FACTOR
LOOSE
Swelling Factor
MATERIAL
TANAH LATERITE
Factor
Loose atau swelling factor yang dimaksud adalah perbandingan nilai penyusutan material aplikasi
pelaksanaan timbunan material terhadap ketebalan timbunan laterite pada badan
jalan yang ditimbun sebelum dan sesudah dilakukan pemadatan (Compact), hal ini
bergantung pada :
1.
Komposisi ukuran gradasi butiran material
timbunan/laterite termasuk kategori TANAH BERBATU dengan nilai swell factor 50-60%
2. Nilai uji CBR Laboratorium , dan perbandingan
nilai perbandingan CBR lapangan terhadap sifat fisik material tanah.
3.
Prosentase nilai perlakuan pemadatan.
4. Indeks
plastisitas material.
Keadaan tanah :
1. Tanah asli / bank (BCM)
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena campur tangan manusia maupun yang lainnya)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
2. Tanah lepas / loose (LCM)
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat mekanis
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose cubic meter
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan
1. Tanah asli / bank (BCM)
- Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena campur tangan manusia maupun yang lainnya)
- Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
2. Tanah lepas / loose (LCM)
- Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat mekanis
- Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose cubic meter
- Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell)
3. Tanah padat / pampat / compacted
- Keadaan tanah setelah usaha pemadatan
Sifat fisik material tanah (Earthmoving) meliputi :
Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum
mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli
(bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi
dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau
bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan
jumlah pemindahan tanah.
Keadaan Gembur (Loose Condition)
Yaitu keadaan material (tanah) setelah
diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya
terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material
yang tergali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang).
Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara butiranbutiran
tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Ukuran volume tanah dalam
keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang
besarnya sama dengan BCM + % swell x BCM dimana faktor "swell" ini
tergantung dan jenis tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa LCM
mempunyai nilai yang lebih besar dan BCM.
Keadaan Padat (Compact)
Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah
ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan.
Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan).
Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara
partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang,
sedangkan beratnya tetap.
Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam
keadaan bank, hal ini tergantung dari usaha pamadatan yang
dilakukan. Ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM). Sebagai gambaran berikut
ini disajikan Tabel mengenai faktor kembang tanah:
JENIS MATERIAL
|
KONDISI AWAL
|
PERUBAHAN KONDISI
BERIKUTNYA
|
||
KONDISI ASLI
|
KONDISI GEMBUR
|
KONDISI PADAT
|
||
SAND TANAH BERPASIR
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.90
1.05
|
1.11
1.00
1.17
|
0.99
0.80
1.00
|
SAND CLAY/TANAH BIASA
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.80
1.11
|
1.25
1.00
1.39
|
0.90
0.72
1.00
|
CLAY/TANAH LIAT
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.70
1.11
|
1.25
1.00
1.59
|
0.90
0.63
1.00
|
GRAVELLY SOIL/TANAH BERKERIKIL
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.85
0.93
|
1.18
1.00
1.09
|
1.08
0.91
1.00
|
GRAVELLS/KERIKIL
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.88
0.97
|
1.13
1.00
1.10
|
1.03
0.91
1.00
|
KERIKIL BESAR DAN PADAT
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.70
0.77
|
1.42
1.00
1.10
|
1.29
0.91
1.00
|
PEMECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAD LUNAS, SIRTU
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.61
0.82
|
1.65
1.00
1.35
|
1.22
0.74
1.00
|
PECAHAN GRANIT, BASALT, CADAS KERAS, DAN LAINNYA
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.59
0.76
|
1.70
1.00
1.30
|
1.31
0.77
1.00
|
PECAHAN CADAS, BROKEN ROCK
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.57
0.71
|
1.75
1.00
1.24
|
1.40
0.80
1.00
|
LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS
|
(A)
(B)
(C)
|
1.00
0.56
0.77
|
1.80
1.00
1.38
|
1.30
0.72
1.00
|
Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)Secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :
Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)
dimana : Sw = swell (%)
B = berat tanah dalam kondisi bank
L = berat tanah dalam kondisi loose
Berkurangnya volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan shrinkage / susut (dinyatakan dalam %).
dimana : Sh = % shrinkage (susut)
C = berat tanah dalam kondisi compacted
Contoh : Misal berat tanah asli 100 lbs/cu.ft
- Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft
- Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft
Maka
Keadaan tanah juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.
Pada dasarnya pekerjaan pemindahan tanah adalah sama yaitu memindahkan tanah/material dari suatu tempat ke tempat lainnya, akan tetapi proses pekerjaan dalam melaksanakannya berbeda-beda, hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor sebagai berikut :
1. Sifat - sifat fisik tanah / material
2. Jarak angkut / pemindahan
3. Tujuan akhir pekerjan
4. Tuntutan kwalitas.
5. Skala proyek (Besar / kecilnya proyek)
1. Sifat - sifat fisik tanah / material
2. Jarak angkut / pemindahan
3. Tujuan akhir pekerjan
4. Tuntutan kwalitas.
5. Skala proyek (Besar / kecilnya proyek)
selanjutnya dilakukan kegiatan pembuangan tanah / material (Dumping) dari alat angkut yang bisa diteruskan sesuai dengan lokasi tujuan untuk pekerjaan Construction .Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting, dimana alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari dumping menggunakan Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih halus menggunakan Motor Grader dan selanjutnya pemadatan (compacting) dengan menggunakan compactor.
Perhitungan
Faktor Loose Material Aplikasi
|
||||||
Vol (m³)
|
Tebal (m’)
|
Lebar (m’)
|
Factor
Loose ( Loose Measure)
|
|||
CR
|
4,8
|
0,15
|
4
|
8,00
|
6
|
33,3%
|
MR
|
4,8
|
0,15
|
5
|
6,40
|
5
|
28,0%
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Factor
Loose (Loose Measure)
|
||
CR
|
4,8
|
6
|
4
|
0,20
|
0,15
|
33,3%
|
MR
|
4,8
|
5
|
5
|
0,19
|
0,15
|
28,0%
|
Rumus
|
||||||
D
= A / (B x C)
|
||||||
C
= A/ (Bx D)
|
||||||
A
= B x C x D
|
||||||
Panjang Jalan ( m')
|
Kebutuhan
Material ( Rit)
|
Loose 30%
|
||||
CR
|
1000
|
m'
|
250,0
|
Ritase
|
untuk ketebalan compact 15 cm
|
|
MR
|
300
|
m'
|
60,0
|
Ritase
|
untuk ketebalan compact 15 cm
|