibat lokasi berupa lembah/rendahan curam, maka pelebaran dibuat semaksimal mungkin yang bisa dilakukan di lapangan.
e. Bila lokasi pelebaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai kemiringan yang cukup landai.
3. Pembentukan Badan Jalan
a. Setelah selesai prose pengurugan maka badan jalan segera dibentuk dan dibuat side drain menggunakan unit grader.
b. Sebelum dibentuk, badan jalan terlebih dahulu diratakan sehingga tidak ada gundukan tanah di badan jalan.
c. Badan jalan dibentuk cembung menyerupai tempurung kelapa. Hal ini dibuat agar pada saat hujan, air hujan bisa turun ke sisi kiri dan kanan jalan.
d. Side drain (parit jalan) dibuat menggunakan unit grader.
e. Pada setiap jarak + 50 meter harus dibuat over side drain di kedua sisi jalan.
III. GAMBAR KERJA
Hal-hal lain dapat dilihat pada gambar kerja.
Pemeliharaan Infrastruktur Jalan Kebun.
Pekerjaan kontruksi Jalan harus memiliki konsep, yang mana jalan adalah urat nadi operasional perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Konsep yang harus di dasari dari :
1. Anggaran Biaya
2. Kegunaan
3. Efisiensi
4. Maintenace
5. Environment/Lingkungan
Menghadirkan sebuah infrastruktur harus mengedepankan konsep 5 kepentingan tersebut, maka nilai investasi tidak akan sia-sia .
1. Awal perumusan perhitungan desain infrastruktur harus menghitung biaya per meter, volume pekerjaan baik volume material timbunan maupun panjang jalan yang akan ditimbun dari sini akan mengetahui berapa besaran biaya yang akan menjadi anggaran biaya kontruksi pemeliharaan atau pembuatan jalanbaru nantinya.
2. Dibuatnya infrastruktur pasti atas dasar manfaat kepentingan urgenty (mendesak), supaya akses operasional produksi dapat berjalan dengan baik.
3. Efisiensi infrastruktur harus ada pembanding sebelumya dalam hal biaya, waktu, tingkat kerusakan dll.
4. Setiap apapun yang di gunakan secara berkala pasti ada "Maintenance". Aggaran Biaya Pemeliharaan harus di pisahkan dari kontruksi, karena ini menjadi objek anggaran tahunan dengan nilai yang berbeda.
5. Environment (Lingkungan), mempertimbangkan efek dari kontruksi jalan. Dari segi keamanan pengguna (user Satisfaction), kontruksi pengaman dan pemasangan Rambu jalan, bila perlu penerangan, dan menghitung subsidance per tahun. Ini akan menjadi sumber data untuk di lakukan pemeliharaan.