Thursday, 3 August 2023

INSPEKSI DAN COMISSIONING ALAT BERAT


INSPEKSI DAN COMISSIONING ALAT BERAT

Inspektur  memiliki tugas pokok yaitu melakukan inspeksi, pengujian alat, penelaahan standar dan kelayakan teknis berbagai aspek fungsi peralatan kerja , mengembangkan metoda dan teknik inspeksi, melaporkan dan menyebarluaskan hasil inspeksi. Untuk mendapatkan hasil kegiatan inspeksi yang optimal, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inspeksi peralatan kerja proyek yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan inspeksi. 
Petugas Inspector merupakan  yang bertanggung jawab dalam proses inspeksi alat angkat-angkut atau crane. Tempat dimana dioperasikan pesawat angkat-angkut baik di tempat kerja industri maupun proyek–proyek konstruksi seperti crane, excavator, bulldozer, wheel loader, dump truck, overhead crane, forklift dan peralatan sejenis lainnya dapat menimbulkan kecelakaan karena beban lebih. Demikian halnya konstruksi tidak layak pakai dan penyebab lainnya yang dapat menimbulkan kerugian korban jiwa sebagai aset perusahaan dan orang lain di tempat kerja. Untuk itu setiap pelaku dalam proses produksi harus dapat memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengoperasian setiap peralatan di tempat kerja.Berdasarkan peraturan perundang-undangan Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku bahwa setiap perencanaan, fabrikasi dan pengoperasian pesawat angkat-angkut di Indonesia harus melalui proses pemeriksaan dan penilaian teknik terlebih dahulu sebelum dioperasikan oleh tenaga operator dan maintenance yang kompeten. Inilah yang menjadi dasar mengapa perusahaan harus memiliki Inspector yang handal dan memiliki kualifikasi sesuai standar,sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.  Inspector harus memahami antara lain :
  • Memahami upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui pendekatan inspeksi teknik K3 guna mewujudkan produktivitas kerja dan efisiensi yang optimal 
  • Memahami standar kompetensi peralatan kerja alat berat Inspector sesuai standard dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Inspector dengan baik dan benar 
  • Pengetahuan pemahaman jenis dan fungsi perlatan kerja alat berat.
  • Memahami pelaksanaan inspeksi teknik dan penilaian kelayakan konstruksi pesawat angkat angkut berdasarkan standard dan peraturan perundang-undangan K3 yang berlaku dalam bentuk teori, inspeksi teknik, dan pembuatan laporan inspeksi untuk keperluan sertifikat dan perizinan.
  • Memahami analisa safety (JSA Job Safety Analysis) bahaya yang ditimbulkan dari pengoperasian alat berat
  • Memahami standar verifikasi alat pengaman peralatan kerja.
  • Memahami kualifikasi dan kompetensi operator yang mengoperasikan alat berat

Inspeksi Peralatan Kerja Alat Berat antara lain mencakup :

  • Inspeksi visual pada standar alat kerja jenis tipe peralatan 
  • Inspeksi engine, alternator dan radiator, track wheel steering
  • Pengujian operasi peralatan secara penuh sesuai dengan fungsi kegunaan
  • Pengujian fungsi kontrol perlengkapan unit
  • Inspeksi perlindungan sirkuit elektrik, hose  dan mesin
  • Inpspeksi tangki dan konsumsi bahan bakar
Lingkup Dasar
  • Memahami  prinsip dasar inspeksi alat berat ; 
  • Memahami  jenis-jenis  inspeksi peralatan kerja alat berat
  • Memahami  tahapan  inspeksi sehingga dapat merencanakan dan melakukan inspeksi serta memonitor hasil inspeksi.
  • Memahami  teknik  pengamatan total dengan menggunakan panca  indera  mata, telinga, hidung dan peraba pengoperasian alat berat
  • Mengetahui  urutan  prioritas dari objek  yang harus diamatpengoperasian alat berat dan
  • Memahami    tindakan agar perbuatan tidak aman tidak terulang kembali.

Commissioning dan inspeksi peralatan adalah dua kegiatan yang berbeda meskipun keduanya terkait dengan pemastian bahwa peralatan atau sistem berfungsi dengan baik. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:

1. Commissioning

  • Definisi: Commissioning adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan, sistem, atau fasilitas baru atau yang telah diperbarui berfungsi sesuai dengan spesifikasi desain, kinerja yang diinginkan, dan standar keselamatan yang berlaku. Proses commissioning terjadi setelah instalasi peralatan dan sebelum peralatan digunakan secara penuh.
  • Tujuan: Tujuannya adalah untuk memverifikasi bahwa semua sistem dan peralatan bekerja dengan baik dan sesuai dengan desain, dan untuk memastikan bahwa sistem siap digunakan untuk operasional.
  • Proses:
    • Pemeriksaan dan pengujian: Semua sistem diperiksa dan diuji untuk memastikan mereka berfungsi seperti yang diinginkan.
    • Pengaturan: Melibatkan pengaturan atau penyesuaian perangkat keras dan perangkat lunak agar sesuai dengan kinerja yang diinginkan.
    • Dokumentasi: Menyusun dokumentasi operasional, instruksi penggunaan, dan prosedur pemeliharaan.
    • Pelatihan: Operator atau staf terkait dilatih untuk mengoperasikan peralatan dengan aman dan efisien.
  • Waktu Pelaksanaan: Commissioning dilakukan pada fase akhir pembangunan atau pemasangan, sebelum sistem atau peralatan mulai digunakan untuk tujuan operasional.

2. Inspeksi Peralatan

  • Definisi: Inspeksi peralatan adalah kegiatan pemeriksaan atau pengecekan rutin terhadap kondisi fisik dan fungsional peralatan untuk memastikan bahwa peralatan tersebut berfungsi dengan baik dan aman digunakan.
  • Tujuan: Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kerusakan, keausan, atau masalah lainnya yang dapat mengganggu operasional atau menimbulkan risiko keselamatan. Inspeksi dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan tetap berfungsi sesuai dengan standar yang berlaku dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Proses:
    • Pemeriksaan visual: Memeriksa kondisi fisik peralatan, seperti apakah ada kerusakan atau keausan yang tampak.
    • Pengujian fungsional: Memastikan bahwa peralatan berfungsi seperti yang diinginkan, melalui pengujian operasional.
    • Pencatatan temuan: Mencatat masalah atau kekurangan yang ditemukan selama inspeksi dan merencanakan perbaikan atau pemeliharaan.
  • Waktu Pelaksanaan: Inspeksi dilakukan secara berkala (misalnya, harian, mingguan, atau bulanan) selama masa operasional peralatan untuk memastikan kinerjanya tetap optimal.

Perbedaan Utama

  • Tujuan: Commissioning bertujuan untuk memastikan bahwa sistem atau peralatan baru atau yang diperbarui berfungsi sesuai spesifikasi sebelum digunakan, sedangkan inspeksi peralatan bertujuan untuk memeriksa dan menjaga kondisi peralatan selama operasional agar tetap berfungsi dengan baik.
  • Waktu: Commissioning dilakukan pada tahap awal setelah instalasi atau renovasi, sementara inspeksi peralatan dilakukan secara rutin selama operasional.
  • Proses: Commissioning mencakup pengujian dan penyesuaian sistem untuk memastikan kinerja yang optimal, sementara inspeksi lebih fokus pada pemeriksaan dan pemeliharaan untuk mencegah masalah.

Keduanya penting untuk memastikan keandalan dan keselamatan peralatan atau sistem, namun masing-masing memiliki fokus dan tujuan yang berbeda dalam siklus hidup peralatan

Lingkup dasar inspeksi alat berat mencakup berbagai aspek untuk memastikan kelayakan dan keamanan alat berat sebelum digunakan dalam pekerjaan. Berikut adalah lingkup dasar inspeksi alat berat:
  • Inspeksi Visual: Meliputi pemeriksaan keseluruhan alat berat untuk mendeteksi kerusakan, keausan, retakan, atau bagian yang aus. Inspeksi visual adalah tahap awal untuk menemukan masalah yang mungkin terlihat dari luar.
  • Mesin dan Sistem Penggerak: Meliputi pemeriksaan mesin, transmisi, sistem pendingin, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pembuangan, dan sistem penggerak (track, roda, dan steering). Tujuan dari inspeksi ini adalah untuk memastikan semua sistem berfungsi dengan baik dan tidak ada masalah yang mengganggu kinerja alat berat.
  • Sistem Hidraulik: Meliputi pemeriksaan selang hidraulik, pompa hidraulik, katup hidraulik, dan reservoir. Sistem hidraulik penting untuk mengoperasikan berbagai fungsi alat berat, dan inspeksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebocoran atau masalah lainnya yang dapat mengurangi efisiensi atau menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
  • Sistem Listrik: Meliputi pemeriksaan kelistrikan, termasuk kabel, konektor, baterai, generator, alternator, dan sistem pengisian. Inspeksi ini penting untuk memastikan sistem listrik berfungsi dengan baik dan mencegah potensi masalah keamanan seperti korsleting.
  • Rangka dan Struktur: Meliputi pemeriksaan rangka utama dan struktur lainnya untuk mendeteksi retak, keausan, atau deformasi. Integritas struktural adalah hal yang kritis untuk memastikan keselamatan saat menggunakan alat berat.
  • Sistem Rem: Meliputi pemeriksaan rem utama dan rem darurat. Sistem rem harus berfungsi dengan baik untuk memastikan kendali dan keamanan saat menggunakan alat berat.
  • Perlindungan Keselamatan: Meliputi pemeriksaan sistem perlindungan operator, termasuk kaca pengaman, sabuk pengaman, dan pintu keselamatan. Juga termasuk dalam inspeksi ini adalah pemeriksaan tanda peringatan dan label keselamatan.
  • Sistem Pelumasan: Meliputi pemeriksaan sistem pelumasan untuk memastikan semua bagian bergerak yang membutuhkan pelumasan mendapatkan jumlah pelumas yang tepat.
Inspeksi alat berat harus dilakukan secara teratur dan oleh personel yang terlatih. Hasil inspeksi harus didokumentasikan dengan baik untuk referensi di masa mendatang dan untuk memastikan perbaikan yang diperlukan dapat dilakukan tepat waktu. Inspeksi yang cermat dan teliti akan membantu menjaga alat berat dalam kondisi prima dan memastikan operasionalitas yang aman dan efisien.

Melakukan inspeksi pada alat berat sudah merupakan hal wajib sebagai langkah awal preventive maintenance. Dengan menginspeksi alat berat secara rutin, kondisi alat berat dapat dipantau lebih baik dan keselamatan pekerja/operator alat berat juga lebih terjamin melalui P2H. Kegagalan kerja alat berat, baik itu excavator, dump truck, forklift, crane, loader, dan lainnya dapat merugikan perusahaan, mulai dari produktivitas yang menurun, biaya yang bertambah untuk perbaikan atau penggantian alat berat baru, sampai bahaya karena kecelakaan kerja pada pekerja. Dari sisi finansial sampai sumber daya sangat merugikan, bukan? Oleh karena itu, inspeksi sangat krusial bagi perusahaan pengguna alat berat, baik itu perusahaan tambang, konstruksi, ataupun plantation. Inspeksi harian, bulanan, tahunan, atau pada periode yang telah ditentukan harus dijalankan dengan baik sehingga dapat memberikan efek positif yang maksimal juga bagi perusahaan.
Setelah melakukan inspeksi, setiap hasilnya harus direkap ke dalam laporan inspeksi yang dilaporkan ke atasan dan dikumpulkan ke perusahaan. Nah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar laporan inspeksi alat berat dapat lebih optimal, yaitu:
  1. Totalitas Selalu mengecek keseluruhan bagian alat berat tanpa ada yang terlewat, mulai dari kondisi fisik, kondisi mesin, sampai kondisi cairan (bahan bakar, oli, dll) pada alat berat. Semakin teliti akan semakin baik karena dapat mendeteksi kerusakan sekecil apapun pada alat berat dan mencegah kerusakan tersebut menjadi semakin besar yang dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja atau kerusakan total.
  2. Detail Hasil dari pengecekan alat berat langsung dimasukkan ke dalam laporan inspeksi secara detail. Jika inspeksi sudah totalitas, tetapi laporan yang dibuat sangat minimalis maka tidak akan memberi fungsi maksimal. Abnormalitas alat berat sekecil apapun itu tetap harus dimasukkan ke dalam laporan agar dapat segera ditindaklanjuti.
  3. Patuh Prosedur Setiap alat memiliki prosedur masing-masing, baik dari perusahaan maupun manufaktur. Prosedur ini ditujukan agar segala kegiatan yang berhubungan dengan alat berat bersangkutan dapat berjalan dengan optimal tanpa membawa dampak negatif bagi alat. Patuhi prosedur yang ada, minimal manual alat berat dari manufaktur alat.
  4. Re-check Selalu kembalikan alat berat pada kondisi sebelum dilakukan inspeksi, misalnya cek apakah penutup oli hidraulik telah terpasang kembali dengan baik. Inspeksi memang penting, namun jika ada keteledoran setelah melaksanakan inspeksi tetap berpotensi menimbulkan bahaya bagi alat berat maupun bagi operator. Bahkan satu skrup saja sangat penting untuk dikencangkan kembali setelah inspeksi! 

Pertama-tama yang kita inspeksi secara visual yaitu bagian exterior peralatan/alat berat secara umum seperti inspeksi bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan, ada tidaknya karat pada bagian permukaan, kelengkapan & kondisi kaca-kaca spion, lampu-lampu, ada tidak alat pemadam api (APAR), Kotak P3K, casis (chassis) dan bawah (undercarriage) track/wheels. Jika hal diatas terlah dilakukan maka inspeksi dapat diteruskan ke bagian-bagian berikut (visual):  

Kokpit (cockpit) Driver/Operator Cabin. Inspeksi area dalam cabin termasuk alat control & switches, kursi, seat belt, klakson, first aid kit, dan lain-lain. Apakah ada bagian-bagian yang rusak, penyok atau karat, dan sejenisnya. 

Mesin/Radiator/Alternator. Memeriksa saat sebelum mesin dihidupkan: kondisi oli mesin / warna & kekentalan oli, tercampurnya oli dengan air atau kontaminasi dengan kotoran atau bahan bakar. Kemudian hidupkan mesin dan panaskan: periksa fungsi control panas mesin, alat-alat pengukur, kondisi pengatur udara dan lain-lain. Setelah beberapa menit mesin memanas maka saatnya untuk menyelidiki kondisi mesin lebih jauh. Periksa kebocoran, kondisi radiator, knalpot, warna asap / gas buang dan semua kelengkapan mesin seperti alternator, kompresor pengatur udara, turbo, tingkat kebisingan mesin, dll. Adakah bagian-bagian yang penyok, karat, rusak atau retak. 

Silinder hidrolik/Hose Hidrolik. Saat memeriksa bagian hidrolik: bagian ini harus mulus tanpa cacat sama sekali. Jika ada oli pada permukaannya maka menunjukkan ada cacat pada rod hidrolik atau adanya kebocoran lainnya. Periksa juga kondisi selang (hose) dan fitting. Normalkah suara putaran pompa? Bagaimana kondisi oli hidrolik? Kotor atau bersih. Periksa juga kondisi bantalan (bearings), pins dan bushing. 

Sistem kelistrikan dan Battery (Aki). Periksa kondisi sistem penerangan (lampu-lampu), alarm mundur (reverse alarm), aki, kabel kabel dan peralatan kelistrikan lain. 

Rem/Lock. Periksa fungsi dan kondisi rem kaki, rem parkir, dan lainnya. 

Transmisi. Periksa kebisingan yang timbul dari kopling (clutch) dan lainnya. Adakah suara-suara yang tidak biasanya 

Undercarriage, casis dan Roda Ban/Velg komponennya lainnya. Bagian ini merupakan hal kritis maka periksalah bagian kiri-kanan: frames, adjuster ,sprocket, link bush, shoe, rollers & idlers, kondisi track dari retak, karat, keausan ban, baut roda dan rusak lainnya. 

Blade/Bucket/ Bak Vessel . Kondisi blade harus diperiksa. Pemeriksaan secara umum: pin-pin, bagian tepinya tanpa cacat retak, keausan, kebocoran, kerapat pintu bak vessel, lock otomatis dan lain-lain.

Pengertian Commissioning 
Commissioning (COMM) adalah rangkaian kegiatan pengujian tes kesesuaian standar atau melakukan pengujian tes operasional suatu pekerjaan secara nyata maupun secara simulasi untuk memastikan bahwa pekerjaan/peralatan yang dipergunakan dapat dilaksanakan dan memenuhi semua peraturan yang berlaku SOP yang berlaku (rule), regulasi (regulations), kode (code) dan sesuai standar (standard) yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan pemberi kerja. Pelaksanaan ini dilakukan apabila pelaksana kerja (kontraktor) telah menyelesaikan pekerjaan persiapan dan siap mulai untuk melakukan.
Dalam konteks alat berat atau peralatan industri, commissioning adalah tahap akhir dalam proses persiapan sebelum peralatan atau sistem dapat dioperasikan secara resmi dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem telah dirakit, diinstal, dikonfigurasi, dan diuji dengan benar sesuai dengan spesifikasi dan standar yang berlaku.
Proses commissioning melibatkan serangkaian kegiatan seperti:
  • Pengujian Fisik: Memastikan bahwa semua komponen fisik terpasang dengan benar dan sesuai spesifikasi, termasuk perangkat keras, sensor, kabel, dan peralatan terkait.
  • Pengujian Fungsional: Menguji fungsi dan kinerja masing-masing komponen serta melakukan pengujian integrasi untuk memastikan interaksi antar bagian berjalan dengan baik.
  • Pengujian Operasional: Mengoperasikan peralatan atau sistem dengan menggunakan skenario nyata atau simulasi untuk memverifikasi kinerja dan keandalan dalam situasi yang sesungguhnya.
  • Pengujian Keamanan: Memastikan bahwa semua aspek keamanan telah diuji dan berfungsi dengan baik, termasuk sistem perlindungan operator dan sistem keselamatan lainnya.
  • Pengujian Kesesuaian Standar: Memastikan bahwa peralatan atau sistem memenuhi standar keselamatan, lingkungan, dan kinerja yang berlaku.
  • Pelatihan: Melakukan pelatihan kepada operator atau personel terkait untuk memastikan mereka memahami penggunaan dan operasi peralatan dengan benar.
  • Verifikasi Dokumentasi: Memastikan bahwa semua dokumen teknis dan manual pengguna sudah disiapkan dan diperbaharui sesuai dengan hasil commissioning.
Setelah commissioning selesai, hasil pengujian dan verifikasi harus direkam dan didokumentasikan secara lengkap. Hasil ini digunakan sebagai bukti bahwa peralatan atau sistem telah siap untuk dioperasikan dengan aman dan efisien.
Proses commissioning yang cermat dan teliti sangat penting untuk mencegah potensi masalah atau kegagalan saat peralatan beroperasi dalam situasi yang sesungguhnya. Dengan melakukan commissioning dengan baik, perusahaan atau organisasi dapat memastikan bahwa investasi mereka dalam peralatan atau sistem memberikan hasil yang diharapkan dan dapat berkontribusi pada produktivitas dan keselamatan dalam lingkungan kerja.

EPC Company (Engineering, Procurement, Construction).
Tujuan utama dari commissioning adalah untuk mempengaruhi serah terima  unit / peralatan secara aman dan tertib dari konstruktor ke pemilik, dan menjamin keamanan pengoperasianya dalam hal proses kinerja , keamanan keselamatan, dan kelayakan informasi. Selain itu, ketika dilaksanakan dengan cara yang terencana dan efektif, commissioning biasanya merupakan faktor penting untuk pemenuhan persyaratan jadwal, biaya, keselamatan, dan kualitas proyek
Pemeriksaan merupakan bagian dari testing dan komisioning, dengan cara melihat langsung terhadap material/peralatan/barang maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang, secara kasat mata dan tanpa melalui alat/peralatan bantu. Ada dua jenis pemeriksaan yaitu: pemeriksaan sifat tampak (Visual check) dan pemeriksaan pengoperasian (konstruksi). 
Tujuan utama dari commissioning adalah untuk mempengaruhi serah terima unit atau peralatan secara aman dan tertib dari konstruktor atau pihak yang bertanggung jawab atas pemasangan dan pengujian awal, ke pemilik atau operator akhir. Proses commissioning dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan atau sistem telah diinstal dan diuji dengan benar, serta memenuhi persyaratan teknis dan keselamatan sebelum digunakan secara operasional.
Beberapa tujuan utama dari commissioning adalah:
  • Keamanan Pengoperasian: Memastikan bahwa peralatan atau sistem beroperasi sesuai dengan standar keamanan yang berlaku. Semua sistem keselamatan dan proteksi operator harus berfungsi dengan baik dan telah diuji untuk menghindari risiko cedera atau kecelakaan saat operasional.
  • Kinerja yang Optimal: Memastikan bahwa peralatan atau sistem berfungsi sesuai dengan kinerja yang diharapkan dan sesuai dengan spesifikasi teknis. Pengujian fungsional dan integrasi membantu menilai apakah peralatan berjalan dengan baik dan efisien.
  • Kelayakan Informasi: Memastikan bahwa semua informasi teknis dan manual pengguna terkait peralatan telah disiapkan dan diberikan kepada operator atau personel yang terlibat dalam pengoperasian. Informasi ini membantu dalam penggunaan yang benar dan pemeliharaan rutin untuk menjaga kinerja peralatan.
  • Identifikasi Masalah dan Perbaikan Awal: Proses commissioning dapat mengidentifikasi masalah potensial atau kekurangan dalam pemasangan dan pengujian awal sehingga dapat segera diperbaiki sebelum peralatan beroperasi dalam lingkungan yang lebih kritis.
  • Pelatihan Operator: Memberikan pelatihan kepada operator atau personel terkait untuk memahami penggunaan dan operasi peralatan dengan benar. Operator yang terlatih dapat mengoperasikan peralatan dengan aman dan efisien.
  • Compliance dengan Standar dan Peraturan: Memastikan bahwa peralatan atau sistem memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, termasuk standar keselamatan, lingkungan, dan kinerja.
Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, proses commissioning membantu memastikan bahwa peralatan atau sistem siap untuk digunakan dengan aman, efisien, dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini menjadi langkah penting dalam siklus hidup peralatan atau sistem industri dan membantu memastikan keberhasilan dan keandalan operasional dalam jangka panjang
 
 

 
 
 
Tes dan inspeksi konstruksi Tahapan pertama dalam commissioning test adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan uji teknis  konstruksi peralatan kerja (equipment) untuk pelaksanaan pekerjaan .Hal ini bertujuan untuk memastikan peralatan telah sesuai dengan rancangan dan siap untuk digunakan.
 
Form Inspeksi/Commisioning dan pemeriksan harian (P2H) Alat Berat bisa didownload disini atau klik gambar
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   

 
 
  

 
 

 
 

ASISTEN TEKNIK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


ASISTEN TEKNIK DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


Sebagai asisten teknik di perkebunan kelapa sawit, Anda akan berperan dalam mendukung pekerjaan dan aktivitas teknis terkait dengan infrastruktur, workshop, transportasi, sistem informasi geografis (GIS), jalan dan parit, serta pemeliharaan pabrik kelapa sawit. Berikut adalah tugas-tugas umum dari masing-masing peran:
  • Asisten Teknik Infrastruktur:Membantu dalam perencanaan, perancangan, dan pembangunan infrastruktur di perkebunan, seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, dan lainnya.
Melakukan pengukuran lapangan dan membuat sketsa atau gambar teknis.
Memastikan infrastruktur dibangun sesuai dengan spesifikasi dan standar yang berlaku.
  • Asisten Workshop:Mendukung kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan dan mesin di workshop.
Membantu dalam melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin untuk menjaga peralatan dalam kondisi baik.
Melakukan perbaikan sederhana dan perawatan dasar pada peralatan dan mesin.
  • Asisten Traksi/Transport:Mendukung kegiatan transportasi dan traksi, termasuk pengangkutan hasil panen dan bahan kebun.
Memastikan kendaraan dan alat traksi beroperasi dengan baik dan aman.
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan pada kendaraan dan alat traksi.
  • Asisten GIS:Mengumpulkan dan memproses data spasial dari perkebunan menggunakan sistem informasi geografis (GIS).
Mendukung pemetaan dan analisis data untuk perencanaan dan pengelolaan perkebunan.
Membantu dalam pemeliharaan dan pengelolaan basis data GIS.
  • Asisten Jalan dan Parit:Melakukan pemeliharaan dan perbaikan pada jalan dan parit di perkebunan.
Membantu dalam pembersihan dan pengaturan aliran air untuk irigasi dan pengelolaan air di kebun.
Memastikan jalan dan parit dalam kondisi baik untuk mendukung aktivitas kebun.
  • Asisten Maintenance Pabrik Kelapa Sawit:Mendukung kegiatan pemeliharaan dan perbaikan pada pabrik kelapa sawit.
Membantu dalam memastikan mesin-mesin dan peralatan pabrik beroperasi dengan efisien.
Melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin untuk mencegah kerusakan dan kegagalan peralatan.

Sebagai asisten teknik, Anda akan bekerja di bawah pengawasan teknisi atau insinyur yang lebih berpengalaman. Tugas-tugas ini dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan kompleksitas perkebunan serta peran spesifik yang Anda jalani. Kemampuan untuk bekerja dengan tim, keterampilan teknis, dan keahlian dalam mengoperasikan alat dan peralatan akan menjadi kunci kesuksesan dalam peran ini.

Disiplin ilmu teknik sipil khususnya banyak dipergunakan dalam pembangunan khususnya sektor perkebunan kelapa sawit dan sektor usaha lainnya.
1. Design perencanaan struktur jalan dan tebal perkerasan, disini dikembangkan dasar  rekayasa jalan, mekanika tanah, hydroligi, ekonomi rekayasa, RAB, perhitungan produksi alat berat dan lain-lain.
2. Design perencanaan infrastruktur perkebunan kelapa sawit, kebutuhan bangunan perumahan, pabrik dan sarana jembatan , gorong², pintu air, Titi panen yang menunjang aktifitas produksi TBS dikembangkan dasar ilmu kontruksi beton, kontruksi baja, hydolika/mekanika fluida, mekanika tanah, ekonomi rekayasa, landscaping, survey dan pemetaan dll.
3.Design pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dikembangkan dasar teknik alat berat, PTMAB /pemindahan teknis mekanisasi alat berat, survey pemetaan, produksi alat berat dll.
4. Design perencanaan tata ruang wilayah pemetaan secara geographis, pengelolaan sistem tata air, pengelolaan lingkungan landscaping tata letak bangunan infrastruktur perkebunan, pendataan luas area tanam, pemetaan progress rencana kerja agronomi  dengan cakupan ilmu pemetaan, penggunaan software pemetaan GIS, hardware Total Station, Waterpass, theodolite, GPS dll.
Dari uraian diatas beragam ilmu teknik sipil memiliki cakupan luas untuk memenuhi standar keilmuan dalam proses pembangunan dan pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit.
5. Manajemen Fleet/Transport/Traksi yakni manajemen pengelolaan operasional dan pemeliharaan sarana  unit-unit  transportasi dan alat berat untuk pembangunan atau pemeliharaan prasarana perkebunan kelapa sawit guna menunjang ketersediaan unit jangka waktu tertentu untuk melayani kebutuhan produksi perkebunan kelapa sawit.
6. Perencanaan pemeliharaan dan pengoperasian mekanisasi peralatan produksi baik di lingkungan pabrik maupun lokasi perkebunan guna menunjang kegiatan produksi.
7. Perencanaan budget anggaran biaya produksi dan biaya pemeliharaan sesuai kebutuhan kegiatan produksi.
Mekanisasi alat dan rehabilitasi/revitalisasi peralatan produksi dan prasarana infrastruktur sipil  lingkup perkebunan kelapa sawit.
Kegiatan ini berupa
1. Pemeliharaan peralatan produksi pabrik kelapa sawit.
2. Pemeliharaan bangunan infrastruktur kelapa sawit seperti jalan, jembatan, gorong², Titi panen dll sebagai sarana penunjang perkebunan kelapa sawit.
3. Pemeliharaan bengkel peralatan produksi seperti alat berat, unit transport dump Truck, tractor, mesin-mesin pembangkit dll sebagai sarana kegiatan produksi.
3. Pendataan dan pemetsan geographis dalam bentuk  administrasi dan deskripsi pemetaan rencana kerja atau kegiatan produksi sesuai kebutuhan.

Mekanisasi alat dan rehabilitasi/revitalisasi peralatan produksi dan prasarana infrastruktur sipil merupakan langkah penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam sektor perkebunan kelapa sawit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang dua aspek ini:Mekanisasi Alat: Mekanisasi alat dalam perkebunan kelapa sawit mencakup penggunaan mesin dan alat mekanis untuk membantu dalam berbagai aktivitas pertanian dan pabrik kelapa sawit. Beberapa contoh mekanisasi alat dalam perkebunan kelapa sawit meliputi:
  • Alat tanam: Penggunaan mesin tanam untuk mempercepat proses penanaman bibit kelapa sawit.
  • Alat panen: Penggunaan alat panen seperti pemanen kelapa sawit untuk mempercepat dan mengoptimalkan hasil panen.
  • Alat transportasi: Penggunaan traktor atau kendaraan lainnya untuk mempermudah pengangkutan hasil panen atau bahan-bahan lain di kebun.
  • Peralatan pabrik: Pemanfaatan teknologi dan mesin modern dalam proses pengolahan kelapa sawit di pabrik untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Mekanisasi alat memungkinkan perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Dengan penggunaan alat yang tepat, pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, sehingga meningkatkan output dan efisiensi produksi.
  • Rehabilitasi/Revitalisasi Peralatan Produksi dan Prasarana Infrastruktur Sipil: Rehabilitasi atau revitalisasi peralatan produksi dan prasarana infrastruktur sipil dilakukan untuk memperbaharui dan meningkatkan kondisi peralatan dan fasilitas yang sudah ada. Beberapa contoh rehabilitasi dan revitalisasi yang mungkin dilakukan di perkebunan kelapa sawit meliputi:Pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin pabrik untuk menjaga kinerja yang optimal dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Pemeliharaan dan perbaikan jalan-jalan akses dan jalan di kebun untuk memastikan kondisi yang baik dan aman untuk transportasi.
  • Pemeliharaan dan perbaikan sistem irigasi dan drainase untuk mengoptimalkan penggunaan air dan mencegah genangan atau erosi tanah.
  • Pembaruan teknologi dan perangkat lunak di sistem informasi manajemen perkebunan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan pemantauan kebun.
Rehabilitasi/revitalisasi bertujuan untuk meningkatkan masa pakai dan kinerja peralatan serta infrastruktur sipil, sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas hasil di perkebunan kelapa sawit.
Kedua aspek ini, mekanisasi alat dan rehabilitasi/revitalisasi peralatan produksi dan infrastruktur, merupakan bagian penting dari upaya perkebunan kelapa sawit untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan meningkatkan kinerja operasionalnya agar tetap kompetitif dan berkelanjutan.

semoga bermanfaat



PENGELOLAAN DAPUR UMUM PROYEK

Pengelolaan Dapur Umum dalam Proyek adalah kegiatan untuk memastikan bahwa kebutuhan makanan dan minuman seluruh pekerja proyek terpenuhi d...