Monday, 18 November 2024

Apa Beda PJO dan SIte Manager

 JO (Penanggung Jawab Operasional) dan Site Manager adalah dua peran penting dalam proyek lapangan, tetapi keduanya memiliki tanggung jawab dan fokus yang berbeda. Berikut penjelasannya:


1. PJO (Penanggung Jawab Operasional)

  • Fokus Tugas:
    PJO bertanggung jawab atas keseluruhan operasional proyek. Ia memastikan proyek berjalan sesuai dengan kontrak, regulasi, dan standar keselamatan kerja.

  • Tanggung Jawab Utama:

    • Menjadi penghubung antara pemilik proyek (owner), kontraktor, dan pihak eksternal lainnya.
    • Menyetujui rencana kerja, anggaran, dan laporan kemajuan proyek.
    • Memastikan proyek berjalan sesuai timeline, anggaran, dan kualitas yang telah ditetapkan.
    • Menangani risiko besar yang berhubungan dengan proyek.
  • Posisi dalam Hierarki:
    Biasanya memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan Site Manager, dan bekerja pada tingkat strategis.

  • Area Kerja:
    Fokusnya mencakup seluruh operasional proyek, tidak terbatas pada lokasi spesifik.


2. Site Manager

  • Fokus Tugas:
    Site Manager bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek di lokasi kerja (site) dan memastikan pekerjaan harian berjalan lancar.

  • Tanggung Jawab Utama:

    • Mengawasi pekerjaan tim di lapangan (mandor, teknisi, dll.).
    • Memastikan penggunaan alat, material, dan tenaga kerja sesuai rencana.
    • Mengelola masalah teknis dan kendala yang muncul di lokasi kerja.
    • Melaporkan progres harian kepada PJO atau Project Manager.
    • Memastikan semua pekerja mematuhi prosedur keselamatan kerja (K3).
  • Posisi dalam Hierarki:
    Berada langsung di lapangan dan melapor kepada PJO atau Project Manager.

  • Area Kerja:
    Fokus utamanya adalah lokasi proyek secara spesifik.

    Ringkasan Perbedaan Utama

    AspekPJOSite Manager
    Tingkat FokusStrategis dan operasional makroOperasional mikro di lapangan
    Tanggung JawabKeseluruhan proyekLokasi proyek (site)
    HierarkiTingkat lebih tinggiTingkat eksekusi di lapangan
    Lokasi KerjaTidak terbatas di satu lokasiFokus di lokasi proyek

    Kesimpulan:
    PJO lebih berfokus pada manajemen strategis dan tanggung jawab besar terhadap proyek secara keseluruhan, sementara Site Manager lebih berperan pada pengawasan dan pelaksanaan langsung di lapangan. Kedua peran saling melengkapi untuk memastikan keberhasilan proyek.

Project Manager (PM) dan Site Manager memiliki peran yang berbeda dalam proyek, meskipun keduanya penting untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan utama antara keduanya:


1. Project Manager (PM)

Fokus Utama:
Mengelola proyek secara keseluruhan dari awal hingga selesai, termasuk aspek strategis, teknis, finansial, dan komunikasi.

Tanggung Jawab Utama:

  • Perencanaan Proyek: Membuat jadwal kerja, anggaran, dan strategi pelaksanaan.
  • Manajemen Sumber Daya: Mengatur tenaga kerja, material, alat, dan biaya.
  • Koordinasi: Berinteraksi dengan pemilik proyek, kontraktor, subkontraktor, dan pihak-pihak lain.
  • Pengendalian Proyek: Memastikan proyek selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan standar kualitas.
  • Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko proyek.
  • Laporan Proyek: Melaporkan kemajuan proyek kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

Posisi dalam Hierarki:

  • Biasanya berada di tingkat manajemen menengah hingga atas dalam struktur organisasi proyek.
  • Memiliki wewenang lebih luas dibanding Site Manager.

Lokasi Kerja:

  • Lebih sering bekerja di kantor proyek atau lokasi strategis, tetapi tetap mengawasi pekerjaan lapangan secara periodik.

2. Site Manager

Fokus Utama:
Mengelola dan mengawasi pekerjaan harian di lokasi proyek untuk memastikan pelaksanaan sesuai rencana.

Tanggung Jawab Utama:

  • Pengawasan Lapangan: Memastikan pekerjaan di lokasi berjalan sesuai dengan jadwal, spesifikasi, dan standar keselamatan.
  • Manajemen Tim Lapangan: Mengatur pekerjaan mandor, teknisi, dan pekerja lainnya.
  • Penyelesaian Masalah Teknis: Mengatasi kendala teknis yang muncul selama pekerjaan berlangsung.
  • Pemantauan Material & Alat: Mengontrol ketersediaan dan penggunaan material serta alat di lapangan.
  • Laporan Harian: Melaporkan progres dan kendala lapangan kepada Project Manager.

Posisi dalam Hierarki:

  • Berada di bawah Project Manager dalam struktur organisasi.
  • Fokus pada eksekusi operasional di lapangan.

Lokasi Kerja:

  • Sebagian besar waktu dihabiskan di lokasi proyek.

Perbandingan Tugas dan Wewenang

AspekProject ManagerSite Manager
Tingkat FokusStrategis dan manajemen proyek secara umumOperasional harian di lokasi proyek
Tanggung JawabKeseluruhan proyekPelaksanaan pekerjaan lapangan
Posisi dalam HierarkiLebih tinggiBerada di bawah PM
KomunikasiDengan pemilik proyek dan manajemen atasDengan tim lapangan
Lokasi KerjaKantor proyek, kunjungan lapanganFokus di lokasi proyek

Kesimpulan:

  • Project Manager bertanggung jawab pada proyek secara keseluruhan dan bekerja di level strategis.
  • Site Manager berperan memastikan pekerjaan di lapangan berjalan lancar sesuai arahan dari Project Manager.
    Keduanya bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek, tetapi dengan fokus dan tanggung jawab yang berbeda.

Peran Site Manager dalam pembukaan lahan (Land Clearing) sangat penting untuk memastikan proyek berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan target yang ditetapkan. Berikut adalah tugas, tanggung jawab, dan keterampilan yang diperlukan untuk Site Manager dalam konteks Land Clearing:

 

Peran Krusial Site Manager dalam Pembukaan Lahan

Tugas Utama:

  • Perencanaan Proyek: Menyusun rencana kerja yang detail, termasuk jadwal, alokasi sumber daya, dan anggaran.
  • Manajemen Tim: Memimpin dan mengkoordinasikan tim kerja yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti operator alat berat, teknisi, dan pekerja lapangan.
  • Pengendalian Kualitas: Memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
  • Keselamatan Kerja: Menjamin keselamatan kerja semua personel di lapangan dengan menerapkan prosedur keselamatan yang ketat.
  • Pengelolaan Lingkungan: Memastikan proyek berjalan sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku.
  • Koordinasi dengan Stakeholder: Berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemilik lahan, pemerintah, dan kontraktor.

Tanggung Jawab:

  • Penilaian Situs: Melakukan survei awal untuk mengidentifikasi kondisi tanah, vegetasi, dan potensi kendala di lapangan.
  • Pemilihan Alat Berat: Memilih alat berat yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan kondisi lahan.
  • Pengelolaan Logistik: Mengatur transportasi, bahan bakar, dan peralatan pendukung lainnya.
  • Pengendalian Biaya: Memantau pengeluaran proyek dan memastikan tetap sesuai dengan anggaran.
  • Pelaporan: Menyusun laporan berkala mengenai kemajuan proyek, kendala yang dihadapi, dan solusi yang diambil.

Keterampilan yang Dibutuhkan:

  • Kepemimpinan: Mampu memimpin tim dengan efektif dan memotivasi anggota tim.
  • Manajemen Proyek: Menguasai prinsip-prinsip manajemen proyek, seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
  • Teknis: Menguasai pengetahuan tentang alat berat, teknik pembukaan lahan, dan peraturan keselamatan.
  • Komunikasi: Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan.
  • Problem-solving: Mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat dan tepat.
  • Adaptasi: Mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi lapangan dan menyesuaikan rencana kerja.

Tantangan yang Dihadapi Site Manager:

  • Kondisi Lapangan yang Dinamis: Kondisi cuaca, tanah, dan vegetasi yang tidak menentu dapat mempengaruhi jadwal dan biaya proyek.
  • Peraturan Lingkungan: Persyaratan lingkungan yang ketat dapat membatasi ruang gerak dalam pelaksanaan proyek.
  • Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan anggaran, tenaga kerja, dan peralatan dapat menghambat kemajuan proyek.
  • Konflik dengan Masyarakat: Proyek pembukaan lahan seringkali menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar.

Pentingnya Peran Site Manager:

Seorang Site Manager yang kompeten dapat:

  • Meningkatkan Efisiensi: Dengan perencanaan yang matang dan manajemen proyek yang baik, proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran.
  • Mencegah Kerugian: Mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini sehingga dapat mencegah kerugian yang lebih besar.
  • Menjaga Kualitas: Memastikan hasil kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.
  • Menjaga Keselamatan Kerja: Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
  • Meminimalkan Dampak Lingkungan: Melaksanakan proyek dengan memperhatikan aspek lingkungan.

Bagaimana kita dapat mengembangkan poin-poin ini lebih lanjut?

Beberapa topik yang dapat kita bahas lebih dalam antara lain:

  • Teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan (misalnya, drone untuk survei, sistem GPS untuk pemetaan).
  • Strategi untuk mengatasi konflik dengan masyarakat (misalnya, program CSR, sosialisasi).
  • Tren terbaru dalam industri pembukaan lahan (misalnya, praktik pembangunan berkelanjutan).

 

Tugas Utama Site Manager 

  1. Perencanaan dan Koordinasi Proyek
    • Membuat rencana kerja pembukaan lahan, termasuk jadwal, alokasi sumber daya, dan anggaran.
    • Mengatur dan memimpin rapat koordinasi dengan tim lapangan, kontraktor, dan pihak terkait lainnya.
  2. Pengawasan Kegiatan Lapangan
    • Memastikan semua aktivitas pembukaan lahan dilakukan sesuai spesifikasi teknis dan metode kerja yang ditetapkan.
    • Mengawasi penggunaan alat berat seperti bulldozer, excavator, motor grader, dan lainnya.
    • Memantau proses seperti pemindahan vegetasi, pembersihan akar, dan pengangkutan material.
  3. Manajemen Sumber Daya
    • Mengelola tenaga kerja, alat berat, dan bahan pendukung lainnya.
    • Mengatur jadwal kerja agar alat berat dan operator bekerja secara optimal.
  4. Pengendalian Mutu dan Keselamatan
    • Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas dan spesifikasi proyek.
    • Mengawasi penerapan Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (K3) di area kerja.
    • Mengidentifikasi risiko dan menyusun langkah mitigasi.
  5. Administrasi dan Pelaporan
    • Menyiapkan laporan harian, mingguan, dan bulanan tentang progres pekerjaan.
    • Mencatat penggunaan bahan bakar, jam kerja alat berat, dan biaya lainnya.
    • Mengkomunikasikan pencapaian dan kendala proyek kepada manajemen perusahaan.
  6. Pemenuhan Perizinan dan Regulasi
    • Memastikan semua kegiatan pembukaan lahan mematuhi peraturan lingkungan dan izin yang berlaku.
    • Mengelola dokumentasi yang terkait dengan izin dan tanggung jawab hukum.

Tanggung Jawab Site Manager 

  1. Pencapaian Target Proyek:
    • Memastikan pembukaan lahan selesai sesuai dengan jadwal, anggaran, dan standar yang ditetapkan.
  2. Pengelolaan Tim:
    • Mengarahkan tim lapangan untuk bekerja dengan efisien dan efektif.
    • Memberikan pelatihan atau pengarahan kepada operator dan pekerja terkait metode kerja.
  3. Penyelesaian Masalah:
    • Mengatasi masalah teknis di lapangan, seperti kerusakan alat berat atau gangguan cuaca.
    • Menyelesaikan konflik antar tim atau dengan pihak eksternal.
  4. Manajemen Biaya:
    • Memantau dan mengendalikan biaya operasional agar sesuai dengan anggaran yang direncanakan.

Keterampilan yang Dibutuhkan

  1. Teknis dan Manajerial:
    • Memahami metode kerja land clearing, termasuk penggunaan alat berat dan manajemen tanah.
    • Menguasai teknik perencanaan proyek dan manajemen sumber daya.
  2. Komunikasi:
    • Kemampuan untuk berkomunikasi dengan tim lapangan, kontraktor, dan pemangku kepentingan lainnya.
  3. Analisis dan Penyelesaian Masalah:
    • Mampu menganalisis situasi dengan cepat dan memberikan solusi yang efektif.
  4. Pemahaman Regulasi:
    • Pengetahuan tentang peraturan lingkungan, izin pembukaan lahan, dan standar K3.

 

Indikator Kinerja Utama (KPI)

  1. Penyelesaian Tepat Waktu:
    • Persentase pekerjaan yang selesai sesuai jadwal.
  2. Efisiensi Biaya:
    • Selisih antara anggaran yang direncanakan dengan biaya aktual.
  3. Tingkat Kepatuhan K3:
    • Jumlah insiden kecelakaan kerja atau pelanggaran standar keselamatan.
  4. Produktivitas Alat Berat:
    • Jam kerja alat berat dibandingkan dengan output pekerjaan yang dihasilkan.
  5. Kualitas Hasil Kerja:
    • Evaluasi hasil pembukaan lahan sesuai spesifikasi teknis.

 

Tantangan yang Sering Dihadapi

  1. Kondisi Cuaca:
    • Hujan atau banjir yang dapat memperlambat pekerjaan.
  2. Topografi dan Vegetasi:
    • Medan yang sulit dan vegetasi yang lebat memerlukan perencanaan khusus.
  3. Ketersediaan Sumber Daya:
    • Kurangnya alat berat atau tenaga kerja yang terampil.
  4. Komplain Masyarakat Lokal:
    • Konflik dengan komunitas sekitar terkait dampak lingkungan atau sosial.

Site Manager Land Clearing harus mampu mengelola semua aspek proyek secara menyeluruh, mulai dari teknis, sumber daya, hingga regulasi.

Sebagai Site Manager , kemampuan untuk mengelola proyek secara menyeluruh sangat penting untuk memastikan keberhasilan dalam setiap aspek pekerjaan. Berikut adalah detail bagaimana seorang Site Manager mengelola proyek dari berbagai dimensi:

1. Aspek Teknis

  • Perencanaan Teknikal:
    • Membuat rencana kerja land clearing yang mencakup metode pengerjaan, pemilihan alat berat, dan tahapan pekerjaan seperti pemotongan vegetasi, pembersihan akar, dan perataan tanah.
    • Menggunakan software seperti AutoCAD atau GIS untuk memetakan area kerja.
  • Pengelolaan Alat Berat:
    • Mengatur penggunaan alat berat sesuai kebutuhan, seperti bulldozer untuk membersihkan lahan atau excavator untuk mengangkut material.
    • Memastikan alat berat dalam kondisi prima melalui inspeksi rutin.
  • Pemantauan Progres:
    • Memastikan setiap tahap pekerjaan berjalan sesuai jadwal dan standar kualitas yang telah ditetapkan.
    • Mengawasi teknik pelaksanaan agar pekerjaan dilakukan dengan efisien dan aman.

2. Aspek Sumber Daya

  • Pengelolaan Tenaga Kerja:
    • Mengatur jadwal kerja operator alat berat, pekerja lapangan, dan staf pendukung lainnya.
    • Melakukan briefing harian untuk memastikan semua anggota tim memahami tugas dan target harian.
  • Pengelolaan Material:
    • Memastikan ketersediaan bahan bakar, suku cadang, dan perlengkapan lainnya untuk mendukung operasional alat berat.
    • Melakukan pemantauan stok material agar tidak terjadi kekurangan.
  • Efisiensi Biaya:
    • Mengendalikan penggunaan bahan bakar dan sumber daya lainnya agar sesuai anggaran.
    • Mengidentifikasi peluang penghematan tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.

3. Aspek Regulasi

  • Kepatuhan Lingkungan:
    • Memastikan kegiatan land clearing sesuai dengan izin yang diperoleh dan meminimalkan dampak lingkungan, seperti pengelolaan limbah vegetasi dan pencegahan erosi.
    • Mengelola hubungan dengan otoritas lingkungan untuk memastikan tidak ada pelanggaran.
  • Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3):
    • Mengimplementasikan prosedur K3 secara ketat, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh semua pekerja.
    • Melakukan pelatihan keselamatan kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan di lokasi proyek.
  • Pematuhan Hukum dan Perizinan:
    • Mengelola dokumen perizinan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan izin penggunaan lahan.
    • Memastikan semua kontrak dengan vendor atau subkontraktor sesuai peraturan hukum.

4. Manajemen Hubungan dan Komunikasi

  • Koordinasi Internal:
    • Memastikan komunikasi yang efektif antara tim lapangan, mekanik, logistik, dan administrasi.
    • Mengadakan rapat rutin untuk membahas progres dan tantangan yang dihadapi.
  • Hubungan Eksternal:
    • Berinteraksi dengan pihak pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor untuk menyampaikan progres dan menerima masukan.
    • Mengelola hubungan dengan masyarakat sekitar untuk mencegah konflik sosial.

5. Monitoring dan Evaluasi

  • Pelaporan Harian:
    • Membuat laporan kerja harian yang mencakup progres, jumlah alat berat yang digunakan, kendala, dan target berikutnya.
  • Evaluasi Kinerja:
    • Mengukur efisiensi pekerjaan berdasarkan KPI seperti jumlah hektar lahan yang dibuka per hari atau tingkat penggunaan alat berat.
    • Menganalisis penyebab keterlambatan atau kendala untuk perbaikan ke depan.
  • Tindakan Korektif:
    • Menyusun rencana untuk mengatasi masalah seperti kerusakan alat berat, hambatan cuaca, atau keterbatasan sumber daya.

6. Inovasi dan Efisiensi

  • Pemanfaatan Teknologi:
    • Menggunakan drone atau teknologi GPS untuk survei dan monitoring area kerja.
    • Mengadopsi peralatan atau metode baru untuk meningkatkan produktivitas.
  • Proses Berkelanjutan:
    • Mengimplementasikan langkah-langkah pengelolaan vegetasi yang ramah lingkungan.
    • Mengintegrasikan proses land clearing dengan rencana  selanjutnya untuk efisiensi waktu dan biaya.

Kesimpulan

Seorang Site Manager  harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang kuat, memahami detail teknis, dan mampu bekerja dengan berbagai pihak untuk memastikan proyek berjalan lancar. Pengelolaan yang menyeluruh akan membantu mencapai target waktu, kualitas, dan anggaran yang ditetapkan, sekaligus meminimalkan dampak lingkungan dan sosial

  • Kemampuan Memotivasi Tim: Site Manager harus mampu memotivasi timnya dalam kondisi kerja yang seringkali menantang. Pekerjaan lapangan yang berat, cuaca ekstrem, dan tekanan waktu membutuhkan pemimpin yang dapat memberikan semangat dan arahan yang jelas.
  • Pengambilan Keputusan yang Cepat: Dalam situasi darurat atau ketika terjadi perubahan kondisi di lapangan, Site Manager harus mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
  • Delegasi Tugas: Kemampuan mendelegasikan tugas kepada anggota tim yang tepat adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi beban kerja Site Manager.
  • Membangun Hubungan Baik: Membangun hubungan yang baik dengan semua anggota tim, mulai dari pekerja lapangan hingga manajemen proyek, sangat penting untuk menciptakan suasana kerja yang harmonis dan produktif.

Keterampilan Teknis ;

  • Pemahaman tentang Alat Berat: Site Manager harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai jenis alat berat yang digunakan dalam proyek pembukaan lahan, seperti buldoser, excavator, dan loader.
  • Teknik Pembukaan Lahan: Memahami berbagai teknik pembukaan lahan, seperti pembukaan lahan tanpa bakar, teknik drainase, dan pengendalian erosi.
  • Keselamatan Kerja: Menguasai peraturan keselamatan kerja dan mampu menerapkannya di lapangan.
  • Lingkungan: Memahami peraturan lingkungan yang berlaku dan mampu menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan.

Terkait kemampuan bekerja dengan berbagai pihak, Site Manager harus:

  • Komunikasi yang Efektif: Mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan berbagai pihak, seperti klien, kontraktor, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
  • Negosiasi: Mampu melakukan negosiasi dengan berbagai pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
  • Manajemen Konflik: Mampu menyelesaikan konflik yang mungkin timbul di lapangan dengan cara yang adil dan bijaksana.

Keterampilan Tambahan yang Berguna:

  • Manajemen Proyek: Menguasai prinsip-prinsip manajemen proyek, seperti perencanaan, penganggaran, dan pengendalian proyek.
  • Pemahaman tentang Peraturan: Memahami peraturan perizinan, tata ruang, dan lingkungan yang berlaku.
  • Teknologi Informasi: Mampu menggunakan perangkat lunak manajemen proyek dan aplikasi seluler untuk meningkatkan efisiensi kerja

Fokus pada eksekusi operasional di lapangan merujuk pada tanggung jawab utama Site Manager, yang melibatkan pengelolaan langsung terhadap semua aktivitas fisik dan teknis di lokasi proyek. Berikut adalah rincian fokusnya:

Tugas Utama Site Manager dalam Eksekusi Operasional

  1. Pengawasan Pekerjaan
    • Memastikan setiap pekerjaan di lapangan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis, jadwal kerja, dan standar keselamatan.
    • Mengontrol kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh tim atau subkontraktor.
  2. Koordinasi Tim Lapangan
    • Mengatur jadwal kerja untuk mandor, teknisi, dan tenaga kerja lainnya.
    • Menyelesaikan masalah teknis yang dihadapi oleh tim selama pengerjaan.
  3. Manajemen Material dan Alat
    • Memastikan material dan alat yang diperlukan tersedia tepat waktu di lokasi.
    • Mengawasi penggunaan sumber daya agar efisien dan tidak terjadi pemborosan.
  4. Pelaporan Progres Harian
    • Melaporkan hasil pekerjaan harian kepada Project Manager, termasuk progres, kendala, dan kebutuhan tambahan.
  5. Penerapan Keselamatan Kerja (K3)
    • Memastikan seluruh pekerja mematuhi prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
    • Mengidentifikasi potensi bahaya di lapangan dan segera mengambil tindakan preventif.
  6. Solusi di Lokasi
    • Mengambil keputusan cepat untuk mengatasi kendala teknis atau operasional di lapangan, selama masih dalam kewenangan yang diberikan.

Mengapa Eksekusi Operasional Penting?

Fokus pada operasional memastikan bahwa:

  • Proyek berjalan tepat waktu tanpa hambatan besar.
  • Pekerjaan di lapangan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun di level manajemen.
  • Standar kualitas proyek tetap terjaga.
  • Risiko kecelakaan dan kerugian dapat diminimalkan.

Kesimpulan

Fokus eksekusi operasional di lapangan adalah inti dari peran Site Manager, yang bertanggung jawab atas implementasi langsung rencana kerja di lokasi proyek, memastikan pekerjaan berjalan efisien, aman, dan sesuai spesifikasi

No comments:

Post a Comment

MATERI SAFETY TALK

  Safety TalK/Briefing Pagi/P5M : Safety talk ialah sebuah cara agar mengingatkan perkerja yang mengenai pentingnya kesehatan serta kesela...