JO (Penanggung Jawab Operasional) dan Site Manager adalah dua peran penting dalam proyek lapangan, tetapi keduanya memiliki tanggung jawab dan fokus yang berbeda. Berikut penjelasannya:
1. PJO (Penanggung Jawab Operasional)
- Fokus Tugas:PJO bertanggung jawab atas keseluruhan operasional proyek. Ia memastikan proyek berjalan sesuai dengan kontrak, regulasi, dan standar keselamatan kerja.
Tanggung Jawab Utama:
- Menjadi penghubung antara pemilik proyek (owner), kontraktor, dan pihak eksternal lainnya.
- Menyetujui rencana kerja, anggaran, dan laporan kemajuan proyek.
- Memastikan proyek berjalan sesuai timeline, anggaran, dan kualitas yang telah ditetapkan.
- Menangani risiko besar yang berhubungan dengan proyek.
- Posisi dalam Hierarki:Biasanya memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan Site Manager, dan bekerja pada tingkat strategis.
- Area Kerja:Fokusnya mencakup seluruh operasional proyek, tidak terbatas pada lokasi spesifik.
2. Site Manager
- Fokus Tugas:Site Manager bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek di lokasi kerja (site) dan memastikan pekerjaan harian berjalan lancar.
Tanggung Jawab Utama:
- Mengawasi pekerjaan tim di lapangan (mandor, teknisi, dll.).
- Memastikan penggunaan alat, material, dan tenaga kerja sesuai rencana.
- Mengelola masalah teknis dan kendala yang muncul di lokasi kerja.
- Melaporkan progres harian kepada PJO atau Project Manager.
- Memastikan semua pekerja mematuhi prosedur keselamatan kerja (K3).
- Posisi dalam Hierarki:Berada langsung di lapangan dan melapor kepada PJO atau Project Manager.
- Area Kerja:Fokus utamanya adalah lokasi proyek secara spesifik.
Ringkasan Perbedaan Utama
Aspek PJO Site Manager Tingkat Fokus Strategis dan operasional makro Operasional mikro di lapangan Tanggung Jawab Keseluruhan proyek Lokasi proyek (site) Hierarki Tingkat lebih tinggi Tingkat eksekusi di lapangan Lokasi Kerja Tidak terbatas di satu lokasi Fokus di lokasi proyek Kesimpulan:PJO lebih berfokus pada manajemen strategis dan tanggung jawab besar terhadap proyek secara keseluruhan, sementara Site Manager lebih berperan pada pengawasan dan pelaksanaan langsung di lapangan. Kedua peran saling melengkapi untuk memastikan keberhasilan proyek.
Project Manager (PM) dan Site Manager memiliki peran yang berbeda dalam proyek, meskipun keduanya penting untuk keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan utama antara keduanya:
1. Project Manager (PM)
Fokus Utama:
Mengelola proyek secara keseluruhan dari awal hingga selesai, termasuk aspek strategis, teknis, finansial, dan komunikasi.
Tanggung Jawab Utama:
- Perencanaan Proyek: Membuat jadwal kerja, anggaran, dan strategi pelaksanaan.
- Manajemen Sumber Daya: Mengatur tenaga kerja, material, alat, dan biaya.
- Koordinasi: Berinteraksi dengan pemilik proyek, kontraktor, subkontraktor, dan pihak-pihak lain.
- Pengendalian Proyek: Memastikan proyek selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan standar kualitas.
- Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko proyek.
- Laporan Proyek: Melaporkan kemajuan proyek kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
Posisi dalam Hierarki:
- Biasanya berada di tingkat manajemen menengah hingga atas dalam struktur organisasi proyek.
- Memiliki wewenang lebih luas dibanding Site Manager.
Lokasi Kerja:
- Lebih sering bekerja di kantor proyek atau lokasi strategis, tetapi tetap mengawasi pekerjaan lapangan secara periodik.
2. Site Manager
Fokus Utama:
Mengelola dan mengawasi pekerjaan harian di lokasi proyek untuk memastikan pelaksanaan sesuai rencana.
Tanggung Jawab Utama:
- Pengawasan Lapangan: Memastikan pekerjaan di lokasi berjalan sesuai dengan jadwal, spesifikasi, dan standar keselamatan.
- Manajemen Tim Lapangan: Mengatur pekerjaan mandor, teknisi, dan pekerja lainnya.
- Penyelesaian Masalah Teknis: Mengatasi kendala teknis yang muncul selama pekerjaan berlangsung.
- Pemantauan Material & Alat: Mengontrol ketersediaan dan penggunaan material serta alat di lapangan.
- Laporan Harian: Melaporkan progres dan kendala lapangan kepada Project Manager.
Posisi dalam Hierarki:
- Berada di bawah Project Manager dalam struktur organisasi.
- Fokus pada eksekusi operasional di lapangan.
Lokasi Kerja:
- Sebagian besar waktu dihabiskan di lokasi proyek.
Perbandingan Tugas dan Wewenang
Aspek | Project Manager | Site Manager |
---|---|---|
Tingkat Fokus | Strategis dan manajemen proyek secara umum | Operasional harian di lokasi proyek |
Tanggung Jawab | Keseluruhan proyek | Pelaksanaan pekerjaan lapangan |
Posisi dalam Hierarki | Lebih tinggi | Berada di bawah PM |
Komunikasi | Dengan pemilik proyek dan manajemen atas | Dengan tim lapangan |
Lokasi Kerja | Kantor proyek, kunjungan lapangan | Fokus di lokasi proyek |
Kesimpulan:
- Project Manager bertanggung jawab pada proyek secara keseluruhan dan bekerja di level strategis.
- Site Manager berperan memastikan pekerjaan di lapangan berjalan lancar sesuai arahan dari Project Manager.
Keduanya bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek, tetapi dengan fokus dan tanggung jawab yang berbeda.
Peran Site Manager dalam pembukaan lahan (Land Clearing) sangat
penting untuk memastikan proyek berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan
target yang ditetapkan. Berikut adalah tugas, tanggung jawab, dan keterampilan
yang diperlukan untuk Site Manager dalam konteks Land Clearing:
Peran Krusial Site Manager dalam Pembukaan Lahan
Tugas Utama:
- Perencanaan
Proyek: Menyusun rencana kerja yang detail, termasuk jadwal, alokasi
sumber daya, dan anggaran.
- Manajemen Tim:
Memimpin dan mengkoordinasikan tim kerja yang terdiri dari berbagai
disiplin ilmu, seperti operator alat berat, teknisi, dan pekerja lapangan.
- Pengendalian
Kualitas: Memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditetapkan.
- Keselamatan
Kerja: Menjamin keselamatan kerja semua personel di lapangan dengan
menerapkan prosedur keselamatan yang ketat.
- Pengelolaan
Lingkungan: Memastikan proyek berjalan sesuai dengan peraturan
lingkungan yang berlaku.
- Koordinasi
dengan Stakeholder: Berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait,
seperti pemilik lahan, pemerintah, dan kontraktor.
Tanggung Jawab:
- Penilaian Situs:
Melakukan survei awal untuk mengidentifikasi kondisi tanah, vegetasi, dan
potensi kendala di lapangan.
- Pemilihan Alat
Berat: Memilih alat berat yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan
kondisi lahan.
- Pengelolaan
Logistik: Mengatur transportasi, bahan bakar, dan peralatan pendukung
lainnya.
- Pengendalian
Biaya: Memantau pengeluaran proyek dan memastikan tetap sesuai dengan
anggaran.
- Pelaporan:
Menyusun laporan berkala mengenai kemajuan proyek, kendala yang dihadapi,
dan solusi yang diambil.
Keterampilan yang Dibutuhkan:
- Kepemimpinan:
Mampu memimpin tim dengan efektif dan memotivasi anggota tim.
- Manajemen
Proyek: Menguasai prinsip-prinsip manajemen proyek, seperti
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
- Teknis:
Menguasai pengetahuan tentang alat berat, teknik pembukaan lahan, dan
peraturan keselamatan.
- Komunikasi:
Mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan.
- Problem-solving:
Mampu mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat dan tepat.
- Adaptasi:
Mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi lapangan dan menyesuaikan
rencana kerja.
Tantangan yang Dihadapi Site Manager:
- Kondisi Lapangan
yang Dinamis: Kondisi cuaca, tanah, dan vegetasi yang tidak menentu
dapat mempengaruhi jadwal dan biaya proyek.
- Peraturan
Lingkungan: Persyaratan lingkungan yang ketat dapat membatasi ruang
gerak dalam pelaksanaan proyek.
- Keterbatasan
Sumber Daya: Keterbatasan anggaran, tenaga kerja, dan peralatan dapat
menghambat kemajuan proyek.
- Konflik dengan
Masyarakat: Proyek pembukaan lahan seringkali menimbulkan konflik
dengan masyarakat sekitar.
Pentingnya Peran Site Manager:
Seorang Site Manager yang kompeten dapat:
- Meningkatkan
Efisiensi: Dengan perencanaan yang matang dan manajemen proyek yang
baik, proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran.
- Mencegah
Kerugian: Mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini sehingga
dapat mencegah kerugian yang lebih besar.
- Menjaga Kualitas:
Memastikan hasil kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan.
- Menjaga
Keselamatan Kerja: Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
- Meminimalkan
Dampak Lingkungan: Melaksanakan proyek dengan memperhatikan aspek
lingkungan.
Bagaimana kita dapat mengembangkan poin-poin ini lebih lanjut?
Beberapa topik yang dapat kita bahas lebih dalam antara lain:
- Teknologi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan (misalnya,
drone untuk survei, sistem GPS untuk pemetaan).
- Strategi untuk
mengatasi konflik dengan masyarakat (misalnya, program CSR,
sosialisasi).
- Tren terbaru
dalam industri pembukaan lahan (misalnya, praktik pembangunan
berkelanjutan).
Tugas Utama Site Manager
- Perencanaan dan
Koordinasi Proyek
- Membuat rencana
kerja pembukaan lahan, termasuk jadwal, alokasi sumber daya, dan
anggaran.
- Mengatur dan
memimpin rapat koordinasi dengan tim lapangan, kontraktor, dan pihak
terkait lainnya.
- Pengawasan
Kegiatan Lapangan
- Memastikan semua
aktivitas pembukaan lahan dilakukan sesuai spesifikasi teknis dan metode
kerja yang ditetapkan.
- Mengawasi
penggunaan alat berat seperti bulldozer, excavator, motor grader, dan
lainnya.
- Memantau proses
seperti pemindahan vegetasi, pembersihan akar, dan pengangkutan material.
- Manajemen Sumber
Daya
- Mengelola tenaga
kerja, alat berat, dan bahan pendukung lainnya.
- Mengatur jadwal
kerja agar alat berat dan operator bekerja secara optimal.
- Pengendalian
Mutu dan Keselamatan
- Memastikan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar kualitas dan spesifikasi
proyek.
- Mengawasi
penerapan Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (K3) di area
kerja.
- Mengidentifikasi
risiko dan menyusun langkah mitigasi.
- Administrasi dan
Pelaporan
- Menyiapkan laporan
harian, mingguan, dan bulanan tentang progres pekerjaan.
- Mencatat
penggunaan bahan bakar, jam kerja alat berat, dan biaya lainnya.
- Mengkomunikasikan
pencapaian dan kendala proyek kepada manajemen perusahaan.
- Pemenuhan
Perizinan dan Regulasi
- Memastikan semua
kegiatan pembukaan lahan mematuhi peraturan lingkungan dan izin yang
berlaku.
- Mengelola
dokumentasi yang terkait dengan izin dan tanggung jawab hukum.
Tanggung Jawab Site Manager
- Pencapaian
Target Proyek:
- Memastikan
pembukaan lahan selesai sesuai dengan jadwal, anggaran, dan standar yang
ditetapkan.
- Pengelolaan Tim:
- Mengarahkan tim
lapangan untuk bekerja dengan efisien dan efektif.
- Memberikan
pelatihan atau pengarahan kepada operator dan pekerja terkait metode
kerja.
- Penyelesaian
Masalah:
- Mengatasi masalah
teknis di lapangan, seperti kerusakan alat berat atau gangguan cuaca.
- Menyelesaikan
konflik antar tim atau dengan pihak eksternal.
- Manajemen Biaya:
- Memantau dan
mengendalikan biaya operasional agar sesuai dengan anggaran yang
direncanakan.
Keterampilan yang Dibutuhkan
- Teknis dan
Manajerial:
- Memahami metode
kerja land clearing, termasuk penggunaan alat berat dan manajemen tanah.
- Menguasai teknik
perencanaan proyek dan manajemen sumber daya.
- Komunikasi:
- Kemampuan untuk
berkomunikasi dengan tim lapangan, kontraktor, dan pemangku kepentingan
lainnya.
- Analisis dan
Penyelesaian Masalah:
- Mampu menganalisis
situasi dengan cepat dan memberikan solusi yang efektif.
- Pemahaman
Regulasi:
- Pengetahuan
tentang peraturan lingkungan, izin pembukaan lahan, dan standar K3.
Indikator Kinerja Utama (KPI)
- Penyelesaian
Tepat Waktu:
- Persentase
pekerjaan yang selesai sesuai jadwal.
- Efisiensi Biaya:
- Selisih antara
anggaran yang direncanakan dengan biaya aktual.
- Tingkat
Kepatuhan K3:
- Jumlah insiden
kecelakaan kerja atau pelanggaran standar keselamatan.
- Produktivitas
Alat Berat:
- Jam kerja alat
berat dibandingkan dengan output pekerjaan yang dihasilkan.
- Kualitas Hasil
Kerja:
- Evaluasi hasil
pembukaan lahan sesuai spesifikasi teknis.
Tantangan yang Sering Dihadapi
- Kondisi Cuaca:
- Hujan atau banjir
yang dapat memperlambat pekerjaan.
- Topografi dan
Vegetasi:
- Medan yang sulit
dan vegetasi yang lebat memerlukan perencanaan khusus.
- Ketersediaan
Sumber Daya:
- Kurangnya alat
berat atau tenaga kerja yang terampil.
- Komplain
Masyarakat Lokal:
- Konflik dengan
komunitas sekitar terkait dampak lingkungan atau sosial.
Site Manager Land Clearing harus mampu mengelola semua aspek proyek
secara menyeluruh, mulai dari teknis, sumber daya, hingga regulasi.
Sebagai Site Manager , kemampuan untuk mengelola
proyek secara menyeluruh sangat penting untuk memastikan keberhasilan dalam
setiap aspek pekerjaan. Berikut adalah detail bagaimana seorang Site Manager
mengelola proyek dari berbagai dimensi:
1. Aspek Teknis
- Perencanaan
Teknikal:
- Membuat rencana
kerja land clearing yang mencakup metode pengerjaan, pemilihan alat
berat, dan tahapan pekerjaan seperti pemotongan vegetasi, pembersihan
akar, dan perataan tanah.
- Menggunakan
software seperti AutoCAD atau GIS untuk memetakan area kerja.
- Pengelolaan Alat
Berat:
- Mengatur penggunaan
alat berat sesuai kebutuhan, seperti bulldozer untuk membersihkan lahan
atau excavator untuk mengangkut material.
- Memastikan alat
berat dalam kondisi prima melalui inspeksi rutin.
- Pemantauan
Progres:
- Memastikan setiap
tahap pekerjaan berjalan sesuai jadwal dan standar kualitas yang telah
ditetapkan.
- Mengawasi teknik
pelaksanaan agar pekerjaan dilakukan dengan efisien dan aman.
2. Aspek Sumber Daya
- Pengelolaan
Tenaga Kerja:
- Mengatur jadwal
kerja operator alat berat, pekerja lapangan, dan staf pendukung lainnya.
- Melakukan briefing
harian untuk memastikan semua anggota tim memahami tugas dan target
harian.
- Pengelolaan
Material:
- Memastikan
ketersediaan bahan bakar, suku cadang, dan perlengkapan lainnya untuk
mendukung operasional alat berat.
- Melakukan
pemantauan stok material agar tidak terjadi kekurangan.
- Efisiensi Biaya:
- Mengendalikan
penggunaan bahan bakar dan sumber daya lainnya agar sesuai anggaran.
- Mengidentifikasi
peluang penghematan tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan.
3. Aspek Regulasi
- Kepatuhan
Lingkungan:
- Memastikan
kegiatan land clearing sesuai dengan izin yang diperoleh dan meminimalkan
dampak lingkungan, seperti pengelolaan limbah vegetasi dan pencegahan
erosi.
- Mengelola hubungan
dengan otoritas lingkungan untuk memastikan tidak ada pelanggaran.
- Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3):
- Mengimplementasikan
prosedur K3 secara ketat, termasuk penggunaan alat pelindung diri (APD)
oleh semua pekerja.
- Melakukan
pelatihan keselamatan kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan di lokasi
proyek.
- Pematuhan Hukum
dan Perizinan:
- Mengelola dokumen
perizinan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan izin
penggunaan lahan.
- Memastikan semua
kontrak dengan vendor atau subkontraktor sesuai peraturan hukum.
4. Manajemen Hubungan dan Komunikasi
- Koordinasi
Internal:
- Memastikan
komunikasi yang efektif antara tim lapangan, mekanik, logistik, dan
administrasi.
- Mengadakan rapat
rutin untuk membahas progres dan tantangan yang dihadapi.
- Hubungan
Eksternal:
- Berinteraksi
dengan pihak pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor untuk menyampaikan
progres dan menerima masukan.
- Mengelola hubungan
dengan masyarakat sekitar untuk mencegah konflik sosial.
5. Monitoring dan Evaluasi
- Pelaporan
Harian:
- Membuat laporan
kerja harian yang mencakup progres, jumlah alat berat yang digunakan,
kendala, dan target berikutnya.
- Evaluasi
Kinerja:
- Mengukur
efisiensi pekerjaan berdasarkan KPI seperti jumlah hektar lahan yang
dibuka per hari atau tingkat penggunaan alat berat.
- Menganalisis
penyebab keterlambatan atau kendala untuk perbaikan ke depan.
- Tindakan
Korektif:
- Menyusun rencana
untuk mengatasi masalah seperti kerusakan alat berat, hambatan cuaca,
atau keterbatasan sumber daya.
6. Inovasi dan Efisiensi
- Pemanfaatan
Teknologi:
- Menggunakan drone
atau teknologi GPS untuk survei dan monitoring area kerja.
- Mengadopsi
peralatan atau metode baru untuk meningkatkan produktivitas.
- Proses
Berkelanjutan:
- Mengimplementasikan
langkah-langkah pengelolaan vegetasi yang ramah lingkungan.
- Mengintegrasikan
proses land clearing dengan rencana
selanjutnya untuk efisiensi waktu dan biaya.
Kesimpulan
Seorang Site Manager harus memiliki keterampilan
kepemimpinan yang kuat, memahami detail teknis, dan mampu bekerja dengan
berbagai pihak untuk memastikan proyek berjalan lancar. Pengelolaan yang
menyeluruh akan membantu mencapai target waktu, kualitas, dan anggaran yang ditetapkan,
sekaligus meminimalkan dampak lingkungan dan sosial
- Kemampuan
Memotivasi Tim: Site Manager harus mampu memotivasi timnya dalam
kondisi kerja yang seringkali menantang. Pekerjaan lapangan yang berat,
cuaca ekstrem, dan tekanan waktu membutuhkan pemimpin yang dapat
memberikan semangat dan arahan yang jelas.
- Pengambilan
Keputusan yang Cepat: Dalam situasi darurat atau ketika terjadi
perubahan kondisi di lapangan, Site Manager harus mampu mengambil
keputusan yang cepat dan tepat.
- Delegasi Tugas:
Kemampuan mendelegasikan tugas kepada anggota tim yang tepat adalah kunci
untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi beban kerja Site
Manager.
- Membangun
Hubungan Baik: Membangun hubungan yang baik dengan semua anggota tim,
mulai dari pekerja lapangan hingga manajemen proyek, sangat penting untuk
menciptakan suasana kerja yang harmonis dan produktif.
Keterampilan
Teknis ;
- Pemahaman
tentang Alat Berat: Site Manager harus memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang berbagai jenis alat berat yang digunakan dalam proyek
pembukaan lahan, seperti buldoser, excavator, dan loader.
- Teknik Pembukaan
Lahan: Memahami berbagai teknik pembukaan lahan, seperti pembukaan
lahan tanpa bakar, teknik drainase, dan pengendalian erosi.
- Keselamatan
Kerja: Menguasai peraturan keselamatan kerja dan mampu menerapkannya
di lapangan.
- Lingkungan:
Memahami peraturan lingkungan yang berlaku dan mampu menerapkan
praktik-praktik yang ramah lingkungan.
Terkait kemampuan bekerja dengan berbagai pihak, Site Manager harus:
- Komunikasi yang
Efektif: Mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan berbagai
pihak, seperti klien, kontraktor, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
- Negosiasi:
Mampu melakukan negosiasi dengan berbagai pihak untuk mencapai kesepakatan
yang saling menguntungkan.
- Manajemen
Konflik: Mampu menyelesaikan konflik yang mungkin timbul di lapangan
dengan cara yang adil dan bijaksana.
Keterampilan Tambahan yang Berguna:
- Manajemen
Proyek: Menguasai prinsip-prinsip manajemen proyek, seperti
perencanaan, penganggaran, dan pengendalian proyek.
- Pemahaman
tentang Peraturan: Memahami peraturan perizinan, tata ruang, dan
lingkungan yang berlaku.
- Teknologi Informasi:
Mampu menggunakan perangkat lunak manajemen proyek dan aplikasi seluler
untuk meningkatkan efisiensi kerja
Fokus pada eksekusi operasional di lapangan merujuk pada tanggung jawab utama Site Manager, yang melibatkan pengelolaan langsung terhadap semua aktivitas fisik dan teknis di lokasi proyek. Berikut adalah rincian fokusnya:
Tugas Utama Site Manager dalam Eksekusi Operasional
- Pengawasan
Pekerjaan
- Memastikan setiap
pekerjaan di lapangan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis, jadwal
kerja, dan standar keselamatan.
- Mengontrol
kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh tim atau subkontraktor.
- Koordinasi Tim
Lapangan
- Mengatur jadwal
kerja untuk mandor, teknisi, dan tenaga kerja lainnya.
- Menyelesaikan
masalah teknis yang dihadapi oleh tim selama pengerjaan.
- Manajemen
Material dan Alat
- Memastikan
material dan alat yang diperlukan tersedia tepat waktu di lokasi.
- Mengawasi
penggunaan sumber daya agar efisien dan tidak terjadi pemborosan.
- Pelaporan
Progres Harian
- Melaporkan hasil
pekerjaan harian kepada Project Manager, termasuk progres, kendala, dan
kebutuhan tambahan.
- Penerapan
Keselamatan Kerja (K3)
- Memastikan seluruh
pekerja mematuhi prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Mengidentifikasi
potensi bahaya di lapangan dan segera mengambil tindakan preventif.
- Solusi di Lokasi
- Mengambil
keputusan cepat untuk mengatasi kendala teknis atau operasional di
lapangan, selama masih dalam kewenangan yang diberikan.
Mengapa Eksekusi Operasional Penting?
Fokus pada operasional memastikan bahwa:
- Proyek berjalan tepat
waktu tanpa hambatan besar.
- Pekerjaan di
lapangan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun di level
manajemen.
- Standar kualitas
proyek tetap terjaga.
- Risiko kecelakaan
dan kerugian dapat diminimalkan.
Kesimpulan
Fokus eksekusi operasional di lapangan adalah inti dari peran Site
Manager, yang bertanggung jawab atas implementasi langsung rencana kerja di
lokasi proyek, memastikan pekerjaan berjalan efisien, aman, dan sesuai
spesifikasi
No comments:
Post a Comment