Wednesday 24 May 2017

BAJA RINGAN


BAJA RINGAN


Baja ringan saat ini sudah menjadi bahan alternatif rangka atap yang paling digandrungi saat ini. Selain awet, anti rayap juga tahan karat. Menjadikan bahan ini sebagai primadona baru menggantikan bahan kayu untuk atap. Namun berbagai nilai tambah tersebut baja ringan ternyata tak diimbangi dengan edukasi yang benar. Masyarakat terlanjur terjebak pada pandangan bahwa semua produk baja ringan memiliki kualitas yang sempurna. Tak peduli kualitas kekuatan dan spesifikasi yang berbeda antar produsen. Bahkan, sistem pemasangan diabaikan, termasuk aplikator dilapangan.
Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, akan tetapi kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional.  Ada bebarapa macam baja ringan yang dikelompokan berdasarkan nilai tegangan tariknya ( tensile strength ). Kemampuan tegangan tarik ini umumnya didasarkan pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut. Karena tingkat kualitas dan kuat tarik tinggi, baja ringan lebih tipis dan ringan dibandingkan baja konvensional. Baja G550 bisa diartikan sebagai baja yang mempunyai kuat tarik 550 Mpa (Mega Pascal).  Dipasaran material ini mempunyai ketebalan berkisar antara 0,20 – 2,00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi, sebarapa besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ketebalan yang lebih kecil dibanding dengan baja konvensional dengan tujuan untuk mengurangi beban struktur bangunan. Kuda-kuda baja ringan mempunyai ketebalan antara 0,45 – 1,00 mm. Berbeda dengan kolom yang akan menopang beban yang lebih besar, ketebalannya kisaran antara 1,00 -2,00 mm (profil C)
Seiring dengan perkembangan zaman, struktur sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas disegala aspek. Salah satu aspek yang mendapat banyak perhatian adalah aspek material yang digunakan oleh para pengguna suatu struktur bangunan. Banyak rekayasa yang telah digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan aspek ini. Melihat kebutuhan material tersebut, baja menjadi material yang banyak dipilih karena keekonomisannya dan kekuatan yang mampu disediakannya. Baja merupakan salah satu material bangunan yang banyak digunakan selain beton dan kayu.
Baja sebagai salah satu dari material bangunan memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan material lain. Oleh karena itu, seringkali dalam penggunaannya, material baja digabungkan dengan material lain untuk menutup kelemahan masing-masing material. Melihat kekurangan dari ketiga material tersebut, untuk rangka atap akhir akhir ini digunakan struktur rangka atap baja ringan.
Baja ringan merupakan material yang dibentuk dalam kondisi dingin (cold-formed steel) dengan ketebalan berkisar antara 0,4 mm hingga 3,0 mm. Karena ketebalan yang tipis, maka baja ringan yang dipakai untuk keperluan struktural harus dibuat dari baja mutu tinggi, sehingga mempunyai ketahanan yang cukup untuk menerima beban struktur.Berbeda dengan baja konvensional, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Baja ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel).Rangka Atap Baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm – 1mm (Theodolite).Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung lebih rapat (Equipment Kitchen). Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek. Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4m. Sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1,2m. 

Kenapa harus dipakai rangka baja ringan ???



Kelebihan :
  • Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih   rendah (jadi lebih irit strukturnya)
  • Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
  • Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja…?.)
  • Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
  • Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah karena panas dan dingin (itu kata aplikatornya lho).
Kekurangannya :
  • Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
  • Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)
  • Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil.
  • Mutu dan Kualitas dari struktur atap baja ringan kurang terjamin.
Standar pemasangan baja ringan memang sangat penting. Material ini menjadi kokoh karena sistem kesatuan bukan material yang berdiri sendiri. Pemahaman ini yang sering dilupakan oleh pemilik rumah. Atas harga murah, mereka cenderug membeli batangan baja ringan bukan sistem terpasang. Akibatnya, tidak ada pengawasan bahan, aplikator hingga pemasangan dilokasi proyek. Berikut hal-hal yang penting untuk diketahui mengenai baja ringan:
1. SISTEM KESATUAN
Atap baja ringan itu sistem kesatuan, bukan hanya berbicara tentang satu batang. Kunci kekuatan pada integrasi tiap batang yang terkoneksi dengan sambungan secara utuh. Saat terjadi kesalahan kecil pada batang atau sambungan akan berimbas keseluruh atap. Satu bagian tertarik maka bisa rubuh semua. Tentu perhitungan dengan bantuan komputer dan software canggih jadi panduan utama, bukan sekedar berdasarkan pengalaman atau reka-reka.

2. JENIS PROFIL

Ada 3 jenis baja ringan yang dapat ditemui dipasaran indonesia. Profil head section (U terbalik denga kaki), profil C, dan profil Z. tiap profil mempunyai kelebiahan tersendiri dengan dengan sambungan yang berbeda pula. Profil head section misalnya, memiliki kestabilan yang lebih baik karena mempunyai dua kaki sebagai penumpu. Sambunganya berada pada dua sisi kaki. Untuk profil C cukup efisien secara bentuk dan aplikasinya. Harga yang ditawarkan pun lebih terjangkau.

3. LAPISAN ANTI KARAT

Salah satu komponen penting dalam baja ringan adalah lapisan anti karat (coating). Jenis pelapis yang digunakan berbeda-beda tiap merek. Ada yang berupa galvanis (zinc), galvanum, zincalume (kombinasi zinc, alumunium, dan silikon) dan ZAM ( zinc, alumunium, dan magnesium). Perbedaan campuran mempengaruhi ketahanan akan zat lain seperti garam, larutan asam, dan larutan basa. Setiap jenis juga punya ketebalan tersendiri. Umumnya ketebalan yang dipakai 100-150gr/m2 atau sering ditulis dengan kode AZ100 (menyesuaikan kadar ketebalan). Namun untuk baja ringan yang dijual lepasan/ketengan angka AZ umumnya tak lebih dari 100. Semakin tipis lapisan, semakin mudah lapisan antikarat rusak. Baja ringan pun mudah terkena korosi.

4. KEKUATAN

Pada dasarnya baja ringan merupakan lembaran baja dengan ketebalan berkisar 0,65-1 mm. Kekuatan yang dipersyaratkan adalah 550Mpa atau 550kg/m2. Dalam kemasan umumnya tertulis Hi tensile G550. Namun Anda perlu berhati-hati dengan kode yang tertera tersebut. Tak semua produk dengan kode G550 punya kekuatan yang sesuai. butuh uji lab untuk memastikan. Agar tak tertipu, gunakan produk baja ringan yang berkompeten dan terpercaya.

5. PENGGUNAAN SOFTWARE KOMPUTER

Untuk menghasilkan sistem kesatuan antar baja ringan yang utuh dan kokoh, butuh sistem perhitungan yang presisi. Perhitungan tak boleh berdasarkan perkiraan atau pengalaman. Perhitungan pembebanan harus berdasrkan komputerisasi yang minim kesalahan, yaitu menggunakan software khusus. Tiap produsen baja ringan telah mempunyai software sendiri untuk menghasilkan desain rangka yang paling efektif dan aman. Mulai dari bentuk rangka, ukuran sambungan hingga jumlah sambungan. Tentu disesuaikan dengan profil dan jenis rangka masing-masing. Agar perhitungan bisa tepat dan nihil kesalahan, dibutuhkan data-data kondisi rumah yang lengkap dan sesuai dengan kondisi riil.

6. SURVEY LOKASI

Proses survey sebelum pengaplikasian atap baja ringan bukan sekedar formalitas. Data yang didapat dari peninjauan kondisi rumah, berfungsi sebagai materi perhitungan software. Salah data bisa fatal akibatnya, biaya membengkak dan keselamatan jiwa terancam. Agar perhitungan semakin akurat, produsen akan membutuhkan banyak info. Mulai dari desain rumah secara keseluruhan, bentuk atap, layout ruangan,struktur bangunan, jarak tritisan hingga jenis penutup atap yang digunakan. Tak hanya itu, aksesoris tambahan seperti penempatan waterheater, solar panel, antena hingga lampu gantung juga diperlukan. Termasuk rencana pengembangan rumah dikemudian hari.

7. BEBAN TAMBAHAN

Jangan sepelekan beban tambahan saat ingin memasang baja ringan. Penambahan beban diluar perhitungan bisa berakibat fatal. Atap bisa runtuh atau gagal struktur. Konsistensi dengan data rencana awal juga penting. Misal pada perhitungan awal Anda hanya ingin memasang pemanas air dengan bobot 100 kg, namun kemudian hari berubah menjadi 200kg. Perubahan data akan mempengaruhi desain dan perhitungan  rangka atap. Imbasnya biaya yang dikeluarkan semakin besar. Konsultasikan telebih dahulu dengan teknisi bersertifikasi jika ada penambahan beban di luar rencana.

8. SAMBUNGAN

Sebuah sistem yang terintegrasi, sambungan antar rangka tak kalah penting. Umumnya sambungan menggunakan skrup dengan jumlah bervariasi sesuai dengan perhitungan. Namum umumya jumlah sambungan berjumlah 2 buah atau lebih. Selain sambungan antar baja, perhatikan pula sambungan antar baja dengan ringbalk. Untuk menjaga kestabilan, sambungan ke struktur rumah ini manggunakan dynabold. Sambungan harus menyambung dengan konstruksi beton, bukan bata atau kayu.

9. PANDUAN MEMASANG

Setelah proses perhitungan dan olah data oleh sotware baja ringan selesai maka akan muncul gambar kerja sebagai panduan untuk memasang ranga baja ringan. Gambar kerja ini berisi gambar penempatan sistem rangka, jenis dan panjang rangka hingga jumlah baut. Dari data tersebut baru teknisi bisa melakukan pemotongan, penyambungan hingga instalasi. di atap. Banyak detail data membuat gambar kerja hanya dapt diterjemahkan oleh teknisi bersertifikasi, bukan tukang. Pelaksana lapangan hanya memasang saat ada supervisi dari teknisi.

10. APLIKATOR VERSUS TUKANG

Meskipun pemasangan sambungan baja ringan cukup sederhana, namun percayakan pemasangan pada teknisi bersertifikasi. Kesalahan pemasangan bisa membuat baja robek dan melukai lapisan coating pelindung karat. Untuk memasang baja ringan juga tak menyoal pengalaman saja, namun kemampuan menterjemahkan gambar juga penting. Teknisi yang bersertifikasi tak melakukan improvisasi sal-asalan. Namun didasarkan pada perhitungan kalkulasi software. Pengukutan, pemotongan dan penyambungan semua berdasarkan gambar kerja.

11. BENTUK KUDA-KUDA

Jangan terpaku pada bentuk kuda-kuda konvensional, sekedar simetris. Bentuk kuda-kuda baja ringan mempunyai banyak variasi sesuai dengan hasil perhitungan software. Jangan heran jika bantuk rangka ada yang miring ke satu sisi. Bentuk kuda-kuda dengan sudut tak simetris umumnya mengakomodasi perbedaan pembebanan dalam satu atap misal pemasangan waterheater. Karena pembebanan berlebih pada satu bidang atap, maka ranga di sisi tersebut manjadi lebih rapat . Beban yang disalurkan lebih banyak. Selain beban berlebih, posisi layout ruangan dan ringbalk juga mempengaruhi. bentuk kuda-kuda menyesuaikan posisi sebagai tumpuan penyalur beban.

12. JARAK DAN BENTANGAN KUDA-KUDA

Salah satu keterbatasan baja ringan adalah jarak kuda-kuda yang rapat. Jarak idealnya 120 cm atau bisa bervariasi sesuai dengan perhitungan software, mulai dari 60cm -135cm. Jenis rangka ini jarang diekspos karena bentuk sistemnya yang rumit. Dari segi bentangan kosong (tanpa penyangga) rata-rata baja ringan mampu mancapai 8m -12m. Namun untuk bentangan 10m-12m cukup beresiko dan butuh penambahan ring balk. Penambahan balok baru akan mempengaruhi desain rangka atap keseluruhan.

13. JENIS PENUTUP ATAP

Pemilihan penutup atap untuk rangka baja ringan tak sekedar keindahan dan fingsi, tapi juga efisien  dan biaya. Semakin kecil ukuran genteng, semakin banyak reng yang harus dipasang. Imbasnya biaya bisa membengkak. Misal untuk genteng metal jarak rengnya 450cm dan genteng keramik 20cm, maka jumlah reng genteng keramik lebih banyak. Hal ini juga berlaku dengan bobot penutup atap. Semakin berat material semakin kuat ranga yang harrus menyangga. Hargapun ikut naik.

14. HARGA DAN BIAYA

Harga yang ditawarkan tiap produsen berbeda-beda sesuai dengan kualitas material dan perhutungan softwware yang mereka keluarkan. Dalam satu produsen juga tak ada harga tetap. Semua harga dan biaya dihitung berdasarkan perhitungan luas, ketinggian, kemiringan atap, dan jenis penutup yang dipakai. Umumnya harga sistem baja ringan berkisar Rp.130.000-Rp.300.000an termasuk pemasangan dan garansi. Anda juga dapat menyampaikan info mengenai dana yang Anda miliki sebagai panduan bagi produsen. Jadi produsen menyediakan berbagai alternatif desain atap yang efisien sesuai dengan dana yang Anda miliki.
15. GARANSI
Sebagai jaminan, sebagai produsen baja ringan memberikan garansi ketahanan atap. Waktu garansi berbeda-beda satu dengan yang lain. Umumnya diatas 10 tahun hingga 20 tahun. tapi ingat, garansi jadi tidak berlaku jika ada perubahan rangka atap tanpa pemberitahuan ke produsen dan teknisi terkait. Perubahan berupa penggantian penutup atap, penambahan aksesoris atau renovasi atap akan membuat perhitungan awal berubah. Imbasnya ketentuan desain awal yang digaransikan ikut berubah.
Demikian infonya......
Iklan Promosi .....sekalian


Untuk project bisa hubungi kami di :










FACTOR LOOSE (Loose Measure) MATERIAL TANAH LATERITE

FACTOR LOOSE
Swelling Factor 
MATERIAL TANAH LATERITE
Pekerjaaan Timbunan Jalan / Pengerasan Jalan




Factor Loose atau swelling factor yang dimaksud adalah perbandingan nilai penyusutan material aplikasi pelaksanaan timbunan material terhadap ketebalan timbunan laterite pada badan jalan yang ditimbun sebelum dan sesudah  dilakukan pemadatan (Compact), hal ini bergantung pada :
1.        Komposisi ukuran gradasi butiran material timbunan/laterite termasuk kategori TANAH BERBATU dengan nilai swell factor 50-60%


2.     Nilai uji CBR Laboratorium , dan perbandingan nilai perbandingan CBR lapangan terhadap sifat fisik material tanah.
3.        Prosentase nilai perlakuan pemadatan.

4.       Indeks plastisitas material.

 Keadaan tanah :
1.      Tanah asli / bank (BCM)
-          Tanah dalam kondisi aslinya (belum terusik atau belum tekena campur tangan manusia maupun yang lainnya)
-          Ukurannya dinyatakan dalam bank measure (BM) atau Bank cubic meter
2.      Tanah lepas / loose (LCM)
-          Tanah setelah digusur / digali / diangkut dan sebagainya (telah terkena campur tangan manusia baik dengan alat manual maupun alat mekanis
-          Ukurannya dinyatakan dalam loose measure (LM) atau loose cubic meter
-          Volume tanah lepas lebih besar dari volume tanah asli karena mengembang (swell)
3.      Tanah padat / pampat / compacted
-          Keadaan tanah setelah usaha pemadatan

Sifat fisik material tanah  (Earthmoving) meliputi :

Keadaan Asli (Bank Condition)
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.

Keadaan Gembur (Loose Condition)
Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang). Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara butiran­butiran tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM + % swell x BCM dimana faktor "swell" ini tergantung dan jenis tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dan BCM.

Keadaan Padat (Compact)
Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal ini tergantung dari usaha pamadatan yang dilakukan. Ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM). Sebagai gambaran berikut ini disajikan Tabel mengenai faktor kembang tanah:

JENIS MATERIAL
KONDISI AWAL
PERUBAHAN KONDISI BERIKUTNYA
KONDISI ASLI
KONDISI GEMBUR
KONDISI PADAT
SAND TANAH BERPASIR
(A)
(B)
(C)
1.00
0.90
1.05
1.11
1.00
1.17
0.99
0.80
1.00
SAND CLAY/TANAH BIASA
(A)
(B)
(C)
1.00
0.80
1.11
1.25
1.00
1.39
0.90
0.72
1.00
CLAY/TANAH LIAT
(A)
(B)
(C)
1.00
0.70
1.11
1.25
1.00
1.59
0.90
0.63
1.00
GRAVELLY SOIL/TANAH BERKERIKIL
(A)
(B)
(C)
1.00
0.85
0.93
1.18
1.00
1.09
1.08
0.91
1.00
GRAVELLS/KERIKIL
(A)
(B)
(C)
1.00
0.88
0.97
1.13
1.00
1.10
1.03
0.91
1.00
KERIKIL BESAR DAN PADAT
(A)
(B)
(C)
1.00
0.70
0.77
1.42
1.00
1.10
1.29
0.91
1.00
PEMECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAD LUNAS, SIRTU
(A)
(B)
(C)
1.00
0.61
0.82
1.65
1.00
1.35
1.22
0.74
1.00
PECAHAN GRANIT, BASALT, CADAS KERAS, DAN LAINNYA
(A)
(B)
(C)
1.00
0.59
0.76
1.70
1.00
1.30
1.31
0.77
1.00
PECAHAN CADAS, BROKEN ROCK
(A)
(B)
(C)
1.00
0.57
0.71
1.75
1.00
1.24
1.40
0.80
1.00
LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS
(A)
(B)
(C)
1.00
0.56
0.77
1.80
1.00
1.38
1.30
0.72
1.00




Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)Secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut dengan swell (dinyatakan dalam %)
dimana : Sw = swell (%)
             B   = berat tanah dalam kondisi bank
             L   = berat tanah dalam kondisi loose

Berkurangnya volume tanah dari bank menjadi compacted disebut dengan shrinkage / susut (dinyatakan dalam %).

dimana : Sh = % shrinkage (susut)
             C   = berat tanah dalam kondisi compacted

Contoh : Misal berat tanah asli 100 lbs/cu.ft
-          Berat tanah lepas 80 lbs/cu.ft
-          Berat tanah setelah dipadatkan 120 lbs/cu.ft
Maka
Keadaan tanah juga dapat dinyatakan dalam load factor dan shrinkage factor.


Pada dasarnya pekerjaan pemindahan tanah adalah sama yaitu memindahkan tanah/material dari suatu tempat ke tempat lainnya, akan tetapi proses pekerjaan dalam melaksanakannya berbeda-beda, hal ini dimungkinkan adanya faktor-faktor sebagai berikut :
1.      Sifat - sifat fisik tanah / material
2.      Jarak angkut / pemindahan
3.      Tujuan akhir pekerjan
4.      Tuntutan kwalitas.
5.      Skala proyek (Besar / kecilnya proyek)

selanjutnya dilakukan kegiatan pembuangan tanah / material (Dumping) dari alat angkut yang bisa  diteruskan sesuai dengan lokasi tujuan untuk pekerjaan Construction .Dumpingnya di teruskan dengan spreadinq grading dan compacting, dimana alat yang digunakan adalah untuk spreading (meratakan dari dumping menggunakan Bulldozer, kemudian grading/perataan yang lebih halus menggunakan Motor Grader dan selanjutnya pemadatan (compacting) dengan menggunakan compactor.


Perhitungan Faktor Loose Material Aplikasi
Vol (m³)
Tebal (m’)
Lebar (m’)
Factor Loose ( Loose Measure)
CR
4,8
0,15
4
8,00
6
33,3%
MR
4,8
0,15
5
6,40
5
28,0%
A
B
C
D
Factor Loose (Loose Measure)
CR
4,8
6
4
0,20
0,15
33,3%
MR
4,8
5
5
0,19
0,15
28,0%
 Rumus
 D =  A / (B x C)
 C = A/ (Bx D)
 A = B x C x D

 Panjang Jalan ( m')
Kebutuhan Material ( Rit)
Loose 30%
 CR
1000
m'
      250,0
Ritase
untuk ketebalan compact 15 cm
 MR
300
m'
        60,0
Ritase
untuk ketebalan compact 15 cm


Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...