Wednesday 2 August 2023

fleet management system berbasis GPS Tracker atau System Control Unit


FLEET MANAGEMENT SYSTEM  BERBASIS GPS TRACKER
SEBAGAI SARANA CONTROL MANAGEMENT

Dalam upaya pengelolaan aset yang lebih produktif, efektif dan efisien, dibutuhkan adanya proaktif management dengan diskusi dan real time feedback dari operator engineer, IT dan divisi lain supaya kendala di lapangan dapat langsung diselesaikan. Fleet management system berbasis GPS tracker mampu mengatasi kerumitan administrasi pengelolaan sebuah perusahaan tambang, meminimalkan human error, memperbaiki perilaku pengemudi, menurunkan biaya dan menjadikan kinerja operasional lebih efisien.
Sistem manajemen  fleet berbasis GPS tracker adalah solusi teknologi yang membantu perusahaan atau organisasi untuk mengawasi dan mengelola armada kendaraan dengan lebih efisien. Sistem ini menggunakan teknologi GPS untuk melacak dan memantau posisi kendaraan secara real-time. Berikut adalah beberapa manfaat dan fitur umum dari sistem manajemen armada berbasis GPS tracker:

Manfaat:
  • Peningkatan efisiensi operasional: Dengan melacak posisi kendaraan secara real-time, manajer armada dapat mengoptimalkan rute dan memastikan pengemudi mengikuti jalur yang efisien, mengurangi waktu perjalanan dan bahan bakar.
  • Penjadwalan dan tugas yang lebih baik: Sistem ini membantu dalam penugasan dan penjadwalan tugas yang lebih baik dengan memberikan informasi tentang kendaraan yang tersedia dan posisi mereka saat ini.
  • Peningkatan keselamatan: Manajemen armada berbasis GPS dapat membantu dalam memonitor perilaku pengemudi seperti kecepatan, pengereman, dan akselerasi. Dengan demikian, dapat mendorong pengemudi untuk mengemudi dengan lebih aman dan meminimalkan risiko kecelakaan.
  • Penghematan biaya bahan bakar: Dengan mengoptimalkan rute dan mengawasi perilaku pengemudi, sistem ini dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dan biaya operasional kendaraan.
  • Peningkatan pelacakan aset: Selain kendaraan, sistem ini juga bisa digunakan untuk melacak aset berharga lainnya seperti alat berat atau peralatan khusus.

Fitur umum:
  • Pelacakan Real-time: Melacak posisi kendaraan secara real-time dan menampilkan data di peta digital.
  • Riwayat Perjalanan: Merekam riwayat perjalanan kendaraan, yang memudahkan analisis dan pemantauan.
  • Notifikasi dan Alarm: Mengirimkan notifikasi atau alarm jika kendaraan keluar dari jalur yang ditentukan, atau jika terjadi masalah seperti kecepatan berlebih atau kebocoran bahan bakar.
  • Analisis Kinerja: Menyediakan laporan dan analisis kinerja untuk mengukur efisiensi, konsumsi bahan bakar, dan biaya operasional armada.
  • Integrasi dengan sistem lain: Dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen logistik, sistem pengelolaan persediaan, atau sistem keuangan perusahaan.
  • Pemantauan Kesehatan Kendaraan: Beberapa sistem dapat memberikan informasi tentang kesehatan kendaraan, seperti kondisi mesin dan perawatan yang diperlukan.
Sistem manajemen armada berbasis GPS tracker sangat bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki armada kendaraan besar dan kompleks, seperti perusahaan logistik, transportasi, atau jasa pengiriman. Dengan membantu mengoptimalkan operasi dan meningkatkan efisiensi, sistem ini dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Namun, pemilihan dan implementasi sistem harus didasarkan pada kebutuhan spesifik perusahaan dan kemampuan teknis yang tersedia.
GPS Tracker bekerja berdasarkan teknologi Global Positioning System (GPS), yang menggunakan satelit untuk melacak dan menentukan lokasi dari objek atau perangkat yang dilengkapi dengan GPS Tracker. Berikut adalah langkah-langkah umum bagaimana GPS Tracker bekerja:
  • Penerimaan sinyal GPS: GPS Tracker dilengkapi dengan penerima GPS yang dapat menangkap sinyal dari satelit GPS di orbit Bumi. Setidaknya, harus ada sinyal dari tiga satelit untuk menentukan lokasi secara horizontal (latitude dan longitude) dan empat satelit untuk mencakup informasi ketinggian (altitude) juga.
  • Perhitungan waktu tempuh: GPS Tracker mengukur selisih waktu yang dibutuhkan oleh sinyal dari satelit sampai diterima oleh penerima. Karena sinyal GPS bergerak pada kecepatan cahaya, perbedaan waktu ini digunakan untuk menghitung jarak antara GPS Tracker dan setiap satelit yang digunakan dalam perhitungan lokasi.
  • Trilaterasi: Setelah memperoleh informasi jarak dari tiga atau lebih satelit, GPS Tracker menggunakan metode trilaterasi untuk menentukan posisi relatifnya terhadap satelit-satelit tersebut. Trilaterasi adalah teknik yang digunakan untuk menghitung posisi berdasarkan jarak yang diketahui ke tiga titik referensi.
  • Penentuan lokasi: Setelah memperoleh informasi jarak dari beberapa satelit dan melakukan perhitungan trilaterasi, GPS Tracker dapat menentukan lokasi geografisnya dengan koordinat lengkap, yaitu latitude (garis lintang), longitude (garis bujur), dan altitude (ketinggian).
  • Pemrosesan dan pengiriman data: Setelah lokasi GPS Tracker ditentukan, data yang diperoleh diproses oleh perangkat tersebut untuk menentukan informasi tambahan, seperti kecepatan, arah pergerakan, dan waktu tempuh. Data ini kemudian dapat dikirim ke server atau perangkat penerima lainnya, seperti aplikasi smartphone atau perangkat komputer, untuk ditampilkan dalam bentuk peta atau laporan.
Penting untuk diingat bahwa GPS Tracker memerlukan visibilitas yang baik dengan satelit GPS untuk berfungsi dengan benar. Di tempat-tempat dengan bangunan tinggi, pohon lebat, atau di dalam ruangan tertutup, kualitas sinyal GPS dapat menurun dan menyebabkan ketidakakuratan dalam menentukan lokasi. Namun, teknologi GPS terus berkembang dan seiring waktu, telah ada peningkatan dalam akurasi dan ketersediaan sinyal GPS di berbagai lingkungan.
Secara sederhana, fleet management system merupakan sebuah sistem terintegrasi yang mampu membantu dalam mengelola aset kendaraan dan biasanya banyak dipergunakan di dunia industri seperti pertambangan, transportasi, konstruksi sampai perkebunan.
1. Efisienkan Jarak Tempuh Fleet management system juga memiliki fitur perencanaan rute dan penugasan kendaraan terdekat ke tujuan.
2. Digitalisasi Penugasan
Pengemudi menerimanya melalui ponsel dan progres penyelesaian tugas mudah dilacak, disertai bukti pengiriman berupa foto dapat langsung diunggah pengemudi melalui aplikasi. Ini juga memastikan barang yang dikirim sesuai dengan barang yang diambil.
3. Integrasi Fleet Management Software
4. Inspeksi Rutin Kendaraan
Fleet management system berbasis GPS tracker memberikan kemudahan melalui fitur pengatur jadwal pemeliharaan berdasarkan tanggal, km dan durasi operasional, juga fitur Driver Vehicle Inspection Report (DVIR) untuk pengemudi dapat melaporkan masalah kendaraan.

Driver Vehicle Inspection Report (DVIR) adalah formulir atau laporan yang digunakan oleh pengemudi (driver) untuk melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum dan setelah penggunaannya. Tujuan dari DVIR adalah untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi aman dan memenuhi standar keselamatan sebelum digunakan, serta untuk melacak dan melaporkan kondisi kendaraan yang memerlukan perawatan atau perbaikan.
DVIR biasanya berisi informasi sebagai berikut:
  • Identifikasi Kendaraan: Nama dan nomor kendaraan, nomor plat, tipe kendaraan, dan informasi identifikasi lainnya.
  • Tanggal dan Waktu: Tanggal dan waktu pemeriksaan dilakukan.
  • Bagian-bagian Kendaraan: Daftar bagian dan komponen kendaraan yang harus diperiksa, seperti sistem pengereman, sistem suspensi, lampu-lampu, kaca, roda, dan lain-lain.
  • Hasil Pemeriksaan: Pengemudi akan menandai atau memberikan catatan tentang kondisi setiap bagian kendaraan yang diperiksa. Misalnya, apakah dalam kondisi baik, perlu perbaikan, atau perlu perawatan lebih lanjut.
  • Tindakan Perbaikan: Jika ada item yang memerlukan perbaikan atau perawatan lebih lanjut, pengemudi akan mencatat tindakan yang diambil atau tindakan yang diperlukan.
  • Tanda Tangan dan Nama Pengemudi: Setelah selesai pemeriksaan, pengemudi akan menandatangani dan mencantumkan namanya pada DVIR sebagai konfirmasi bahwa pemeriksaan telah dilakukan.
DVIR penting dalam menjaga keselamatan dan kinerja kendaraan, serta memastikan bahwa kendaraan tetap beroperasi dalam kondisi yang baik. Jika ada masalah yang ditemukan selama pemeriksaan, laporan ini memungkinkan untuk segera mengambil tindakan perbaikan sehingga potensi kecelakaan atau masalah lebih lanjut dapat dihindari. Selain itu, DVIR juga dapat berfungsi sebagai bukti kepatuhan dengan peraturan keselamatan dan perawatan kendaraan dalam beberapa industri, seperti transportasi, logistik, dan konstruksi.

Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan dapat memaksimalkan pemanfaatan kendaraan, melakukan pengecekan kendaraan yang beroperasi, melakukan perhitungan bahan bakar, hingga memantau waktu pemeliharaan atau service kendaraan Fungsi fleet management system atau manajemen armada ini mencakup penghematan konsumsi bahan bakar, koreksi metode pekerjaan, keselamatan bagi pengemudi dan kendaraan, serta perawatan kendaraan. Fungsi-fungsi tersebut dikelola dalam suatu sistem manajemen informasi terpadu.

Pemantauan Produktivitas Peralatan 
“Dari match factor ini bisa digunakan dua metode, pertama metode productivity, jadi base on kapasitas truk dibagi dengan kapasitas digger atau berdasarkan dari ready hours. Ready hours itu berdasarkan truk dan dagger juga cuma bedanya kita memasukan parameter kiwing dan hanging,”
Berikut ini empat alasan kenapa fleet management system bisa menjadi solusi perusahaan tambang dalam mengelola kerumitan administrasi:
Penggunaan fleet management system berbasis GPS tracker, dapat mengetahui persentase penggunaan dan durasi operasional setiap kendaraan perusahaan. Sehingga dapat mengaturnya agar lebih seimbang.
Mengelola tugas secara digital disertai dengan pemantauan kendaraan real-time. Fleet management system berbasis GPS tracker dapat mengefektifkan penugasan lengkap dengan informasinya.
Fleet management software berbasis SaaS seperti Cartrack solusinya memungkinkan manajer, dispatcher, pengemudi, teknisi pemeliharaan, hingga staf administrasi dan keuangan berkoordinasi dalam satu platform.
Pemantauan rutin keadaan kendaraan dapat melacak masalah lebih dini, serta memberikan jejak audit yang kuat untuk mempermudah klaim dan pengurusan administrasi lainnya terkait kendaraan.
Pastikan pengaplikasian fleet management system yang efektif. Gunakanlah fleet management system berbasis GPS tracker untuk menjamin peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya operasional.

CARA INTEGRASI  PERANGKAT GPS TRACKER DENGAN FLEET MANAGEMENT

Integrasi GPS Tracker dengan sistem manajemen armada (fleet management system) dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:

  • Pilih GPS Tracker yang sesuai: Pertama, pastikan bahwa GPS Tracker yang akan digunakan kompatibel dengan sistem manajemen armada yang Anda gunakan. Pilih GPS Tracker yang dapat menyediakan data yang diperlukan dan mudah diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada.
  • Koneksi dan Protokol Komunikasi: Pastikan GPS Tracker memiliki kemampuan untuk mengirimkan data secara real-time melalui berbagai protokol komunikasi, seperti TCP/IP atau MQTT. Sistem manajemen armada Anda juga harus mendukung protokol yang sama untuk menerima data dari GPS Tracker.

Note :
TCP/IP dan MQTT adalah dua protokol komunikasi yang berbeda dan memiliki peran yang berbeda dalam konteks koneksi GPS Tracker dengan sistem manajemen armada.TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol): TCP/IP adalah suite protokol yang terdiri dari dua protokol utama, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP). Protokol ini sangat umum digunakan dalam jaringan komputer dan internet. TCP merupakan protokol yang andal, berorientasi koneksi, dan menjamin pengiriman paket data dalam urutan yang benar. IP, di sisi lain, bertanggung jawab untuk memberikan alamat IP kepada perangkat dan routing data melalui jaringan.
Dalam konteks GPS Tracker dengan sistem manajemen armada, TCP/IP digunakan untuk mengirimkan data yang kritis atau data yang harus dikirimkan secara akurat dan tidak boleh hilang. Misalnya, data tentang lokasi GPS, kecepatan, atau status kendaraan yang sangat penting untuk keamanan dan manajemen armada.MQTT (Message Queuing Telemetry Transport): MQTT adalah protokol yang dirancang khusus untuk aplikasi yang membutuhkan komunikasi ringan, seperti Internet of Things (IoT) dan sensor. Protokol ini didesain untuk mengurangi beban lalu lintas jaringan dan cocok untuk perangkat dengan sumber daya terbatas. MQTT menggunakan model publish-subscribe, di mana perangkat dapat mengirimkan pesan (publish) ke topik tertentu, dan perangkat lain yang berlangganan (subscribe) ke topik yang sama akan menerima pesan tersebut.
Dalam konteks GPS Tracker dengan sistem manajemen armada, MQTT dapat digunakan untuk mengirimkan data tambahan atau data yang tidak kritis, seperti data sensor tambahan, informasi tentang status baterai, atau data keadaan kendaraan yang bersifat opsional.
Kesimpulannya, dalam implementasi GPS Tracker dengan sistem manajemen armada, kedua protokol ini bisa saja digunakan bersama-sama. TCP/IP digunakan untuk data yang kritis yang harus dikirimkan dengan keandalan dan keakuratan tertinggi, sedangkan MQTT digunakan untuk data yang bersifat opsional atau data yang tidak kritis untuk mengurangi beban lalu lintas jaringan dan penggunaan sumber daya. Pemilihan protokol tergantung pada prioritas data dan kebutuhan aplikasi.

  • Instalasi dan Konfigurasi GPS Tracker: Pasang GPS Tracker di kendaraan dalam armada Anda sesuai petunjuk produsen. Pastikan GPS Tracker terhubung ke sumber daya daya listrik kendaraan atau memiliki sumber daya baterai yang memadai. Konfigurasikan GPS Tracker agar dapat mengirimkan data yang dibutuhkan oleh sistem manajemen armada.
  • Integrasi dengan Sistem Manajemen Armada: Hubungkan data yang diterima dari GPS Tracker ke sistem manajemen armada. Jika sistem manajemen armada Anda memiliki API (Application Programming Interface) yang terbuka, Anda dapat menggunakan API ini untuk menyampaikan data dari GPS Tracker ke sistem tersebut.
  • Validasi dan Uji Integrasi: Setelah mengintegrasikan GPS Tracker dengan sistem manajemen armada, lakukan uji coba untuk memastikan data yang dikirimkan dan diterima secara akurat. Pastikan bahwa informasi yang diterima, seperti lokasi, kecepatan, dan status kendaraan, sesuai dengan harapan.
  • Monitoring dan Manajemen Data: Setelah integrasi berhasil, pastikan sistem manajemen armada dapat memantau data GPS Tracker secara real-time. Dengan adanya data GPS yang terintegrasi dengan sistem, Anda dapat melacak armada, mengoptimalkan rute, dan melakukan analisis kinerja lebih baik.
  • Pemeliharaan dan Pemantauan GPS Tracker: Pastikan GPS Tracker berfungsi dengan baik dan tetap terhubung dengan sistem manajemen armada. Lakukan pemeliharaan rutin dan pemantauan untuk memastikan keandalan dan akurasi data yang diterima.
Dengan mengintegrasikan GPS Tracker dengan sistem manajemen armada, Anda dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional armada Anda. Data real-time yang akurat dan dapat diakses membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, pengoptimalan rute, pemantauan perilaku pengemudi, serta meningkatkan keselamatan dan keamanan kendaraan dan muatan.

CARA MENGHUBUNGKAN UNIT PERALATAN KERJA DENGAN APLIKASI FLEET MANAGEMENT SYSTEM

Menghubungkan unit kendaraan dengan aplikasi fleet management dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
  • Pilih Sistem GPS Tracker yang Kompatibel: Pastikan Anda menggunakan GPS Tracker yang kompatibel dengan aplikasi fleet management yang akan Anda gunakan. Pilih GPS Tracker yang mendukung protokol komunikasi yang sama dengan aplikasi fleet management, seperti TCP/IP atau MQTT.
  • Instalasi GPS Tracker pada Kendaraan: Pasang GPS Tracker pada kendaraan sesuai petunjuk dan panduan produsen. Pastikan GPS Tracker terhubung dengan sumber daya listrik kendaraan atau memiliki sumber daya baterai yang memadai.
  • Aktivasi dan Konfigurasi GPS Tracker: Aktivasi GPS Tracker dengan mendaftarkan perangkat pada sistem fleet management Anda. Selanjutnya, lakukan konfigurasi GPS Tracker dengan mengatur informasi yang diperlukan, seperti ID kendaraan, jenis kendaraan, dan parameter pengiriman data.
  • Koneksi ke Jaringan Internet: Pastikan GPS Tracker terhubung ke jaringan internet yang dapat mengirimkan data ke aplikasi fleet management. Jaringan internet dapat berupa jaringan seluler (GSM, 3G, 4G) atau jaringan Wi-Fi, tergantung pada jenis GPS Tracker yang digunakan.
  • Verifikasi Koneksi: Setelah menghubungkan GPS Tracker ke jaringan internet, pastikan data dari GPS Tracker dapat diakses oleh aplikasi fleet management. Lakukan pengujian dan verifikasi untuk memastikan koneksi berhasil.
  • Integrasi dengan Aplikasi Fleet Management: Jika aplikasi fleet management Anda memiliki API (Application Programming Interface) atau metode integrasi lainnya, gunakan API ini untuk mengintegrasikan data dari GPS Tracker ke aplikasi. Pastikan data yang diterima dari GPS Tracker dapat diproses dan ditampilkan dengan benar di aplikasi fleet management.
  • Uji Coba dan Pemantauan: Setelah menghubungkan unit kendaraan dengan aplikasi fleet management, lakukan uji coba untuk memastikan data yang dikirimkan dan diterima secara akurat. Pantau secara berkala untuk memastikan koneksi dan data tetap berjalan dengan baik.
Pastikan untuk mengikuti panduan dan petunjuk dari produsen GPS Tracker serta aplikasi fleet management yang Anda gunakan. Jika diperlukan, mintalah bantuan dari pihak teknis atau dukungan pelanggan untuk memastikan integrasi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan Anda.

Integerasi Control Unit (CCU) pada kendaraan atau alat berat.
CCU adalah komponen utama pada alat berat yang bertugas untuk mengontrol dan mengelola berbagai sistem di dalam alat berat tersebut. CCU bertindak sebagai otak atau pusat pengendalian yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai fungsi dan sistem di dalam alat berat untuk beroperasi dengan efisien dan aman. Beberapa fungsi utama dari CCU pada alat berat meliputi:
  • Kontrol Mesin: CCU mengendalikan operasi mesin utama seperti mesin penggerak, transmisi, sistem pembakaran, dan sistem pendinginan.
  • Sistem Hidrolik: CCU mengelola sistem hidrolik yang mengontrol berbagai gerakan dan fungsi alat berat, seperti angkat, turun, dorong, dan lainnya.
  • Sistem Elektrik: CCU mengendalikan berbagai aspek sistem elektrik pada alat berat, termasuk penerangan, kontrol listrik, sistem pemanas, dan sistem pendingin.
  • Pemantauan Kinerja: CCU dapat memonitor kinerja mesin dan sistem alat berat serta memberikan informasi dan peringatan tentang kondisi yang tidak normal.
  • Sistem Keamanan: CCU dapat menyediakan fitur keselamatan seperti penguncian atau pembatasan akses, sistem anti-maling, dan pencegahan kesalahan operator.
  • Komunikasi: Beberapa CCU mendukung kemampuan komunikasi untuk mengirim dan menerima data, seperti melalui sistem GPS, Wi-Fi, atau jaringan seluler.
  • Integritas Data: CCU menyimpan dan memproses data untuk memastikan integritas dan keakuratan informasi yang dihasilkan oleh alat berat.
Controller CCU adalah sebuah komponen elektronik yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan sistem atau proses berdasarkan input sinyal yang diterima dari berbagai macam sensor dan switch.
Pada kendaraan modern, seperti pada sistem injeksi bahan bakar (fuel system) engine, controller memiliki peran yang krusial. Dalam hal ini, controller menerima input sinyal dari berbagai sensor, seperti sensor suhu, sensor tekanan, sensor putaran engine (crankshaft position sensor), sensor throttle, dan lain-lain. Sinyal-sinyal tersebut digunakan untuk memantau kondisi kerja engine dan menentukan jumlah bahan bakar yang harus disuntikkan ke dalam ruang bakar untuk mencapai pembakaran yang optimal.
Setelah menerima input sinyal dari sensor, controller akan melakukan pemrosesan data dan menghitung command current atau arus kontrol yang akan dikirimkan ke solenoid valve (selenoid valve) pada sistem injeksi bahan bakar. Solenoid valve berperan sebagai katup yang mengatur aliran bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan pembukaan dan penutupan yang dikontrol oleh arus kontrol dari controller. Dengan demikian, jumlah bahan bakar yang disuntikkan ke dalam ruang bakar dapat disesuaikan dengan kondisi kerja engine secara real-time.
Dengan adanya controller dan sistem kontrol yang canggih, kinerja engine dapat dioptimalkan, efisiensi bahan bakar ditingkatkan, dan emisi gas buang dapat dikurangi, sehingga menjadikan kendaraan lebih ramah lingkungan dan efisien


FITUR-FITUR APLIKASI FLEET MANAGEMENT SYSTEM

Fitur-fitur dalam aplikasi Fleet Management dapat beragam tergantung pada penyedia layanan dan kebutuhan spesifik pengguna. Namun, berikut adalah beberapa fitur umum yang sering ada dalam aplikasi Fleet Management:
  • Pelacakan Real-time: Memantau posisi dan status kendaraan dalam waktu nyata melalui peta digital.
  • Pemantauan Kinerja Kendaraan: Mengumpulkan data tentang kecepatan, konsumsi bahan bakar, pemakaian mesin, dan perilaku pengemudi untuk menganalisis kinerja kendaraan.
  • Laporan dan Analisis: Menyediakan laporan dan analisis tentang penggunaan armada, biaya operasional, dan efisiensi.
  • Pengelolaan Rute: Mengoptimalkan rute perjalanan kendaraan, menghindari kemacetan, dan menghemat waktu dan bahan bakar.
  • Perencanaan Perawatan: Mengingatkan jadwal perawatan kendaraan dan memberikan notifikasi untuk pemeliharaan yang diperlukan.
  • Geofencing: Menetapkan batas geografis tertentu dan memberikan peringatan jika kendaraan keluar dari batas tersebut.
  • Pengawasan Pengemudi: Memantau perilaku pengemudi seperti kecepatan, pengereman, dan akselerasi untuk memastikan pengemudi mengemudi dengan aman.
  • Integrasi GPS Tracker: Mengintegrasikan data dari GPS Tracker untuk melacak dan memantau kendaraan.
  • Manajemen Aset: Melacak informasi mengenai status dan ketersediaan kendaraan serta peralatan lain dalam armada.
  • Keamanan dan Keandalan: Melindungi data dengan sistem keamanan yang kuat dan menjaga keandalan dan ketersediaan sistem.
  • Pemantauan Kondisi Kendaraan: Memantau kondisi mesin dan performa kendaraan untuk mencegah masalah sebelumnya.
  • Pengelolaan Perizinan dan Asuransi: Mengelola jadwal perizinan dan asuransi kendaraan dalam armada.
  • Pemantauan Ketersediaan Kendaraan: Mengoptimalkan penggunaan kendaraan dan memastikan kendaraan siap digunakan.
  • Dukungan Multi-platform: Aplikasi dapat diakses melalui smartphone, tablet, atau komputer untuk pemantauan dan pengelolaan yang lebih fleksibel.
  • Notifikasi dan Alarm: Memberikan notifikasi dan alarm untuk peristiwa atau kondisi tertentu yang memerlukan tindakan segera.
  • Integrasi dengan Sistem Lain: Kemampuan untuk diintegrasikan dengan sistem manajemen logistik, sistem pengelolaan persediaan, atau sistem keuangan perusahaan.

Fitur-fitur ini membantu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengoptimalkan penggunaan armada kendaraan, dan meningkatkan keselamatan serta keandalan dalam mengelola armada mereka.

Semoga Bermanfaat .......SALAM 

No comments:

Post a Comment

Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...