STONE CRUSHER
Menurut disiplin ilmu struktur bebatuan atau Stone Structure, batu split dihasilkan dengan cara dibelah melalui kerja mesin pemecah batu atau stone crusher. Namun ada juga batu split yang dihasilkan dengan cara tradisional yaitu dibelah oleh tangan manusia atau penambang batu hingga mencapai standard ukuran yang diinginkan.
Batu split atau batu belah adalah material bangunan yang umum digunakan sebagai konstruksi dari sebuah pondasi. Sifat batu belah ini tetap, alias tidak mudah mengalami perubahan bentuk dan kualitas walau tertanam di dalam tanah. Karakteristik batu split umumnya berwarna kehitaman, abu-abu tua, atau coklat. Warna batu split kerap berbeda tergantung asal batu itu berada, apakah dari daerah pegunungan atau perbukitan.
Untuk digunakan sebagai agregat dalam beton, batu harus memenuhi beberapa syarat atau persyaratan tertentu agar beton memiliki kualitas dan kekuatan yang baik. Beberapa syarat batu untuk beton adalah sebagai berikut:
- Ukuran dan Gradasi: Batu yang digunakan sebagai agregat harus memiliki ukuran dan gradasi yang sesuai. Ukuran agregat mempengaruhi sifat-sifat beton, termasuk kekuatan dan kepadatan. Umumnya, agregat yang digunakan dalam beton adalah agregat kasar dengan ukuran partikel antara 5 mm hingga 20 mm.
- Kebersihan: Batu harus bebas dari kotoran organik, tanah, dan material lain yang dapat mempengaruhi kualitas dan daya tahan beton. Batu yang bersih akan membantu dalam mencapai ikatan yang baik antara agregat dan matriks semen.
- Kekerasan: Batu harus cukup keras dan kuat untuk memberikan kontribusi yang baik terhadap kekuatan keseluruhan beton. Batu yang terlalu lembut atau rapuh dapat menyebabkan kerusakan dan retak pada beton.
- Ketahanan Terhadap Pengaratan: Batu harus memiliki ketahanan yang baik terhadap pengaratan (freeze-thaw resistance), terutama jika beton akan digunakan di daerah dengan perubahan suhu yang ekstrem.
- Ketahanan Terhadap Reaksi Alkali-Aggregate: Batu harus tahan terhadap reaksi alkali-agregat yang dapat menyebabkan kembang-kempis pada beton.
- Berat Jenis: Berat jenis batu juga merupakan faktor penting karena dapat mempengaruhi berat beton secara keseluruhan.
- Kadar Air Permukaan: Batu harus memiliki kadar air permukaan yang rendah untuk mencegah penurunan daya lekat antara agregat dan matriks semen.
- Bahan Lempung: Batu harus memiliki kandungan bahan lempung (clay content) yang rendah karena bahan lempung dapat mengganggu ikatan antara agregat dan matriks semen.
- Kebulatan dan Kekerabatan: Batu yang memiliki bentuk yang kebulatan dan kekerabatan yang baik akan membantu dalam pencapaian kekuatan dan kepadatan beton yang lebih baik.
Batu split masa kini dihasilkan melalui kerja mesin guna menciptakan ukuran batu yang bervariasi. Dari batu berukuran besar dipecah menjadi batu-batu berukuran kecil. Usai dihancurkan, batu kemudian diseleksi sesuai kelompok ukuran yang sama. Ukurannya mulai dari 10mm sampai 50mm. Berbeda ukuran maka akan berbeda juga fungsi dan penggunaannya.
Untuk mengetahui kualitas batu split yang baik adalah tidak berpori. Tidak adanya pori menunjukkan bahwa batu sangat padat sehingga tidak ada ruang untuk udara. Selain itu, jika diamati dengan penelitian, batu split berkualitas memiliki kadar lumpur hanya 1%.
Cara kerja dari mesin stone crusher atau olahan crusher bervariasi tergantung pada jenis dan model mesin tersebut. Namun, secara umum, berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja olahan crusher:
- Pengumpanan Batu: Batu mentah dimasukkan ke dalam mesin stone crusher melalui alat pengumpan (feeder). Pengumpan ini dapat berupa hopper, conveyor, atau alat lainnya yang memasukkan batu ke dalam rongga penghancuran mesin.
- Penghancuran Batu: Batu yang dimasukkan ke dalam mesin kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil melalui proses penghancuran. Cara kerja penghancuran dapat bervariasi tergantung pada jenis mesin stone crusher yang digunakan.Jaw Crusher: Batu dihancurkan antara rahang bergerak dan rahang tetap dengan gerakan maju-mundur.
- Cone Crusher: Batu dihancurkan antara mantel (cone) dan concave (cangkang luar) dengan cara memampatkan batu.
- Impact Crusher: Batu dilemparkan ke rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi, dan kemudian tumbukan dengan palu-palu yang ada di dalamnya.
- Hammer Crusher: Batu dihancurkan oleh palu-palu yang berputar di sekitar rotor.
- Pemisahan Ukuran: Setelah batu dihancurkan, mesin akan memisahkan batu olahan menjadi ukuran yang diinginkan. Ukuran batu olahan dapat diatur dengan mengatur ukuran celah pada mesin, sehingga batu dapat keluar sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
- Pengeluaran Batu Olahan: Batu olahan yang telah sesuai dengan ukuran yang diinginkan akan dikeluarkan dari mesin stone crusher melalui conveyor atau alat pengeluaran lainnya. Batu olahan ini siap digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan, seperti konstruksi, beton, aspal, dan sebagainya.
Penting untuk menjaga mesin stone crusher dalam kondisi yang baik dan melakukan perawatan secara teratur agar dapat beroperasi dengan efisien dan menghasilkan batu olahan yang berkualitas. Selain itu, kecepatan dan pengaturan parameter penghancuran yang tepat juga akan berpengaruh pada hasil akhir dari batu olahan yang dihasilkan.
Debu batu adalah partikel-partikel kecil yang dihasilkan dari proses penghancuran batu, seperti yang terjadi dalam mesin stone crusher. Meskipun debu batu sering dianggap sebagai produk sampingan atau limbah dari industri penghancuran batu, namun debu batu sebenarnya memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang dapat dimanfaatkan:
Penggunaan dalam Pembuatan Beton: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton. Ketika dicampur dengan pasir, air, dan semen, debu batu dapat berkontribusi pada kekuatan beton dan membantu dalam mencapai kepadatan yang baik.
Penggunaan dalam Aspal: Debu batu juga dapat digunakan dalam campuran aspal untuk jalan raya. Penggunaan debu batu dalam campuran aspal dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap beban lalu lintas.
- Penggunaan sebagai Bahan Subbase: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan subbase dalam konstruksi jalan. Penggunaan debu batu sebagai subbase dapat membantu dalam meningkatkan stabilitas jalan.
- Penggunaan dalam Konstruksi Tanah: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk stabilisasi tanah lunak atau lemah. Penggunaan debu batu dapat membantu dalam meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi risiko penurunan atau penurunan tanah.
- Penggunaan sebagai Bahan Drainase: Debu batu dapat digunakan sebagai bahan drainase dalam konstruksi seperti saluran drainase atau lapisan permukaan yang dapat menyerap air.
- Penggunaan dalam Bahan Bangunan Lainnya: Debu batu juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bata, paving block, atau bahan bangunan lainnya.
No comments:
Post a Comment