Saturday 21 October 2023

Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

 

Standard Pengoperasian  Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

1. P2H (Pengecekan &  Pemeliharaan Harian)

2. Standar Keselamatan

3. Standar teknik pengoperasian unit

4. Administrasi/ Laporan

5. Instruksi/ Perintah kerja Work Order

6. Keadaan darurat

7. Parkir Unit

8. Mobilisasi Unit

9. Bahaya dan Resiko Muatan

10. Standar pemeliharaan rutin unit

 

Lingkup alat berat

1.       Dump Truck

2.       Fuel Truck/ Water Tank Truck

3.       Truck Crane

4.       Mobile Crane

5.       Crawler Crane

6.       Excavator

7.       Bulldozer

8.       Motor Grader

9.       Vibro Compactor

10.   Wheel Loader

11.   Forklift

 

Berikut adalah rangkuman singkat dari standar pengoperasian unit alat berat yang mencakup berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengoperasian harian:

·         P2H (Pengecekan & Pemeliharaan Harian): Melakukan pemeriksaan harian dan pemeliharaan terhadap unit alat berat untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik sebelum digunakan.

·         Standar Keselamatan: Mematuhi protokol keselamatan yang ditetapkan, termasuk penggunaan peralatan pelindung diri (APD), membawa KIMPER, mengikuti prosedur darurat, dan memastikan keamanan pekerja dan lingkungan sekitar.

·         Standar Teknik Pengoperasian Unit: Mengikuti prosedur operasional yang ditetapkan secara tepat, termasuk penggunaan peralatan dan pengaturan yang benar, dan pemahaman terhadap fungsi dan kontrol unit.

·         Administrasi/Laporan: Melakukan pencatatan data dan pelaporan terkait aktivitas pengoperasian unit, termasuk catatan jam kerja, laporan pemeliharaan, dan laporan inspeksi.

·         Instruksi/Perintah Kerja (Work Order): Mengikuti instruksi kerja yang ditetapkan untuk tugas spesifik, termasuk tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

·         Keadaan Darurat: Mengetahui prosedur penanganan darurat dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat atau keadaan yang berisiko.

·         Parkir Unit: Memastikan unit diparkir dengan aman dan sesuai dengan aturan yang berlaku, termasuk penggunaan rem tangan dan menyesuaikan posisi unit agar tidak mengganggu lalu lintas atau operasi lainnya.

·         Mobilisasi Unit: Memastikan bahwa proses perpindahan atau mobilisasi unit dilakukan dengan aman, termasuk pemeriksaan sebelum perjalanan dan penerapan prosedur pengangkutan yang aman.

·         Bahaya dan Risiko Muatan: Mengetahui dan memahami risiko terkait dengan muatan yang diangkut, termasuk berat, kestabilan, kondisi jalan dan tata cara penanganan untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan.

·         Standar Pemeliharaan Rutin Unit: Melakukan pemeliharaan rutin terhadap unit alat berat, termasuk pemeriksaan berkala, pergantian suku cadang, dan perawatan umum untuk memastikan kinerja optimal dan umur panjang unit.

 

 

P2H ( Pemeriksaan & Pemeliharan Harian)

Form Checklist Unit (P2H) yang wajib disikan oleh operator/ driver  sebelum mengoperasikan unit/kendaraan

Pemeriksaan meliputi.

1. Pemeriksaan  bagian engine  air radiator/air wiper, pengecekan oli engine , check oil power steering, minyak rem,v-belt radiator. Water separator.

2. Pemeriksaan chasis body pengaman radiator. Spring bagian depan/belakang,. Vessel dump/ tutup vessel.

3. Pemeriksaan bagaian electrical  pemeriksaan aki/ battery, kabel aki, lampu-lampu rotary, klakson, lampu sign, Panel-panel Indikator tekanan angi/ Fuel/HM/ Temperature Engine/RPM/Battery dll

4. Pemeriksaan Cabin , pemeriksaan perlengkapan alat keselamatan safety belt , APAR, kotak P3K, Spion

5. Pemeriksaan Ban.  Pemeriksaan tekanan angin  ban depan / belakang, pemeriksaan baut roda.

 

Standar Keselamatan Pengoperasian unit

SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan harus diikuti dengan ketat untuk memastikan keselamatan dalam pengoperasian uni untuk diikuti dengan cermat.

1. Pastikan bahwa start engine dilakukan ketika semua panel kontrol dalam kondisi aman, dan pengoperasian transmisi disesuaikan dengan beban laju kendaraan dan beban muatan kendaraan.

Untuk memastikan pengoperasian awal yang aman, gunakan gigi transmisi rendah (posisi 1) pada saat pertama kali menjalankan unit dan diikuti oleh gigi transmisi rendah untuk kondisi berikutnya.

Ketika menanjak, pastikan untuk menggunakan gigi transmisi rendah, terlepas dari apakah muatan ada atau tidak. Pastikan bahwa RPM tetap di bawah 2000 RPM untuk mengoptimalkan keamanan dan performa kendaraan. Ketika kendaraan berjalan menurun, pastikan untuk menggunakan gigi transmisi rendah dan mempertahankan RPM di bawah 2000 RPM. Gunakan juga exhaust brake sebagai bantuan tambahan untuk mengendalikan laju kendaraan secara efektif.

Mematuhi standar keselamatan ini sangat penting untuk mencegah risiko kecelakaan dan memastikan pengoperasian unit yang aman dan efisien. Selalu periksa SOP yang berlaku dan pastikan untuk mempraktikkannya secara ketat setiap saat.

2. Pengoperasian unit dump truck saat mundur untuk mengisi muatan adalah tugas yang memerlukan perhatian ekstra terhadap lingkungan sekitar dan prosedur keselamatan. Panduan yang Anda sebutkan menekankan langkah-langkah penting untuk memastikan keamanan selama proses mundur. Berikut adalah ringkasan dari panduan yang disebutkan: Gunakan gigi transmisi mundur untuk memastikan truk bergerak mundur secara lancar dan terkendali. Hidupkan lampu hazard untuk memberi tahu pengguna jalan lain bahwa truk sedang mundur. Ini penting untuk mencegah kemungkinan kecelakaan atau insiden dengan kendaraan lain di sekitar area kerja. Klakson tiga kali untuk memberi tahu pekerja atau pengguna jalan lain bahwa truk akan mundur. Ini penting untuk memperingatkan orang-orang di sekitar area kerja dan mengurangi risiko kecelakaan. Mundur perlahan dengan memperhatikan panduan dari spion, terutama dengan memperhatikan arah posisi alat muat dan lampu kabin excavator. Ini akan membantu Anda mengatur arah dan posisi truk dengan aman dan efisien selama proses pengisian muatan.

3. Dumping muatan  di area terbuka dengan dipandu alat berat excavator sama dengan pengoperasian unit pada saat mengisi muatan  ( loading muatan), terkecuali di area bebas terbuka pastikan unit mundur sampai pada bagian batas bund wall pengaman dan pastikan unit berada di posisi lahan yang rata.

4. Pengoperasian unit dump truck saat melakukan hauling panjang merupakan tugas yang memerlukan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku. Berikut adalah ringkasan dari panduan yang Anda sebutkan: Patuhi aturan kecepatan: Pastikan untuk mengoperasikan unit dump truck dengan kecepatan yang sesuai dengan peraturan lalu lintas yang berlaku. Ini penting untuk mencegah kecelakaan dan memastikan keselamatan di jalan.Gunakan kecepatan rata-rata yang sesuai: Ketika beroperasi di jalan tambang, patuhi kecepatan rata-rata sekitar 40 km/jam. Di area smelter atau pabrik, patuhi kecepatan maksimum 20 km/jam. Mengikuti batasan kecepatan ini akan membantu dalam menjaga keselamatan dan efisiensi selama operasi. Hindari mendahului di tikungan: Dilarang mendahului kendaraan lain saat berada di tikungan. Hal ini penting untuk mengurangi risiko tabrakan atau insiden di jalan yang dapat terjadi karena kurangnya pandangan di tikungan.Berhenti di lokasi persimpangan: Ketika mendekati persimpangan, berhenti sejenak sampai Anda yakin bahwa jalan didepan aman untuk dilalui. Ini adalah tindakan pencegahan yang penting untuk mencegah kemungkinan kecelakaan atau insiden di persimpangan.

5. Parkir unit dengan benar saat mengalami kerusakan atau breakdown sangat penting untuk menjaga keamanan di area kerja dan mencegah kemungkinan insiden atau kecelakaan. Berikut adalah langkah-langkah yang harus diikuti saat memarkir unit yang mengalami masalah: Pastikan unit diparkir dengan aman: Pastikan unit yang mengalami kerusakan diparkir di tempat yang tidak mengganggu jalur operasi unit lainnya. Ini akan membantu mencegah kemacetan atau gangguan lain dalam operasi di area tersebut. Hidupkan lampu hazard: Aktifkan lampu hazard untuk memberi tahu pengguna jalan lainnya bahwa ada kendaraan yang mengalami masalah di tempat itu. Tindakan ini akan membantu mengurangi risiko tabrakan atau insiden di sekitar area parkir.Pastikan rem tangan dalam posisi ON: Pastikan tuas rem tangan dalam posisi ON untuk memastikan bahwa unit tetap stabil dan tidak bergerak secara tiba-tiba selama parkir. Pasang safety cone atau segitiga pengaman: Pasang tanda pengaman seperti safety cone atau segitiga pengaman di sekitar unit untuk memberi tahu pengguna jalan lainnya tentang adanya kendaraan yang berhenti di tempat tersebut. Langkah ini akan membantu mencegah kemungkinan kecelakaan atau tabrakan dengan unit yang berhenti. Gunakan ganjal ban jika diperlukan.

Administrasi / Laporan

Administrasi laporan checklist unit (P2H) dan catatan jam kerja (HM) merupakan praktik penting dalam pengelolaan unit alat berat. Ini membantu dalam pemeliharaan yang efektif dan pemantauan kinerja unit selama operasi. Berikut adalah beberapa poin penting yang harus dicatat dalam administrasi laporan ini:

Laporan P2H (Pengecekan & Pemeliharaan Harian): P2H harus mencakup pemeriksaan harian terhadap unit, termasuk pemeriksaan fisik, sistem kelistrikan, sistem hidrolik, sistem rem, dan komponen penting lainnya. Setiap temuan perlu dicatat dan tindakan perbaikan yang diambil juga harus dicatat dengan jelas. Catatan Jam Kerja (HM): Catatan jam kerja mencakup waktu mulai dan selesai kerja, termasuk jeda istirahat. Hal ini membantu dalam memantau pemakaian waktu dan penggunaan unit secara efisien, serta memungkinkan perencanaan perawatan rutin berdasarkan jam operasional yang telah digunakan. Lokasi dan Jenis Kegiatan: Catatan tentang lokasi di mana unit digunakan dan jenis kegiatan atau material muatan yang ditangani juga perlu dicatat. Hal ini membantu dalam memahami kondisi operasional unit di berbagai lingkungan kerja dan jenis tugas yang dijalankan. Sesuai banko/Form yang diberikan.

Tindak lanjut terhadap laporan kerusakan unit merupakan langkah penting dalam menjaga kinerja optimal unit dan mencegah gangguan operasi unit yang menyebabkan kecelakaan. Pelaporankerusakan unit atau temuan hasil P2H dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk segera diambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pelaporan Setelah Perbaikan: Setelah unit diperbaiki, operator atau pengemudi harus melaporkan kepada pengawas lapangan bahwa perbaikan telah selesai dan unit siap untuk digunakan kembali dan  pengawas lapangan dapat memastikan bahwa unit beroperasi dengan aman dan efisien setelah perbaikan.

Keadaan Darurat

Keadaan darurat dalam pengoperasian unit dapat melibatkan berbagai situasi yang memerlukan tindakan cepat dan tepat guna menjaga keselamatan pekerja dan keberlangsungan operasi. Beberapa contoh keadaan darurat yang mungkin terjadi selama pengoperasian unit adalah: Kondisi Unit Tergelincir, Terbalik, atau Amblas: Jika unit tergelincir, terbalik, atau amblas, tindakan pertama yang harus diambil adalah memastikan keselamatan semua orang di sekitar area. Kemudian, lakukan tindakan pemulihan yang diperlukan, seperti menggunakan peralatan tambahan atau bantuan untuk mengangkat atau mengevakuasi unit dengan aman.Kondisi Jalan Licin atau Berdebu: Jika jalan menjadi licin atau berdebu, pengemudi harus menyesuaikan kecepatan dan jarak pengereman sesuai kondisi jalan. Selain itu, memasang rantai atau ban khusus jika diperlukan dapat membantu meningkatkan traksi dan pengendalian unit.Kegagalan Sistem Elektrikal Unit: Jika terjadi kegagalan sistem elektrikal, operator harus segera menghentikan unit dan memeriksa akar penyebab masalah. Pengecekan dan pemulihan sistem sesuai dengan petunjuk manual pabrikan atau dengan bantuan teknisi terlatih dapat membantu memulihkan kinerja unit dengan aman.Kondisi Darurat Medis: Jika terjadi keadaan darurat medis pada operator atau pekerja lainnya, segera berikan pertolongan pertama dan minta bantuan medis segera. Mengamankan area dan memberikan bantuan pertolongan pertama yang tepat sebelum bantuan medis tiba sangat penting dalam situasi ini.Kondisi Cuaca Ekstrem: Dalam kondisi cuaca ekstrem seperti badai, hujan lebat, atau salju, perlu dilakukan tindakan pencegahan seperti menghentikan operasi dan mengamankan area kerja. Pastikan untuk mengikuti pedoman keselamatan cuaca ekstrem yang ditetapkan untuk memastikan keselamatan semua pekerja di area tersebut.

 

Friday 11 August 2023

perbaikan daya dukung tanah

Stabilisasi tanah adalah proses memperbaiki sifat tanah dengan menambahkan suatu bahan ke dalam tanah tersebut.
Secara garis besarnya Stabilisasi Tanah dapat dibedakan atas dua macam, yakni : (1) Stabilisasi tanah melalui teknik perbaikan tanah (soil improvement); (2) Stabilisasi tanah melalui teknik perkuatan tanah (soil reinforcement). Teknik perbaikan tanah adalah merupakan tindakan stabilisasi tanah dengan memperbaiki karakteristik tanah yang asli, hingga memenuhi syarat teknis yang dibutuhkan oleh konstruksi, seperti peningkatan daya dukung dan kuat geser tanah, penurunan kompresibilitas tanah, peningkatan atau penurunan permeabilitas tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan teknik perkuatan tanah adalah bentukbentuk rekayasa yang dilakukan agar terjadi aksi komposit antara tanah dengan material sisipan, sehingga dihasilkan berbagai jenis kapasitas pada tanah sesuai yang dikehendaki (kepentingan konstruksi). Contoh teknik perkuatan tanah antara lain ; perkuatan tebing atau perkuatan tanah dasar dengan material sisipan dari metal strip atau geosyntetic, pembuatan lapis separator dalam tanah dengan menggunakan material sisipan dari geomembrane, dan lain sebagainya. 
Stabilisasi tanah adalah proses teknik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya dukung tanah dengan mengubah atau memodifikasi sifat-sifat fisik, kimia, dan mekaniknya. Tujuannya adalah untuk membuat tanah lebih kuat, tahan terhadap beban, dan memiliki sifat yang lebih sesuai untuk tujuan teknik tertentu, seperti pembangunan jalan, landasan bangunan, atau proyek konstruksi lainnya.
Proses stabilisasi tanah melibatkan penambahan bahan tertentu ke dalam tanah asli. Bahan yang ditambahkan ini bisa berupa bahan kimia, bahan organik, atau bahan mineral. Tujuan dari penambahan bahan ini adalah untuk mengubah karakteristik tanah asli sehingga mencapai sifat yang diinginkan.

Bahan yang sering digunakan dalam proses stabilisasi tanah antara lain:

Cementasi: Penambahan semen ke dalam tanah untuk meningkatkan kekuatan dan daya dukungnya. Proses ini umumnya dikenal sebagai stabilisasi tanah dengan semen.


Lime Treatment: Penambahan kapur (lime) ke dalam tanah untuk mengurangi kadar air, meningkatkan stabilitas, dan mengontrol sifat-sifat tanah yang reaktif secara kimia.


Fly Ash atau Abu Terbang: Bahan sisa dari pembakaran batu bara di pembangkit listrik. Penambahan fly ash ke dalam tanah dapat meningkatkan daya dukung dan mengurangi pergerakan air di dalamnya.


Aspal: Penambahan aspal cair atau padatan ke dalam tanah untuk membuat campuran yang tahan air dan tahan terhadap beban lalu lintas.


Bahan Polimer: Bahan polimer dapat digunakan untuk meningkatkan sifat tanah seperti kekuatan, kepadatan, dan daya dukung.


Geotekstil: Penggunaan bahan geotekstil sebagai pemisah atau pengikat lapisan tanah untuk mengontrol pergerakan partikel tanah.


Bahan Pengikat Hidraulik: Bahan seperti gypsum dan sisa-sisa industri dapat digunakan untuk mengikat partikel tanah bersama-sama.

Metode stabilisasi tanah dapat disesuaikan berdasarkan jenis tanah, tujuan proyek, dan sifat-sifat yang ingin dicapai. Pemilihan bahan dan metode yang tepat penting untuk memastikan hasil stabilisasi yang efektif dan tahan lama
Rumus daya dukung tanah adalah metode yang digunakan untuk menghitung berapa beban maksimal yang dapat ditahan oleh tanah pada suatu lokasi tertentu tanpa menyebabkan kegagalan atau penurunan yang berlebihan. Terdapat beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung daya dukung tanah, dan pilihan rumus tergantung pada jenis tanah dan kondisi geoteknik di lokasi tersebut.
Salah satu rumus yang umum digunakan adalah rumus Terzaghi untuk daya dukung tanah kohesif (tanah lempung dan tanah liat). Rumus ini dinyatakan sebagai:

=++0.5

Di mana:

  • adalah daya dukung ulir (ultimate bearing capacity).
  • adalah kuat geser tanah kohesif.
  • ,, adalah faktor bearing capacity.
  • adalah tekanan efektif pada dasar pondasi.
  • adalah berat jenis tanah.
  • adalah lebar pondasi.
Rumus tersebut digunakan khusus untuk tanah kohesif, dan terdapat rumus lain untuk tanah tak kohesif (seperti pasir). Beberapa rumus yang digunakan dalam praktek diantaranya adalah rumus Meyerhof, rumus Vesic, dan rumus Hansen.
Penting untuk diingat bahwa perhitungan daya dukung tanah adalah proses yang kompleks dan harus dilakukan oleh ahli geoteknik yang berpengalaman. Perhitungan ini melibatkan faktor-faktor seperti sifat-sifat tanah, kedalaman pondasi, beban yang diterapkan, kondisi air tanah, dan faktor keamanan.
Jika Anda memiliki proyek konstruksi yang memerlukan perhitungan daya dukung tanah, disarankan untuk bekerja sama dengan ahli geoteknik atau insinyur sipil yang memiliki pengetahuan mendalam tentang kondisi lokasi dan mampu melakukan perhitungan yang akurat.
Perbaikan daya dukung tanah diperlukan ketika tanah di bawah suatu struktur tidak mampu menahan beban yang diberikan, yang dapat mengakibatkan penurunan berlebihan atau bahkan kegagalan struktur. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki daya dukung tanah, tergantung pada jenis tanah, kondisi lokasi, dan jenis struktur yang akan dibangun. Berikut beberapa metode umum untuk perbaikan daya dukung tanah:
  • Penggantian Tanah: Metode ini melibatkan mengganti tanah yang lemah atau tidak stabil dengan tanah yang lebih kuat. Ini dapat dilakukan dengan menggali tanah lemah dan menggantinya dengan tanah yang lebih kuat, seperti batu pasir atau kerikil.
  • Pemadatan Tanah: Pemadatan tanah dilakukan dengan mengompres tanah menggunakan alat berat atau teknik pemadatan lainnya. Hal ini dapat meningkatkan kepadatan dan daya dukung tanah.
  • Penggunaan Geotekstil: Geotekstil adalah bahan khusus yang ditempatkan di bawah atau di dalam tanah untuk meningkatkan stabilitas. Mereka dapat membantu dalam distribusi beban secara merata dan mengurangi deformasi tanah.
  • Injeksi Bahan Kimia: Metode ini melibatkan injeksi bahan kimia ke dalam tanah untuk meningkatkan kepadatan dan daya dukungnya. Bahan kimia seperti semen, polimer, atau bahan pengikat lainnya dapat digunakan.
  • Perkuatan dengan Tiang Pancang: Tiang pancang dapat ditanamkan ke dalam tanah untuk mencapai lapisan yang lebih kuat di bawah tanah lemah. Tiang pancang ini dapat mendukung beban struktur di atasnya.
  • Pengeringan Tanah: Jika tanah memiliki kadar air yang tinggi, pengeringan tanah dengan bantuan drainase atau pompa dapat meningkatkan daya dukungnya.
  • Dinding Penahan: Jika tanah di lokasi memiliki kelemahan lateral, membangun dinding penahan seperti dinding penahan gravitasi atau dinding penahan berlapis dapat membantu memperkuat tanah.
  • Perbaikan dengan Geosintetik: Geosintetik seperti geogrids atau geotextiles dapat digunakan untuk meningkatkan daya dukung dan stabilitas tanah, terutama pada permukaan lereng.
  • Drainase: Drainase yang baik dapat membantu mengurangi tekanan air di dalam tanah, yang dapat meningkatkan daya dukung tanah.
  • Pengendalian Air Tanah: Jika air tanah adalah faktor yang menyebabkan penurunan daya dukung, pengendalian air tanah melalui sistem drainase atau pompa dapat membantu mengatasi masalah ini.
Penting untuk mengidentifikasi penyebab lemahnya daya dukung tanah sebelum memilih metode perbaikan yang tepat. Konsultasikan dengan ahli geoteknik atau insinyur sipil untuk menilai kondisi tanah dan menentukan metode perbaikan yang paling sesuai untuk proyek Anda.

Ada beberapa jenis konstruksi perbaikan daya dukung tanah yang dapat digunakan tergantung pada kondisi tanah, karakteristik proyek, dan faktor-faktor lainnya. Berikut adalah beberapa jenis konstruksi perbaikan daya dukung tanah yang umum digunakan:
  • Injeksi Semen atau Bahan Pengikat: Metode ini melibatkan penyuntikan campuran semen atau bahan pengikat lainnya ke dalam tanah lemah. Proses ini membentuk matriks yang lebih padat dan meningkatkan daya dukung tanah. Teknik ini umumnya digunakan untuk tanah kohesif seperti tanah liat.
  • Pemadatan Tanah dengan Pasir atau Batu: Metode ini melibatkan pemadatan tanah lemah dengan menambahkan lapisan pasir atau batu di atasnya. Pemadatan ini membantu meningkatkan kepadatan dan daya dukung tanah.
  • Pembuatan Tiang Pancang: Dalam metode ini, tiang pancang ditanamkan ke dalam tanah lemah untuk mencapai lapisan tanah yang lebih kuat di bawahnya. Tiang pancang ini dapat mendistribusikan beban struktur secara lebih efektif.
  • Stabilisasi dengan Campuran: Menggunakan campuran bahan seperti semen, pasir, dan bahan pengikat lainnya untuk membentuk lapisan yang lebih kuat di atas tanah lemah.
  • Penggunaan Geosintetik: Geosintetik seperti geogrids atau geotextiles dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas tanah. Mereka dapat ditempatkan di bawah atau di atas tanah lemah untuk memperbaiki daya dukung.
  • Pembuatan Dinding Penahan: Jika tanah memiliki kelemahan lateral, pembuatan dinding penahan seperti dinding penahan gravitasi atau dinding penahan berlapis dapat membantu memperkuat tanah.
  • Laterisasi: Menggunakan laterit atau material tanah liat merah lainnya untuk membentuk lapisan kuat di atas tanah lemah.
  • Pengendalian Air Tanah: Metode ini melibatkan pengendalian air tanah dengan sistem drainase atau pompa untuk mengurangi tekanan air di dalam tanah yang dapat mempengaruhi daya dukung.
  • Penggunaan Tiang Penyangga: Tiang penyangga atau micropiles adalah tiang pancang kecil yang digunakan untuk mendukung beban struktural pada tanah yang lemah.
  • Penggunaan Grout: Grout adalah campuran bahan pengikat yang dapat disuntikkan ke dalam tanah untuk meningkatkan kepadatan dan daya dukungnya.
Pemilihan jenis konstruksi perbaikan daya dukung tanah haruslah didasarkan pada analisis geoteknik yang menyeluruh dan dengan bimbingan dari ahli geoteknik atau insinyur sipil yang berpengalaman. Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan proyek


Standard Pengoperasian Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat)

  Standard Pengoperasian   Unit Alat Berat (Alat Angkut , Alat Angkat dan Alat Muat) 1. P2H (Pengecekan &   Pemeliharaan Harian) 2. ...