Wednesday 26 July 2023

Materi Safety Talk


MATERI SAFETY TALK

Safety Talk adalah kegiatan komunikasi singkat yang dilakukan di tempat kerja atau lingkungan lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan dari Safety Talk adalah untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang keselamatan kepada para pekerja dan mengingatkan mereka tentang potensi bahaya serta cara-cara untuk mencegah kecelakaan atau cedera. Berikut adalah beberapa materi yang dapat diangkat dalam Safety Talk:
  • Identifikasi Bahaya: Berbicara tentang berbagai bahaya yang ada di tempat kerja, seperti bahaya fisik (misalnya, jalan berlubang, kabel listrik yang terkelupas), bahaya kimia (misalnya, bahan beracun), dan bahaya ergonomi (misalnya, beban berat yang diangkat tanpa teknik yang tepat).
  • Prosedur Keselamatan: Menyampaikan prosedur keselamatan yang harus diikuti oleh para pekerja untuk menghindari kecelakaan atau cedera. Ini bisa mencakup cara menggunakan alat dengan aman, mengenakan perlengkapan keselamatan seperti helm, sarung tangan, atau kacamata pelindung, dan aturan-aturan khusus yang berlaku di tempat kerja.
  • Kecelakaan Terkini: Jika ada kecelakaan atau insiden keselamatan yang baru-baru ini terjadi di tempat kerja, gunakan kesempatan Safety Talk untuk membahasnya dan mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah hal serupa terjadi di masa depan.
  • Penanganan Darurat: Berbicara tentang prosedur penanganan darurat yang harus diikuti jika terjadi insiden atau kecelakaan di tempat kerja, seperti menghubungi nomor darurat, memadamkan kebakaran, atau memberikan pertolongan pertama.
  • Kesehatan Mental dan Kesejahteraan: Mengingatkan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan, serta memberikan informasi tentang sumber daya yang tersedia untuk membantu mengatasi stres atau masalah kesehatan mental lainnya.
  • Alat Pelindung Diri (APD): Memastikan para pekerja memahami pentingnya menggunakan APD dengan benar dan menyampaikan informasi tentang jenis APD yang harus digunakan untuk pekerjaan tertentu.
  • Pengawasan Keselamatan: Menjelaskan peran pengawas atau manajer dalam mengawasi keselamatan di tempat kerja dan mendorong para pekerja untuk melaporkan masalah keselamatan yang mereka temui.
  • Partisipasi dan Komunikasi: Mendorong partisipasi aktif dari para pekerja dalam upaya keselamatan dan membangun budaya komunikasi terbuka tentang masalah keselamatan di tempat kerja.
  • Laporan dan Investigasi Insiden: Menjelaskan pentingnya melaporkan insiden atau hampir kecelakaan, serta prosedur untuk melakukan investigasi insiden guna mencegah terulangnya insiden serupa.
Safety Talk sebaiknya disampaikan secara singkat, jelas, dan menarik agar pesan tentang keselamatan dapat dengan mudah dipahami dan diingat oleh para pekerja. Penting untuk merencanakan materi yang akan disampaikan sebelumnya dan menyampaikannya dengan pendekatan yang positif dan mendukung untuk mencapai efek yang diharapkan dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja.

Safety Talk/ P5M/ Tool Box Meeting bertujuan sebagai salah satu upaya membudayakan sistem  keselamatan di tempat kerja guna mengurangi kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/ kelalaian individu; meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan / kelalaian; mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan; dan mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan/ kekurangan sekecil apapun untuk menghindari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.

Materi : materi disesuaikan dengan area kerja dan berhunbungan dengan pekerjaan yang dilakukan, menurut OHSAS: sifatnya spesifik sesuai area kerja, dilakukan di area lingkungan kerja dan tidak diperluka ruang khusus,cukup memberikan briefing di area terbuka yang intinya penyampaian bagaimana mengimplementasikan aturan K3
Mekanisme penyampaian :
Dilakukan setiap awal sebelum mulai pekerjaan (waktu awal shift kerja)/ pada saat mulai pekerjaan baru disampaikan dengan singkat jelas

Tujuan dari safety talk adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keselamatan dan kesehatan kerja di kalangan para pekerja atau personel di tempat kerja. Safety talk biasanya dilakukan dalam bentuk sesi komunikasi singkat dan langsung, dengan tujuan sebagai berikut:
  • Kesadaran Bahaya: Meningkatkan kesadaran para pekerja terhadap bahaya potensial di tempat kerja. Dalam safety talk, bahaya-bahaya tersebut diidentifikasi dan dijelaskan dengan jelas sehingga para pekerja dapat lebih waspada dan berhati-hati.
Berikut adalah beberapa contoh pokok materi dalam identifikasi bahaya di lingkungan kerja:
Identifikasi Bahaya Fisik:Bahaya jalan berlubang atau retakan di area lalu lintas.
  • Bahaya alat berat yang beroperasi di sekitar pekerja.
  • Bahaya kabel listrik terkelupas atau terjepit.
Identifikasi Bahaya Kimia:Bahaya terpapar bahan kimia beracun atau berbahaya.
  • Bahaya kebakaran atau ledakan akibat penyimpanan bahan kimia yang tidak tepat.
  • Bahaya iritasi kulit akibat kontak dengan bahan kimia.
Identifikasi Bahaya Ergonomi:Bahaya beban berat yang diangkat tanpa teknik yang tepat.
  • Bahaya postur tubuh yang buruk saat duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
  • Bahaya penggunaan peralatan yang tidak ergonomis.
Identifikasi Bahaya Biologis:Bahaya terpapar patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit.
  • Bahaya kontaminasi dari limbah medis atau biologis.
Identifikasi Bahaya Radiasi:Bahaya paparan radiasi di lingkungan kerja yang menggunakan sumber radiasi.
  • Bahaya tidak menggunakan peralatan pelindung radiasi dengan benar.
Identifikasi Bahaya Kebisingan:Bahaya kerusakan pendengaran akibat paparan kebisingan tingkat tinggi.
  • Bahaya kurangnya kesadaran di sekitar tempat kerja yang bising.
Identifikasi Bahaya Faktor Psikososial:Bahaya stres kerja yang tinggi akibat beban kerja yang berlebihan.
  • Bahaya konflik atau ketegangan antar pekerja atau dengan atasan.
Identifikasi Bahaya Lingkungan:Bahaya terjatuh atau terpeleset karena lantai yang licin.
  • Bahaya kebakaran akibat bahan mudah terbakar yang tersimpan tidak tepat.
Identifikasi Bahaya Listrik:Bahaya terkena sengatan listrik dari kabel atau peralatan yang terpapar.
  • Bahaya kebakaran akibat korsleting listrik.
Identifikasi Bahaya Ketinggian:Bahaya terjatuh dari ketinggian akibat tidak menggunakan alat pengaman yang tepat.
  • Bahaya kerusakan atau kegagalan peralatan pada ketinggian tertentu.
  • Pencegahan Kecelakaan: Menyampaikan informasi tentang praktik-praktik kerja aman, prosedur keselamatan, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang dapat dihindari.

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko dan memastikan lingkungan kerja aman bagi para pekerja. Berikut adalah beberapa contoh usaha pencegahan kecelakaan kerja yang dapat dilakukan di tempat kerja:
  1. Pelatihan Keselamatan: Melakukan pelatihan keselamatan secara rutin kepada semua pekerja untuk memberikan pemahaman tentang bahaya, prosedur keselamatan, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan benar.
  2. Identifikasi Bahaya: Lakukan identifikasi bahaya secara menyeluruh di lingkungan kerja dan dokumentasikan semua potensi risiko. Ini termasuk bahaya fisik, kimia, biologis, ergonomi, radiasi, dan lainnya.
  3. Evaluasi Risiko: Evaluasi risiko yang ada berdasarkan identifikasi bahaya untuk menentukan tingkat risiko dan prioritas tindakan pencegahan yang harus diambil.
  4. Tanda dan Marka Keselamatan: Pasang tanda, marka, atau rambu keselamatan di tempat-tempat strategis untuk memberikan informasi dan peringatan tentang bahaya serta instruksi tindakan yang harus diambil.
  5. Perencanaan Tugas: Rencanakan setiap tugas dengan cermat, termasuk menentukan langkah-langkah keselamatan dan peralatan yang diperlukan sebelum memulai pekerjaan.
  6. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Pastikan bahwa pekerja dilengkapi dengan APD yang sesuai dan mendapatkan pelatihan tentang penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan APD dengan benar.
  7. Pemeriksaan Rutin Peralatan: Lakukan pemeriksaan rutin pada peralatan dan mesin untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik dan aman digunakan.
  8. Pengawasan Keselamatan: Pastikan ada pengawasan keselamatan yang memadai oleh pengawas atau manajer di lingkungan kerja untuk memastikan para pekerja mengikuti prosedur keselamatan.
  9. Program Kesehatan dan Kesejahteraan: Lakukan program kesehatan dan kesejahteraan di tempat kerja, termasuk penanganan stres, pengelolaan kelelahan, dan penanganan masalah kesehatan mental.
  10. Pelaporan dan Investigasi Insiden: Mendorong para pekerja untuk melaporkan hampir kecelakaan atau insiden keselamatan, dan lakukan investigasi untuk menemukan akar penyebab dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
  11. Budaya Keselamatan: Bangun budaya keselamatan di lingkungan kerja di mana keselamatan diutamakan dan dijadikan nilai utama oleh semua anggota tim.
  12. Pencegahan kecelakaan kerja harus menjadi prioritas utama dalam setiap lingkungan kerja. Melibatkan semua anggota tim dalam usaha pencegahan akan meningkatkan efektivitasnya dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

  • Pemahaman Prosedur: Memastikan bahwa para pekerja memahami prosedur keselamatan yang harus diikuti dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Hal ini dapat mencakup tata cara menggunakan alat atau peralatan, prosedur evakuasi darurat, dan tindakan yang harus diambil dalam situasi kritis.Budaya Keselamatan: Membangun budaya keselamatan di tempat kerja di mana para pekerja saling peduli dan bertanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain. Safety talk dapat menjadi platform untuk berbagi pengalaman dan pelajaran dari insiden atau kecelakaan yang pernah terjadi.
  • Komunikasi Terbuka: Mendorong terbukanya saluran komunikasi tentang masalah keselamatan antara manajemen, pengawas, dan pekerja. Safety talk dapat menjadi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan, masukan, atau laporan insiden tanpa takut represif.
  • Peningkatan Produktivitas: Ketika para pekerja merasa aman dan nyaman di tempat kerja, hal ini dapat meningkatkan kinerja mereka dan produktivitas keseluruhan.
  • Keselamatan di Luar Tempat Kerja: Kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang ditanamkan melalui safety talk juga dapat berdampak positif pada keselamatan di luar tempat kerja, seperti di rumah atau saat melakukan aktivitas sehari-hari
Tema-tema  atau materi yang dapat disampaikan dalam safety talk
Tema Keselamatan Kerja
  • Pentingnya K3 (Tujuan K3 dan Dasar Hukum)
  • Sosialisasi peraturan K3 di lingkungan kerja ( KIMPER/ APD dll)
  • Pengenalan fungsi alat keselamatan kerja pada unit peralatan ( sabuk pengaman, rotary lamp, alarm vessel, alarm mundur, spion dll)
  • Fungsi dan Manfaat Penggunaan APD dan tugas tanggungjawab pekerja 
  • Kondisi lingkungan area kerja aman dan tidak aman
  • Perilaku kerja aman dan tidak aman
  • Pentingnya P2H (Pemeriksaan Harian Unit)
  • Budaya pemahaman kesadaran tentang K3 ( Menghentikan, Menegur, Mengingatkan, Memperbaiki)
  • Kondisi DARURAT, (penerapan kata sandi, pelaporan kondisi darurat, tindakan pertolongan pertama, penentuan rute jalur evakuasi)
  • Kondisi lingkungan kerja serta trik dan cara mengatasinya (Iklim kerja/  Tingkat Kebisingan/Cuaca/Gelombang Radio/ Debu Jalan Licin/ Tekanan Udara / Pencahayaan/KebersihanLingkungan) area kerja
  • Bekerja sesuai arahan standard/SOP yang berlaku bukan berdasarkan OPINI atau ASUMSI
  • Fungsi dan Cara Penempatan dan penggunaan APAR yang benar.
  • Sosialisasi rambu-rambu lalu lintas
  • Issue seputar penemuan pelanggaran K3
  • Penerapan good housekeeping budaya 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) di lingkungan kerja.
  • SAFETY DRIVING (Pengoperasian Unit/Peralatan Kerja dengan Aman).
  • Pengetahuan resiko-resiko bahaya yang terjadi 
  • Kecelakaan kerja ( sebab akibat) Sebab secara langsung/tidak langsung dan berakibat kerugian (Studi Kasus). Contoh : Penggunaan Ganjal Ban/ Alarm Mundur dll.
  • Pengetahuan dasar peralatan dan bahan material resiko bahaya yang ditimbulkan dan tindakan yang harus dilakukan.
  • Pengetahuan dasar fungsi alat keselamatan dan cara menggunakannya (Safety Belt/ Safety Cone/Helmet/ Sarung Tangan/Rompi Safety/ear flug /masker dll
  • Pentingnya Laporan kejadian NEARMISS terhadap potensi rasio tingkat kecelakaan kerja 
  • LOTO (Lock Out Tag Out) 
  • Pemahaman JALUR EVAKUASI/ TITIK KUMPUL
  • FIRST AID (Pertolongan Pertama pada kecelakaan)
  • Disiplin kerja 
  • Bekerja di area ketinggian atau di ruangan terbatas.
  • Work Permitt ( Ijin Kerja Khusus) 
  • Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Saya TIDAK LIHAT/TIDAK TAHU/TIDAK BERPIKIR)
  • Pentingnya INVESTIGASI terhadap terjadinya kecelakaan kerja 
Tema Kesehatan Kerja
  • Fatigue
  • Gangguan Mental /Stress (Beban Kerja Berlebihan)
  • Dehidrasi
  • PAK (Penyakit Akibat Kerja)
  • Pola Makan dan istirahat
  • Sikap Kerja ergonomis
  • Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di area kerja
  • Bahaya Konsumsi Minuman Alkohol pada saat jam kerja
  • Disiplin kerja
  • Pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja
  • Cara kerja sehat dan aman


SLOGAN  Safety:
Berangkat SEHAT Kerja SEMANGAT Pulang SELAMAT
Safety YES Accident NO
Mencegah lebih baik daripada Mengobati
BAHAYA adalah sumber KECELAKAAN
Semangat Pagi.....Pagi Pagi Luarrrrr Biasa
Keselamatan dimulai dari diri kita sendiri
Lindungi  diri dengan APD
Bekerjalah dengan aman keluarga dan orang yang kita sayangi menanti di rumah
Ceroboh pangkal CELAKA  Aman pangkal SELAMAT 
Lebih baik DITEGUR  daripada DIKUBUR
Penyesalan  selalu datang di akhir


Manfaat budaya keselamatan di tempat kerja :

  • Meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/ kelalaian yang dilakukan individu

  • Meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan/ kelalaian

  • Mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan

  • Mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan / kekurangan sekecil apapun yang terjadi untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

7 Faktor Penentu Keberhasilan Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan.

  • Komitmen Manajemen Terhadap Keselamatan Kerja.

  • Peraturan dan Prosedur Keselamatan Kerja.

  • Komunikasi.

  • Keterlibatan Pekerja dalam Keselamatan Kerja. 

  • Lingkungan Sosial Pekerja. 

  • Perilaku Keselamatan Kerja.

  • Kepemimpinan Keselamatan (Safety Leadership)





1 comment:

Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...